Bertemu

26.3K 844 1
                                    

POV Rayyan
.
.

Rayyan Adam's, seorang CEO dan bos mafia terbesar di oxpord, Inggris. Pria yang paling di takuti dan paling berkuasa di sini, memiliki banyak bisnis dan digilai banyak wanita. Ya, itulah aku, kesuksesan ku telah sampai di berbagai penjuru negri.

Banyak lawan yang tidak akan mau bersaing denganku, ketika mendengar nama Adam's maka mereka memilih bekerja sama dan dengan senang hati bergabung dengan ku.

Bahkan ada seorang rival yang dengan rela menyerahkan putrinya, Barney Atkinson menjodohkan ku dengan Cellia Atkinson, putri semata wayangnya. Aku menerima nya saja, karena aku memang membutuhkan nya untuk mengembangkan Bisnisku.

Aku tidak mencintai nya, tetapi aku membutuhkan relasi dan kekuasaan ayahnya. Cellia wanita yang sedikit manja namun tegas, sepertinya ia wanita berpendirian dan juga mandiri.

Wanita yang memang jarang ada seperti dia jika ayahnya miliyarder. Kebanyakan anak yang memiliki orangtua kaya raya akan manja dan ketergantungan. Secara mereka akan terpenuhi segala keinginannya tanpa harus berusaha. Mungkin karena Cellia akan menjadi pewaris kekuasaan ayahnya sehingga menjadikannya pribadi yang tegas dan berwibawa.

Dia juga tidak suka mencampuri urusanku, hanya jika dia ingin di perhatikan maka dia akan meminta ku untuk menemaninya, dan aku jarang menolak keinginannya karena ia jarang meminta.

Hanya sekedar membuang rasa jenuhku akan dunia hitam. Bersama dengannya membuatku merasa sedikit lebih baik, setidaknya aku merasa tidak kesepian.

Dua minggu lalu, seharusnya menjadi hari pernikahan ku dengannya. Entahlah, aku sendiri masih ragu. Tetapi Barney selalu mendesakku untuk segera menikahi putrinya, aku sempat curiga ada yang sedang ia rencanakan.

Tetapi aku harus memastikan nya sendiri, dan tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan.

Pagi itu sebelum pemberkatan, aku berpapasan dengan mobil milik kepercayaan Barney melaju kearah berlawanan dengan tempat pernikahanku dengan putri bosnya itu.

Rasa penasaran membuatku ingin mengikuti nya, bagaimana tidak, Alex adalah pria paling di percaya dan selalu setia disamping Barney kemanapun ia berada. Pada saat ini ia sedang tidak bersama Barney atasannya. Mau pergi kemana dia? Aku pun memutar balik arah dan langsung mengikutinya.

Aku tidak ingat persis peristiwa itu, semua terjadi begitu cepat, aku merasakan seperti berada di alam mimpi, khayalan atau bahkan berada di alam lain, yang jelas aku mendengar suara gaduh di sebuah ruangan yang dingin, sangat dingin.

Seperti suara orang yang aku kenal, ya, itu suara Anthonie. Ia kedengarannya panik, ada apa? Mengapa?

Aku berusaha teriak memanggil nya, tetapi dia sama sekali tidak mendengarkan. Hal itu membuat
Ku menjadi sangat kesal, berani sekali dia mengabaikan ku, pura-pura tidak mendengar ku. Awas saja kau, ku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang setimpal.

Sedetik kemudian aku mendengar suara dentingan mesin elektrodiogram yang cukup keras dan mengganggu pendengaran, suara itu sangat mengganggu, aku tak bisa lagi mendengar suara yang lainnya. Suara berisik Anthonie juga tidak lagi terdengar. Semakin lama tubuhku terasa berat.

Suara mesin pacu jantung itu membuat kepala ku pusing, semakin lama suara itu semakin keras dan membuat ku sempoyongan akibat rasa sakit itu. Dan...
.
.
.
Saat membuka mata, aku melihat Anthonie duduk di sisi ranjang, melihat ku sudah bangun terlihat wajah nya sangat senang dan langsung keluar ruangan ini, mau kemana dia?

Apa? Kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan saat aku ingin bangkit dan mengejarnya, aku bahkan tidak bisa memanggilnya.

Ada apa ini? Ada apa denganku? Aku masih bisa mendengar dan masih bisa mengendalikan otakku. Tetapi kenapa aku tak bisa mengendalikan tubuhku?

Tak lama Anthonie datang bersama seorang dokter dan dua orang perawat, sepertinya aku berada di rumah sakit. Tetapi kenapa bisa?

Dokter itu memeriksa keadaan ku, aku benar-benar seperti patung, tidak mampu bergerak.

