Keraguan

5K 227 1
                                    

Rhea sudah bisa meninggalkan rumah sakit setelah Hampir dua Minggu di rawat, namun ia masih harus tetap check up dan melakukan terapi kejiwaan dan rutin mengkonsumsi obat anti-depresan setelah dokter memvonisnya memiliki penyakit PTSD (Posttraumatic Stress Disorder) atau bisa di katakan gangguan mental akibat traumatiknya.

Ia terlihat normal dan baik-baik saja, namun pada saat tertentu ia mengalami kecemasan, ketakutan, marah bahkan depresi. Tetapi orang lain tidak pernah mengetahuinya. Ya, karena Rhea tidak pernah ingin di lihat sebagai seorang pesakitan.

"Jadi kau akan pulang kemana?" Tanya dokter Mike.

"Entahlah... Mungkin ke suatu tempat." Jawab Rhea seadanya.

"Ehm, kemarin tuan Rayyan datang saat kau masih terlelap. Aku melihatnya sangat mengkhawatirkan mu."

"Ooo, jadi sekarang kau berada di pihaknya?"

"Bukan begitu, aku hanya memberi tahu mu."

"Terimakasih informasinya pak Dokter." Rhea sama sekali tak tertarik.

Mike sering melihat Rayyan selalu setia menemani Rhea, meskipun tak pernah menampakkan wajahnya, ia hanya akan menemui gadis itu saat sudah tertidur lalu berada di samping nya sepanjang malam.

Bukan Tanpa alasan, Rhea sama sekali tidak ingin bertemu dengannya sehingga ia memilih menunggu gadis itu memaafkannya. Ya, seorang Rayyan rela menunggu dan meminta maaf pada seseorang, itu mustahil.

"Apa kau akan kembali ke rumah itu?" Tanya Mike lagi.

"Tidak..."

"Baiklah, aku ingin kau menyimpan ini." Dokter Mike memberikan kartu namanya ke tangan Rhea.

"Untuk apa dokter?" Sambil melihat-lihat kartu yang di berikan Mike, tertera nama dan alamat lengkap di sana.

"Jika kau butuh tempat tinggal atau jika kau merasa kesepian kau bisa datang ke rumah ku, kapan saja." Tawar Mike padanya.

"Kau ingin aku menjadi simpanan mu, hm?" Canda Rhea, namun sukses membuat Mike terkejut dan salah tingkah.

"Bu-bukan begitu, lagian aku ini lelaki single. Simpanan adalah kata yang kurang tepat. Aku hanya... Hanya..." Mike gelagapan, wajar karena Ia seorang lelaki normal.

"Aku hanya bercanda dokter. Santai saja..."

"Tetapi aku serius Rhe, jika terjadi sesuatu padamu, maka rumah ku akan menjadi tempat teraman untuk mu."

"Terimakasih dokter, jika saja bisa maka aku akan memilih mencintai mu saja." Ucapnya tersenyum dengan tulus.

Kalimat itu terdengar biasa, namun dokter Mike menangkap sesuatu yang lain. Apakah Rhea sudah mencintai orang lain tanpa ia sadari? Mungkin saja...
.
.
.

Sore ini Rayyan datang ke rumah sakit seperti biasa, ia membawakan beberapa jenis buah-buahan dan makanan. Rasanya ia sangat merindukan Rhea, satu hari tidak berjumpa dengan gadis itu seperti Satu tahun lamanya.

Biasa nya jam segini gadis itu masih tertidur karena pengaruh obat yang di konsumsi nya dan menjadi kesempatan bagi Rayyan berada di dekatnya.

Tetapi betapa terkejutnya pria bertubuh atletis itu saat mendapati tempat tidur yang kosong dan sudah tertata rapi. Di mana Rhea? Di lihatnya jam tangan masih menunjukkan pukul 4 sore.

Rayyan bertanya pada suster yang kebetulan lewat di depan kamar rawat Rhea, dan lebih terkejut lagi saat suster itu mengatakan bahwa Rhea sudah meninggalkan rumah sakit sejak siang tadi.

Segera pria itu mencari dokter Mike dan bertanya kemana Rhea pergi. Sejam yang lalu ia masih berada di rumahnya dan seharusnya ia sudah melihat kepulangan Rhea. Tetapi tidak, Rayyan menjadi gusar.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang