Cinta dua orang

2.5K 133 4
                                    

Jika mati itu adalah kedamaian, bukankah seharusnya aku memilih kematian..? Ironisnya, aku memilih kembali ke dalam dunia yang penuh kegilaan ini. Saat aku akan masuk ke dalam pintu itu, hati dan pikiran ku hanya tertuju pada satu orang dan benar saja, saat aku berbalik Ia masih setia menunggu ku di sana. Berdiri di tempat yang sama juga dengan tatapan mata yang sama.

.
.
.
Rayyan merasakan gerakan tangan lemah Rhea dan langsung memanggil para suster dan dokter tanpa melepaskan genggaman tangannya. Ah, seorang mafia dingin memang sangat mengerikan saat jatuh cinta ternyata.

Anthonie yang mendengar perintah Rayyan dari dalam pun turut memanggil dokter Mike, selang beberapa menit kemudian dokter Mike pun datang untuk memeriksa kondisi Rhea. Wajahnya menunjukkan kelegaan.

"Syukurlah, Rhea sudah melewati masa kritisnya. Saat ini ia masih tertidur karena efek obat yang masih ada. Anda tak perlu khawatir lagi tuan. Setelah ini Rhea akan baik-baik saja." Papar Mike kepada Rayyan.

Rayyan tak menjawab apapun, tapi ekspresi nya menunjukkan bahwa betapa bahagianya ia mendengar Rhea baik-baik saja.

Dokter Mike pergi setelah mengecek kondisi Rhea secara keseluruhan dan memberikan obat yang harus Rhea minum setelah sadar nanti. Ia juga mengkhawatirkan gadis itu namun tak ingin banyak interaksi karena ada Rayyan di sisinya.

Setengah jam kemudian Rhea mulai sadar dan membuka mata perlahan dan mengedipkan nya beberapa kali untuk menetralkan pandangannya yang sedikit buram, sosok pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah pria yang sama.

Degh

Rhea tak mampu bicara, hanya menatap Rayyan sangat dalam. Hati yang sudah ia tutup untuk pria manapun terbuka dengan sendirinya. Padahal ia bersumpah untuk tak mencintai siapapun, tetapi perasaan itu hadir melewati tembok pembatas yang ia buat sendiri.

Rhea merasakan genggaman tangan Rayyan semakin dalam dan mencondongkan tubuh ke arahnya. Dari jarak dekat tercium aroma woody yang memanjakan indra penciuman. Bau khas Rayyan dengan parfum mahalnya.

Rayyan mengecup kening Rhea dengan lembut, membuat denyut jantung nya tak terkendali. Jika ia bisa mengontrol tubuhnya yang masih lemah itu ia akan memilih bersembunyi karena malu. Semburat merah memenuhi pipinya yang putih.

Rayyan tersenyum melihat gadisnya yang sangat menggemaskan itu, seluruh rasa sakit yang di rasakan nya terasa sembuh hanya dengan melihat wajah Rhea. Apalagi Rhea tak menolak saat Rayyan menggenggam tangannya ataupun mencium kening nya. Bukankah pertanda bahwa gadis ini sudah memaafkan nya?

Rhea tertidur pulas setelah meminum obatnya, barulah Rayyan bisa meninggalkan Rhea untuk memeriksa kesehatannya.

"Anda mengalami cidera bagian dada tuan, ada beberapa keretakan pada tulang rusuk dekat paru-paru anda. Patah tulang ini bisa menusuk pleura dan parenkim yang menyebabkan hemotoraks atau pneumotoraks. Anda harus menjalani pengobatan yang terdiri dari antiinflamasi. Namun saya yakin anda lebih suka perawatan mandiri. Saya akan berikan obat pereda nyeri saja, karena mungkin anda akan mengalami rasa nyeri pada dada anda." Dokter Mike menjelaskan dengan sabar.

"Berapa lama aku akan sembuh?"

"Mungkin sekitar 12 Minggu tergantung diri anda sendiri, jika anda ingin cepat sembuh maka jauhi segala aktifitas yang membahayakan. Jangan berolahraga berat dahulu ataupun mengangkat beban."

"Baik, terimakasih dan maaf!" Ucap Rayyan membuat Mike terkejut, seorang Rayyan mengucapkan terimakasih dan meminta maaf? Benarkah ini Rayyan? Atau arwah nya yang mati penasaran karena banyak menanggung dosa?

"Maaf...?" Dokter Mike tak percaya.

"Karena selama ini aku tak mempercayai mu." Jelas Rayyan singkat.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang