Masa Lalu

22.6K 739 2
                                    

Masih dalam keadaan mabuk Rhea terus saja bercerita tentang hidupnya, tentang masalalu nya yang kelam.

Sebenernya masa kecilnya sangat bahagia, hidupnya terbilang sempurna. Walau ia bukan berasal dari keluarga kaya, tetapi ia mendapat kasih sayang yang berlimpah dari kedua orangtuanya.

Sampai suatu saat semua nya berubah, bahkan sampai 180 derajat berbeda. Kebahagiaan itu menjadi kebalikannya.

Dan awal kehancuran pada hidup nya di mulai ketika ia berusia 8 tahun. Bukan, saat ia hampir genap 9 tahun. Tidak ada angin tidak ada hujan kedua orangtuanya bertengkar sangat hebat.

Seharusnya malam itu mereka merayakan ulang tahun Rhea kecil, ayah Rhea berjanji membawa mereka ke sebuah restoran dan memberikan hadiah untuk Rhea, itu lah janji kedua orangtuanya.

Tetapi gagal, Rhea yang sudah berpakaian indah dengan senyum lebar nya berubah menjadi diam mematung di pintu kamarnya.

Tentu saja ia tercekat, jantung nya berdegup kencang. Ia tidak pernah melihat orang tua nya bertengkar kali ini menyaksikan nya sendiri.

Mereka saling melempar kata kotor dan terlihat ayah nya sangat marah, matanya memerah dan emosi nya benar-benar di luar kendali.

Sampai ketika amarahnya benar-benar memuncak secepat kilat tangannya menampar pipi ibunya dengan keras, hingga meninggalkan jejak kemerahan di sana.

Rhea yang menyaksikan adegan kekerasan itu sangat terkejut dan kaget, bagaimana tidak. Ia seakan tak mengenali ayahnya yang lembut dan penyayang.

Ibunya juga sama terkejutnya, ada air mata yang mengalir di setiap sudut matanya, tak kuasa menahan sakit dan marah ibunya langsung pergi begitu saja.

Ayah Rhea yang tersadar dengan tindakan nya itu menyesal, apalagi saat ia menoleh ke arah Rhea. Putri semata wayangnya itu sudah berdiri di sana, entah sejak kapan. Tapi yang pasti ia telah menyaksikan perkelahian orang tua nya, dan itu membuat ayahnya semakin menyesal.

Ia mengusap kasar wajahnya, tak cukup ia mengacak rambutnya sendiri, ia berusaha menghampiri Rhea dan ingin mengucapkan sesuatu. Tetapi tidak bisa, rasanya ia tidak mampu melangkah mendekati putri nya itu.

Hanya diam melihat wajah takut yang tergambar jelas di wajah Rhea, tak kuat menatap putrinya Ia malah pergi masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintu nya dengan kasar.

Rhea masih tetap berdiri di sana, hatinya yang lembut sudah hancur. Inilah awal mula perubahan karakter pada dirinya.

Gadis kecil itu masih terlalu kecil untuk melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat. Ia menangis tetapi tidak berani mengeluarkan suara, rasa takut nya sangat menguasainya saat ini.

Di sepanjang malam ia terjaga, tidak bisa tidur. Ia teringat akan janji ayahnya, ia merindukan pelukan ibunya. Hingga akhirnya ia bisa terlelap di atas kasurnya yang basah akibat air matanya.

Tak terasa mentari sudah terbit menunjukkan kekuasaan nya. Rhea kecil pun terbangun dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, Ia berharap ia sedang bermimpi. Ia berdoa kejadian tadi malam tidak pernah terjadi dan ketika ia membuka pintu kamarnya kedua orangtuanya akan tersenyum sambil mengucap kan selamat hari ulang tahun untuknya.

Tetapi rasa sakit itu terlalu nyata untuk sebuah mimpi dan dia adalah anak kecil yang naif.

"... ..."

Lengang, tidak ada tanda-tanda aktivitas apapun. Rhea mencoba mengendap-endap menyusuri setiap ruangan rumahnya. Tidak ada siapapun, di dapur tempat biasa ibunya melakukan rutinitas pagi juga kosong.

Masih sama, barang barang berserakan hasil pertengkaran tadi malam menjadi bukti bahwa ini adalah nyata. Rhea berkecil hati, rasanya sudah pupus harapannya.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang