Malam ini Rhea kecil dan ayahnya memasak makanan kesukaan ibu nya.
Mereka sangat berantusias menyambut kepulangan ibu walaupun entah kapan ibunya akan pulang, yang pasti mereka ingin memberikan kejutan untuk orang yang sangat mereka cintai.Dalam keadaan seperti ini ayah nya tetap berusaha tersenyum untuk Rhea, berusaha tegar dan berpikir positif. Ia tidak ingin kehilangan orang yang paling di cintai nya, kenyataan pahit yang tidak pernah ia bayangkan berusaha di lupakannya.
Cinta nya sangat besar untuk wanita yang mengisi hidupnya selama ini, penyesalan dalam hidupnya bukanlah kenyataan itu, tetapi mengapa Ia tidak bisa mengontrol emosinya hingga membuat istri nya pergi.
Saat semua masakan terhidang di atas meja dengan rapi dengan candle light dinner yang menyala di tambah setangkai bunga merah di atas meja makan menunjukkan kesan yang begitu romantis.
Terdengar suara pintu berderit dari arah luar. Rhea dan ayah saling menatap bahagia dan melempar senyuman.
"Itu pasti ibu!" Ucap Rhea polos bergembira.
"Ayo, kita lihat sayang!" Tambah ayahnya juga antusias.
.
.
."Selamat datang Ibu!" Ucap Rhea dan ayahnya memberi kejutan.
.
.
.
Hening
.
.
.
Yang datang memang ibunya, tetapi ada yang berbeda.Ibu nya tidak sendiri, ada mobil mewah terparkir di halaman rumahnya, ada seseorang juga di sana. Tak tau siapa dia yang jelas seorang pria.
Rhea dan ayahnya diam, mereka saling memandang sambil menunggu respon wanita itu yang tampak sedikit terkejut, seperti ada perasaan bersalah pada wajahnya saat melihat putri nya yang terlihat sangat merindukan nya.
"Sayang, kami merindukan mu!" Ucap Emran, berusaha untuk tersenyum walau sedikit banyak nya ia merasa pesimis.
"Ibu, ayo kita ke meja makan... Rhea dan ayah menyiapkan sesuatu yang sangaaat spesial untuk ibu!" Ajak Rhea menggandeng tangan wanita itu menuju ke dapur.
Emran menatap arah luar tepatnya mobil yang terparkir di halaman rumahnya, namun ia segera menyusul anak dan istrinya itu.
Lucy semakin terkejut, tapi sangat terlihat bukan lah kebahagiaan yang tergambar di wajahnya, tetapi perasaan bersalah pada putrinya.
"Apakah ibu suka? Ayah bilang pasti ibu akan suka!"
"Ini ayam panggang kesukaan ibu, ini kue yang sering ibu buat untuk Rhea dan ayah, Rhea juga menyiapkan semuaaaaa yang ibu suka!" Jelas nya dengan antusias sambil menunjuk nunjuk makanan di atas meja.
"Sayang, putri kita menyiapkan ini semua untuk kamu!" Tambah Emran.
Lucy semakin diam, tampak keraguan di dalam hati nya. Namun Ia sadar akan ada konsekuensi di setiap pilihan manusia. Ia memejamkan mata nya dalam lalu membuka nya kembali.
"Maaf nak, ibu kembali hanya untuk mengambil barang-barang ibu!"
.
Deg...
.
Ada dentuman keras pada kalimat itu yang menghantam tepat di hati Emran dan Rhea."Maksud kamu apa?" Tanya Emran serius.
"Aku hanya mengambil apa yang aku butuhkan!"
"Tidak, kau akan pergi kemana?"
"Sudah lah Emran, kau pasti sudah tau apa yang ku maksud!"
"Lucy, lihat lah perjuangan putrimu. Apa kau tidak akan menghargai nya sama sekali?"
"Dia akan lebih terluka jika aku berpura-pura menghargainya!"
"Berpura-pura? Dia putrimu, aku suami mu. Mengapa kau bisa mengatakan berpura-pura?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl
RomanceRhea adalah seorang gadis malam, usia nya baru menginjak 21 tahun. Usia yang terbilang cukup muda untuk seorang wanita penghibur yang cukup terkenal di kelamnya dunia malam. Suatu hari ia mendapatkan tawaran pekerjaan yang cukup menarik, menjadi pe...