posesif

19.2K 656 9
                                    

Rayyan datang membuka pintu kamar Rhea dengan kasar, mendengar suara bantingan pintu membuat Rhea yang baru saja selesai mandi sangat terkejut. Tubuhnya masih terbalut handuk kimono dan rambut yang masih terbalut handuk karena basah.

"Tuan, ada apa?" Tanya nya terkejut.

"Dari mana saja kau?" Dengan nada marah

"Aku hanya hangout bersama teman-teman ku!"

"Teman-teman mu yang mana ha...?"

"Ya teman-teman ku, sejak kapan kau tertarik dengan teman-teman ku?" Ucap Rhea tak mengerti.

"Aku tak peduli dengan teman-teman bodohmu. Siapa yang mengizinkan mu pergi dari rumahku?"

"Aku tidak pergi tuan, aku sudah meminta izin tuan Anthonie. aku hanya ingin bersenang-senang dengan teman-temanku dan aku sudah kembali sekarang!"

"Apa kau mencoba untuk membantahku?"

"Tuan, aku bukan anak kecil yang harus kau larang-larang. Lagipula aku hanya pelayanmu, ketika kau tidak ada di rumah maka aku juga berhak untuk menyenangkan diriku sendiri."

Mendengar jawaban santai Rhea membuat Rayyan semakin kesal, Ia mendekat dengan wajah penuh keseriusan dan sorot mata yang tajam membuat Rhea refleks berjalan mundur. Sialnya langkah Rhea terhenti karena ia terpentok dinding.

Rayyan mengangkat tangannya seperti ingin memukul, Rhea menjadi takut dan menundukkan wajahnya. Sedetik dua detik tidak ada yang terjadi. Saat Rhea membuka mata ternyata telapak tangan Rayyan menyentuh dinding membuat tubuh Rhea terkunci. gadis itu meneguk Saliva nya sendiri dengan berat, apakah Rayyan semarah itu?

"Bersenang-senang katamu? Lalu apa yang kau lakukan untuk bersenang-senang? Apa kau berkencan dengan pria bersama dengan teman-teman mu?"

"Tuan, kau... Aku hanya bertemu dengan teman-teman ku apa itu masalah besar untukmu?"

"Dengar baik-baik, aku tidak suka kau pergi meninggalkan rumah ini tanpa izinku, apalagi jika kau pergi menemui teman-temanmu para wanita malam itu!"

"Tuan... Apa kau lupa siapa aku, aku juga...."

Rayyan mencium bibirnya, sebelum Rhea menyelesaikan ucapannya Rayyan menghentikannya dengan sebuah kecupan bibir. Rhea menjadi merinding, respon normal yang di alami seseorang, ia langsung diam  dan menggigit bibir bawahnya karena saking gugupnya. Namun hal ini membuat Rayyan semakin gemas melihat nya.

Melihat tingkah Rhea membuat Rayyan tak tahan untuk mencium bibir gadis itu dan memberi lumatan-lumatan kecil di sana, mengapa bibir gadis ini begitu manis dan membuat Rayyan selalu ingin mencobanya seperti sebuah Narkotika yang memabukkan. Hampir sepuluh menit Rayyan melakukan ciuman ala Prancis dan kini ia melepaskan tautan bibirnya.

Ia melihat mata Rhea masih terpejam dan ibu jari tangannya mengusap bibir Rhea yang basah karena ciuman tadi dengan begitu lembut. Rayyan masih melekatkan pandangan nya di wajah teduh gadis itu, entah kenapa rasa tidak rela menderanya ketika membayangkan gadis itu di sentuh oleh pria lain meskipun ia tahu pekerjaan Rhea sebenernya.

Rhea membuka matanya perlahan, dan ia mencoba memberanikan untuk menatap Irish mata Rayyan meskipun degupan jantung nya sudah tidak bisa di kondisikan.

"Jangan pernah mencoba untuk meninggalkan rumah ini dan bertemu pria asing. Jika ada sesuatu yang kau butuhkan maka mintalah, aku akan mengantarmu kemanapun." Ucapnya dengan suara tegas nya dan pergi, meninggalkan Rhea dalam kebingungannya.

Rhea duduk di tepi ranjang nya dan masih tidak habis pikir apa yang sudah terjadi. Rayyan menciumnya dan ia hanya diam saja dan menerima perlakuan Rayyan. Jika itu orang lain tentu Rhea pasti akan marah dan langsung menghajar orang itu, tetapi ini Rayyan, pesona pria dingin itu sangat sulit untuk di tolak.

Sikap Bosnya itu berubah menjadi sangat aneh terutama pada dirinya, Rayyan sudah seperti orang tua yang mengekang anak nya saja. Tetapi perlakuan itu sangat manis, apa maksudnya ia tidak suka Rhea bertemu dengan pria lain. Eh, ngomong-ngomong soal pria lain membuat Rhea mengingat Kenzo, pria yang baru di kenalnya siang tadi.

