61. Rasa bersalah

1.5K 80 6
                                        


Sebenarnya tadi Zeka bisa saja datang bersamaan bersama Hanna ke acara ulang tahun Jalasenastri, tapi karena ada pekerjaan dan beberapa rapat yang harus ia hadiri membuat dirinya tidak bisa datang menemani istrinya. Apalagi pekerjaan yang harus ia selesaikan cukup banyak membuatnya sangat sibuk sehingga tidak ada waktu luang untuk mendatangi acara tersebut, tapi mendapatkan chat dari Hanna yang bertanya apakah dirinya sibuk, ia terpaksa berbohong kalau pekerjaan nya sedikit, karena pasti Hanna memerlukan bantuan dirinya walaupun Hanna tidak mengatakannya

Apalagi di tambah Hanna tidak membalas chat selanjutnya malah membacanya saja, semakin yakin Zeka tau kalau Hanna benar benar butuh bantuan dan tidak ingin mengganggunya setelah tau kalau dirinya ada pekerjaan walaupun sudah ia bilang pekerjaannya banyak sedikit

Karena khawatir mengingat kalau tadi pagi Hanna tidak enak badan, Zeka sebisa mungkin untuk meninggal kan pekerjaannya yang padat untuk menemui Hanna, dan setibanya sampai Zeka melihat Hanna yang baru saja keluar dari aula dengan wajah yang sangat pucat membuatnya mempercepat langkahnya tapi terlambat ia harus berlari ketika Hanna benar benar sudah jatuh tergeletak tak sadarkan diri

Dirumah sakit pun Zeka kelimpungan sendiri sangking khawatir nya dengan apa yang terjadi pada Hanna

Zeka tidak sendirian ia di temani oleh Henri juniornya yang membawa Zeka dan Hanna ke rumah sakit, serta ada Bu Diana, Sela dan Akram yang baru saja menyusul. Acara tetap berlanjut, Bu Diana pun mengutus orang kepercayaan nya untuk menggantikan dirinya berpidato

"Wali nya ada?"

"Saya suaminya" seketika Zeka dengan cepat menghampiri dokter tersebut

"Bapak tau kalau Bu Hanna hamil?"

Semua orang yang ada di sana termasuk Zeka cukup terkejut dengan pertanyaan dokter tersebut, tidak ada gejala apapun tiba tiba hamil? pasalnya Hanna tidak menunjukkan gejala seperti mual, ataupun yang lainnya, baru hari ini istrinya itu mengeluh kalau dirinya tidak enak badan

Melihat keterkejutan orang orang yang ada di depannya cukup sebagai jawaban sang dokter kalau mereka tidak tau

"Anda ikut saya ya, kita bicarakan kondisi istri bapak"

Sela yang masih memasang wajah shock nya ketika Zeka pergi mengikuti dokter, langsung mencengkram lengan suaminya membuat Akram meringis kecil

"Mba Hanna hamil?! astaga mas, mana tadi jatuh dari tangga!" mata sela sudah berkaca kaca ia pun juga sangat khawatir sekarang ini

"Mba Hanna dan bayinya pasti baik baik aja sel, tapi ini sakit banget lho gara gara kuku kamu" tunjuk Akram ke lengannya yang langsung di lepas oleh sela

"Saya tinggal sebentar ya, saya mau menghubungi suami saya"

"Iya Bu komandan"

Dengan kaki yang tidak mau diam dan perasaan gelisah saat duduk menghadap dokter tersebut, Zeka menunggu dokter tersebut berbicara, padahal Zeka merupakan orang yang sangat tenang di situasi apapun, tapi saat ini seluruh tubuhnya menunjukkan reaksi terancam

"Bu Hanna ini sudah mengandung 3 minggu, cabang bayi nya masih sangat lemah apalagi saya lihat tadi bagian perut sebelah kirinya sedikit lebam"

"Iya dok, sepertinya terbentur anak tangga"

Dokter itupun menampilkan raut wajah meringis yang semakin membuat Zeka tidak tenang

"Itu yang membuat Bu Hanna pendarahan"

"Keadaan istri saya bagaimana dok?" sekarang ini zeka lebih khawatir dengan kondisi istrinya, bukan berarti ia tidak khawatir dengan kondisi bayi nya, tapi kondisi Hanna lebih penting bukan?

KOPASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang