Pesta

7.4K 399 18
                                    

"kau kelepasan lagi, dasar gadis bodoh..." Maki Rhea merutuki dirinya sendiri. Bagaimana tidak, ia sudah berjanji tidak akan mau tergoda dengan pesona Rayyan yang selalu menggoda nya. Meskipun seorang pela*** bukankah ia memiliki prinsip? Cinta tidak ada dalam kamus nya bukan?

"Oke.... Ku anggap kejadian hari ini tidak berarti!" Tapi tetap saja betapa malu nya ia saat bibi nya Rayyan memergoki mereka sedang berciuman. Padahal saat itu ia hanya mengantar secangkir teh hangat untuk Rayyan. Tetapi tanpa di duga tanpa pertahanan apapun Rayyan langsung menerkam nya seperti seekor singa lapar.

"Uuuuuh...... Bodoh bodoh bodoh, kau itu bodoh sekali" rutuknya lagi sambil memukul-mukul ringan kepalanya.

"Terus saja memukul sampai otakmu menjadi encer!" Ucap Rayyan sudah ada di depan pintu kamar Rhea.

Mendengar itu Rhea pun kaget, apalagi sudah mendapati sang pria sudah ada di sana menatapnya sedikit heran.

"Kau.... Bagaimana bisa kau kesini Tuan?"

"Mengapa kau kaget? Ini rumahku, aku bebas kemanapun aku mau"

"Iya ini memang rumahmu, tapi ini kamarku. Kau bahkan masuk tanpa mengetuk pintu"

"Apa ada yang salah dengan itu?"
.
"Kau memang berkuasa Tuan, tetapi bukan berarti kau bisa seenaknya saja begitu"

Mendengar ucapan Rhea, Rayyan malah menutup pintu kamar gadis itu lalu menguncinya, membuat mata gadis itu membelalak sempurna.

"Sekarang kau mau apa?" Tantang Rayyan.

"... ..." Rhea menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya secara kasar.

"Beberapa menit yang lalu kau menerima ciuman ku, sekarang kau bersikap seolah-olah aku adalah penjahat. Kenapa?"

"Bukan begitu Tuan, aku hanya... Hey, apa katamu? Aku menerima ciuman mu? Kau pikir aku mau dan suka itu?"

"Ya benar kan kau suka itu!"

"Kau tidak memberiku kesempatan untuk menghindar dan kau bilang aku menyukainya?"

"Benar... Kau juga tampak sangat menikmatinya!"

"Tuan... Baiklah, mulai sekarang jangan coba-coba untuk menyentuh ku. Aku pelayan pribadimu, yang mengurus segala kebutuhan mu, bukan yang lainnya kau mengerti?"

"Mengerti, kau melayani segala kebutuhan ku. Dan aku butuh dirimu."

"Tolong jangan memaknai nya secara lain Tuan!"

"Secara lain maksudnya?" Seperti nya Rayyan memang sengaja menggoda gadis itu, karena di rasanya Rhea sangat menggemaskan.

"Sudahlah, waktunya kau untuk beristirahat Tuan. Kau pasti sangat lelah setelah bekerja seharian di ruang kerjamu!"

"Aku ingin beristirahat di sini!"

"Apa kau sudah gila tidur di kamar seorang pelayan?"

"Tapi kamar ini sangat luas, berbeda dengan kamar pelayan lainnya.".

"Tentu saja Tuan, kau memberikan ku salah satu kamar utamamu. Tetapi kan kamarmu itu tepat di samping kamarku. Mengapa kau harus beristirahat di sini!"

"Aku ingin...."

"Tuan mengapa kau menyebalkan sekali hari ini. Apa karena pesta besok kau tidak menginginkan nya lalu kau melampiaskan nya kepadaku? Kau bisa saja mengatakan nya pada bibimu jika kau tak suka."

"Mengapa kau cerewet sekali seperti bibiku, selalu saja suka memprotes padahal aku adalah bos mu!"

"Apa? Cerewet?" Rhea mendekati Rayyan dan mendorong kursi rodanya, mengantar Pria itu ke dalam kamarnya sendiri. Membantu nya untuk menaiki kasurnya dan menyelimuti nya.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang