Setelah melepas kerinduan di dalam kamar, Hanna keluar dari dengan rambut yang basah dan sudah berganti baju piyama, perempuan itu berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makanan, sekali kali Hanna terlihat senyum malu malu saat menyiapkan makanan. Ah sentuhan itu terakhir ia rasakan satu tahun tiga bulan yang lalu atau lebih beberapa hari
Di sela sela melepaskan kerinduan itu, Zeka juga meminta maaf tidak bisa mengirim dan membalas pesan. Entah kenapa atasan mereka melarang mereka untuk memegang ponsel, karena agar lebih fokus dengan musuh. Dan Hanna juga tau kenapa para prajurit tidak nakal sedikit untuk membuka ponsel, karena ponsel mereka di kumpul dan tidak bisa di ambil setelah tugas mereka selesai selama 1 tahun lebih ini
Pintu kamar terdengar terbuka dengan Zeka yang muncul sambil mengacak rambutnya yang basah, ia tersenyum saat bertatapan sekilas dengan istrinya yang sedang menata meja makan
"Banyak banget masaknya"
"Iya buat perbaiki gizi kamu" terdengar tawa kecil dari sang suami
"Emang kenapa gizi aku?"
"Kamu keliatan kurus mas" jawab Hanna sembari mengisi piring Zeka dengan nasi
"Pasti di sana juga makan seadanya, terus juga makannya di kejar waktu"
Perut Zeka di penuhi kupu kupu karena perhatian Hanna padanya, dengan senyum tipis Zeka mulai memasukkan satu sendok ke dalam mulutnya, ia memejamkan matanya dengan bibir tersenyum menikmati masakan istrinya
"Enak ga?"
"Banget" Hanna tersenyum puas saat Zeka sangat lahap, setelahnya Hanna baru duduk dan mengambil nasi nya
"Gimana kamu?"
"Apanya?" Hanna mengerutkan dahinya tidak mengerti atas pertanyaan Zeka
"Kamu gak kesepian kan selama ini? Ibu ibu nya baik kan? ga ada terjadi suatu hal yang tidak mengenakkan kan?"
"Engga kok mas. . aku nyaman banget sama Ibu Ibu lainnya. Karena mereka aku gak kesepian" bohong Hanna. Sebisa mungkin Hanna tidak menunjukkan ekspresi sedih di saat hatinya terasa sangat sakit. Ia merasa kesepian, ibu ibu Persit mengucilkan nya, menggunjingnya, bahkan terang terangan mengatai dirinya
"Gak bohong kan?"
Hanna menggenggam tangan suaminya untuk meyakinkan Zeka "Engga mas, aku senenggg banget"
"Syukurlah"
Mata Hanna rasanya memanas, cairan itu memberontak ingin mengalir saat Zeka bertanya seperti itu, apalagi di saat dirinya berbohong menjawab, sebisa mungkin Hanna bisa mengontrol suaranya agar tidak bergetar
Malam ini habis Isya para tentara yang baru saja pulang akan makan makan kecil sebagai syukuran karena mereka kembali tanpa ada yang tertinggal satu orang pun. Acaranya Non Formal di selenggarakan dirumah Danyon, karena non formal Zeka dan Hanna memakai baju bebas dan sopan
"Udah siap?"
"Udah" jawab Hanna kecil tampak tidak bersemangat, punggung tangan Zeka langsung menempel pada kening istrinya
"Kenapa mas?"
"Kamu sakit han? tapi gak panas kok" Hanna dengan lembut menyingkirkan tangan suaminya
"Kata siapa aku sakit?"
"Kamu lemes banget keliatannya, kalau kamu gak enak badan, gapapa kita dirumah aja"
"Jangan dong mas, aku sehat sehat aja kok" Hanna langsung mendahului Zeka keluar dari rumah. Sejujurnya Hanna takut untuk datang, tapi dia hanya tidak ingin nama baik Zeka jadi bahan omongan karena tidak datang, walaupun tidak wajib. Keliatan lebih enak kalau datang, karena Zeka juga termasuk aktif

KAMU SEDANG MEMBACA
KOPASKA
Ficción GeneralBerjuang dalam pertempuran untuk negara, berusaha untuk hidup dan kembali untuk Hanna - Kapten. Zeka Akasarna Perkasa