"Maaf Tuan Anthonie, sepertinya Tuan Rayyan mengalami kelumpuhan. Tetapi sebaiknya kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui pastinya dan juga agar menemukan cara yang tepat akan pengobatannya!" Jelas dokter singkat.

Apa katanya? Aku lumpuh? Sial, dasar dokter keparat, brengsek, bisa-bisanya dia mengatakan aku lumpuh. Akan ku bunuh dia, emosiku sudah tak terkendali sekarang. Awas kau dokter keparat, tetapi tubuh ku benar-benar tidak bisa di gerakkan.

Rasanya sangat tidak enak, aku seperti mayat hidup. Aku seperti orang mati, aku benci keadaan ku yang seperti ini.

Hari ini aku di bawa ke sebuah ruangan seperti laboratorium, banyak peralatan medis disana, bau khas rumah sakit pun kian menyengat, aku tidak menyukai nya. Beberapa dokter ahli memeriksa ku, mereka melakukan MRI atau CT scan atau apalah itu.

Setelah selesai mereka mengembalikan ku ke ruangan VVIP, di sana telah menunggu Anthonie. Asisten setiaku, selama ini ialah yang banyak membantu ku. Bisa di bilang Anthonie adalah tangan kanan yang sangat ku percaya.

Aku mendengar pembicaraan dokter dengannya, vonis dokter bagaikan petir yang menyambar dadaku, rasanya sesak dan marah. Dia bilang aku mengalami cedera yang cukup parah, membuat trauma pada tulang belakang yang membuat tubuhku menjadi lumpuh.

Meskipun aku bisa sembuh tetapi tidak bisa kembali normal, apa maksudnya? Berani sekali ia mengatakan itu! Aku adalah pria paling berkuasa di negeri ini, aku bisa melakukan apa saja termasuk melenyapkan nya. Kau lihat saja dokter, setelah tubuhku kembali normal, kau adalah orang pertama yang ku cari.
.
.
.
Dua Minggu telah berlalu, Anthonie sudah membawaku kembali ke rumah. Harusnya sejak awal Ia membawaku pulang, aku benci rumah sakit. Aku benci dokter-dokter keparat itu, aku benci perawat-perawat yang mencoba untuk menyentuh ku. Terlebih aku benci diriku yang lemah ini, berani sekali mereka memanfaatkan situasi.

Anthonie meminta persetujuan ku untuk mencari seorang pelayan pribadi untukku, aku berkomunikasi dengannya hanya dengan kedipan mata. Aku percaya padanya, dia tau seperti apa aku itulah sebabnya ia berusaha mencarikan ku pelayan pribadi.

Dan malam ini kudengar ketukan pintu, lalu seseorang masuk menemuiku. Aku tidak tahu siapa karena aku menghadap jendela.

"Permisi Tuan, maaf mengganggu anda!"

Oh, ternyata Anthonie, Ia memutar kursi rodaku dan mempertemukan ku dengan seorang wanita muda.

Wajahnya terlihat imut dan lugu, senyum nya manis. Anthonie pernah berkata orang yang akan menjadi pelayan ku adalah seorang gadis malam, tetapi gadis ini tidak terlihat seperti itu.

Namun kesan pertama ku tentang gadis itu salah besar, setelah ia mengenal kan dirinya dan tersenyum padaku, ia mengatakan hal yang tak terduga.

"Tuan Anthonie, kau bilang hanya lumpuh pada kaki saja kan?"

Apa? Dia bertanya hal sensitif itu tepat di wajahku. Pertanyaan nya sungguh merendahkan ku, aku sangat marah. Berani sekali dia mengatakan hal itu.

Kulihat Wajah panik Anthonie saat menyeret nya ke luar kamar. Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi hatiku serasa mendidih. Baru pertama bertemu gadis itu sudah membuatku emosi.

Tak berapa lama, mereka kembali masuk dan kali ini gadis itu terlihat sedikit jinak, gadis itu mengulangi perkenalan nya dengan cukup baik. Mungkin mereka sudah berdiskusi tadi dan sudah mencapai kesepakatan.

Entahlah, aku merasa tidak yakin dengan gadis ini. Wajah polosnya ternyata menipu, benar kata pepatah "Don't judge a book by it's cover" dan ini berlaku pada gadis di hadapan ku saat ini.

Setelah membaringkan ku di ranjang dengan di bantu Anthonie, gadis itu berjalan ke arah sofa. Mungkin ia akan tidur disana.

Gadis itu bernama Rhea, nama yang cukup unik seunik orangnya. Aku merasakan energi positif dari gadis itu, semoga saja dia benar-benar bisa mengurus ku.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang