"Selamat datang adik sepupu..." Sapa Kenzo sembari menodongkan sebuah pistol dari arah belakang Rayyan dengan senyum penuh kepuasan.
"... ..."
Rayyan tak bergeming, ia murka bukan karena Kenzo mempermainkannya, tetapi Sepupu sekaligus musuhnya itu berani mempertaruhkan Rhea. Gigi geraham bergemeretak dan tangan mengepal menunjukkan betapa marah dirinya.
Sedetik kemudian tanpa Kenzo menyadari Rayyan sudah berbalik arah menepis acungan pistol Kenzo sampai terlempar beberapa meter dari mereka. Rayyan tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menghajar Kenzo dengan membabi buta, namun terhenti setelah mendengar jeritan Rhea.
Pandangan Rayyan beralih dan membuat Kenzo mengambil keuntungan dari kelengahannya. Satu pukulan tepat di area belakang kepala Rayyan, pukulan yang tidak terlalu keras karena Kenzo pun sudah babak belur. Namun bagian belakang kepala manusia adalah salah satu titik lemah yang sangat berbahaya jika mengalami benturan keras.
Hantaman itu membuat Rayyan terjatuh, namun ia masih sadar dan menatap gadisnya yang berteriak kesakitan saat sebuah alat stun gun mengenai tubuhnya. Salah satu anak buah Kenzo menggunakan alat kejut listrik untuk mengancam Rayyan jika berani melawan Kenzo.
"Tangkap dia!" Perintah Kenzo pada anak buahnya dan mereka langsung memegangi tangan Rayyan yang pasrah.
"Kenapa diam? Bukankah kau orang terhebat di kota ini?" Ejek Kenzo.
Rayyan tak memperdulikan ejekannya karena matanya terus tertuju pada Rhea yang mulai berhenti berteriak dengan sisa sisa isak tangisnya. Satu tinju yang cukup keras mengenai pipi Kanan Rayyan karena Kenzo merasa Rayyan mengabaikan nya.
"Kau masih berani mengabaikan ku ha...?" Bentaknya menjambak rambut Rayyan dan mendongakkan nya. "Kau tau betapa senangnya aku karena hari ini adalah hari kematian mu saudaraku. Dan yang membuat aku lebih bahagia adalah aku sendiri yang akan menjadi malaikat mautmu." Ucapnya percaya diri dengan penuh tawa.
"Lepaskan Rhea." Hanya itu kalimat yang Rayyan ucapkan, bahkan ia sama sekali tak khawatir pada nyawanya sendiri.
Entah mengapa itu membuat Kenzo menjadi sangat kesal, bukannya takut mati Rayyan malah memikirkan orang lain. Tetapi suatu ide langsung masuk ke otaknya.
"Sepertinya kau memang tidak takut pada kematian. Baiklah, bagaimana kalau dengan ini?" Kenzo memberi aba-aba pada seorang anak buah yang berada di samping Rhea. Mengerti maksud Kenzo, ia lantas menempelkan stun gun lagi ke lengan Rhea yang spontan membuat gadis itu menjerit.
Sesuai ekspektasi nya, Rayyan langsung bereaksi ingin berlari menyelamatkan Rhea namun cekalan beberapa orang membuat nya tak bisa berbuat apa-apa. Kenzo mengeluarkan tawa jahatnya dan bertepuk tangan kegirangan.
"Inilah pertunjukan yang sangat ingin aku lihat, bagus sekali..." suara tawa Kenzo memenuhi seisi ruangan.
"Apa yang kau mau...?" Suara tegas Rayyan menghentikan tawanya
"Hm... Hanya sesuatu yang sederhana. Mengambil hak ku kembali." Ucapnya.
"Aku tak pernah mengambil apapun darimu!"
"Itu katamu, kenyataannya keberadaan mu membuat ku tersingkir dari keluarga Adam's."
Ucapan Kenzo membuat Rayyan tak habis pikir, sejauh yang Rayyan ingat, ia tak pernah mengganggu atau pun merebut apapun milik Kenzo. Masa kecil mereka pernah tinggal bersama bahkan bermain bersama Anthonie juga. Tetapi semakin tumbuh perbedaan semakin terasa, perlakuan keluarga terlebih kakek nya lebih tertuju pada Rayyan sebagai cucu sah di keluarga itu. Rayyan yang di nilai lebih unggul dan berpotensi menjadi penerus membuatnya semakin mendapat prioritas dan fasilitas melebihi siapapun bahkan di banding Kenzo yang tak pernah di lirik sedikit pun oleh sang kakek.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl
RomanceRhea adalah seorang gadis malam, usia nya baru menginjak 21 tahun. Usia yang terbilang cukup muda untuk seorang wanita penghibur yang cukup terkenal di kelamnya dunia malam. Suatu hari ia mendapatkan tawaran pekerjaan yang cukup menarik, menjadi pe...