Wajahnya tampan, postur tubuhnya sama seperti Rayyan tetapi Ia murah senyum tidak seperti Rayyan yang pelit untuk sebuah senyuman. Pria itu berkata ia sangat beruntung bertemu dengan Rhea, gadis itu bisa menjadi penyelamat baginya. Apa maksud dari setiap ucapannya?  Kenzo juga meminta nomor kontak Rhea karena ingin menjadi teman nya. Rhea yang berpikiran positif tentu saja memberinya begitu saja. Lagipula pria itu terlihat memiliki kepribadian yang baik.

Dan benar saja, baru saja Rhea memikirkan soal pria itu. Telepon genggam nya langsung berdering dan terlihat nama panggilan itu adalah Ken, yaitu kenzo.

"Hallo...!"

"Hai, apa kau sudah sampai...?" Ucap suara di seberang sana

"Sudah...!"

"Baguslah, apa kau baik-baik saja?"

"Tentu saja, ada apa?"

"Tidak ada, aku hanya ingin menelpon dan memastikan kau sudah pulang dengan selamat!"

"Oke, terimakasih atas perhatian mu tuan Kenzo!"

"Tidak, jangan.... Jangan panggil aku tuan, panggil saja namaku. Aku tidak ingin menciptakan jarak antara kita!"

"Baiklah, Kenzo....!"

"Bagus, kalau boleh tau apa yang kau lakukan sekarang?"

"Aku hanya duduk...!"

"Rhea, apakah kau bersedia nanti menemui adikku?" Tanya Kenzo

"Ehm... Ya, tentu saja jika di perlukan. Tetapi aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan!"

"Tidak apa, kau hanya perlu mengobrol dengannya saja. Aku rasa ia akan cepat sembuh jika gadis positif seperti mu mengajak nya berbicara!"

"Baiklah, aku akan berusaha membantu adikmu!"
.
"Terimakasih Rhea!"

"Sama-sama!"
.
Panggilan telepon pun di tutup. Kenzo bercerita pada Rhea bahwa ia memiliki seorang adik perempuan berusia 16 tahun yang mengidap penyakit sirosis. Gadis remaja itu tidak ingin lagi menerima pengobatan karena ia sudah lelah dengan kemoterapi dan itu sangat melelahkan. Rhea yang mendengar kisah adiknya dari Kenzo menjadi simpati dan berjanji membujuk adiknya agar mau menjalani pengobatan kembali.

.

Jam menunjukkan pukul 07.00 malam, Rhea segera bergegas turun menuju ruang makan untuk makan malam. Benar saja, tampak Rayyan sudah lebih dahulu duduk di sana. Dengan segera Rhea mendekatinya dan menyiapkan seluruh kebutuhan makannya di mulai dari menyendok kan nasi dan lauk-pauk di piring Rayyan, tak lupa ia menuangkan segelas air putih untuk bos nya itu.

"Duduklah...!" Perintah Rayyan pada Rhea. Ia menyuruh Rhea duduk dan makan malam bersama nya.

"Baik Tuan..." Ia hanya menurut saja karena tidak ingin cari perkara baru dengan Rayyan.

Mereka menikmati makan malam bersama-sama dalam diam karena sejujurnya Rhea menjadi canggung dengan sikap Rayyan yang keras namun lembut, terkadang bisa bersikap manis tetapi terkadang lebih bersikap seperti singa yang mencari mangsa. ah entahlah. Pria itu memang sulit untuk di tebak.
.
Setelah selesai menikmati makan malam, Rhea membawa Rayyan masuk ke dalam kamarnya. Membuka pakaian Rayyan dan menggantinya dengan piyama tidur. Ia sudah biasa melakukan ini sebagai bentuk profesional nya dalam bekerja.

Gadis itu juga membantu Rayyan menaiki tempat tidurnya. Aneh... Tubuh Rayyan tidak seberat biasanya, bukan karena kurus atau kehilangan berat badan. Tetapi seperti agak ringan saja. Entahlah, mungkin perasaan Rhea saja, karena sudah terbiasa menopang beban tubuh Rayyan.

Gadis itu mengambil botol minyak zaitun dan menggulung celana Rayyan sampai lutut kemudian tangannya mulai mengoles minyak itu ke kakinya dan memijit kaki Rayyan dengan lembut.

Rhea disini bukan tampak seperti seorang pelayan, tetapi lebih ke seorang istri yang mengurus suami nya. Rayyan hanya melihat dan menikmati pemandangan di hadapannya. Terlukis senyum simpul di wajahnya melihat gadis itu. Andai saja dia tau ada seseorang yang sedang mengincar Rhea, dan memungkinkan hidup Rhea dalam bahaya.

Hai Readers.... Jangan bosen untuk vote dan Comment ya....

Love u Readers....

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang