Hari Pertama

28.9K 871 1
                                    

Cahaya mentari pagi berusaha menembus paksa masuk kedalam ruang kamar melalui jendela kaca mengusik tubuh Rhea, tubuhnya menggeliat karena rasa gerah yang di terima tubuhnya.

Perlahan matanya terbuka dan ia tampak sedikit kaget, astagaa... Ia lupa bahwa ia berada di istana megah milik Tuan barunya. Darahnya berdesir karena ingat pekerjaan barunya itu. Dan...

Ya ampun, kenapa seceroboh ini, ia langsung terlompat bangun dan berlari ke arah tempat tidur. Tuan Rayyan sudah membuka matanya di sana. Ia menenggak Saliva nya, beruntung Rayyan lumpuh di sekujur tubuhnya, jika ia pria normal maka Rhea mungkin sudah mendapatkan makian karena sudah lalai di hari pertama menjadi pelayan nya.

"Saya mohon maaf Tuan, saya tidak bermaksud untuk menelantarkan anda!" Ucapnya penuh permohonan sambil tangannya berusaha membangunkan tubuh Rayyan.

"Eh, apa yang harus kulakukan sekarang? Membawamu ke kamar mandi atau memandikan mu seperti bayi? Aduh aku bingung Tuan, tubuhmu besar sekali bagaimana bisa aku mengangkat mu!" Gumamnya dengan ekspresi bingung, ia membaringkan tubuh Rayyan kembali. Mondar mandir memikirkan apa yang harus ia lakukan, bukannya di luar juga ada pelayan lain? Mengapa ia tidak meminta bantuan mereka saja.

Namun senyum nya kembali hilang sebelum ia mencapai knop pintu, ia ingat bahwa tidak di izinkan siapapun menyentuh tubuh Rayyan selain dirinya di rumah itu.

Astagaa, ternyata lebih mudah melayani pria di atas ranjang di banding mengurus pria lumpuh seperti Rayyan.

Akhirnya Rhea mengambil seember air hangat dan handuk lembut untuk membasuh tubuh Rayyan, ia juga mengambil sabun mandi yang tersusun rapi di dalam buffet kamar mandi. Berbagai macam merk sabun mandi mahal ada di sana, ia mencium beberapa botol sabun mandi untuk memilih wangi yang di rasanya cocok.

Akhirnya pilihan nya jatuh pada sebuah botol dengan merk Jo Malone dengan keharuman blackberry dan bay yang hijau, sangat segar.

Rhea mulai membuka kancing kemeja yang di pakai Rayyan satu persatu dengan sangat hati-hati.

"Maaf ya Tuan, saya akan memandikan anda seperti bayi, bayi yang sangat besar. Anda tidak usah khawatir, saya tidak akan nakal!" Ucapnya dengan memasang ekspresi nakal dan senyum yang menggoda.

Ia menuangkan sabun ke dalam ember air hangat yang di bawa nya tadi, harum blackberry dan bay hijau semerbak memenuhi ruangan itu. Ia mencelupkan handuk lembut ke dalamnya lalu memerasnya. Dengan lembut ia membasuh tubuh Rayyan.

"Hm... (Sambil mencium aroma semerbak yang sangat memanjakan Indra penciuman nya) pantas saja aroma tubuh mu sangat wangi, kau memang benar-benar sultan Tuan!" Pujinya, bagaimana tidak sabun yang di gunakan nya sekitar 70 dollar As untuk ukuran yang tidak seberapa itu, bahkan tanpa menggunakan parfum pun sudah harum dan tahan lama.

"Dengan keadaan mu yang seperti sekarang apakah uangmu akan berkurang? Aku penasaran apa pekerjaan mu sebenarnya, kau memiliki istana megah ini dengan segala fasilitas yang luar biasa. Memiliki ajudan dan banyak pelayan, kau bahkan mampu membayar ku dengan berapa pun yang kau mau. Enak sekali hidupmu, andai kau pria normal pasti hidupmu sangat sempurna, bukan begitu Tuan?"

Di sepanjang pekerjaan nya Rhea tidak berhenti mengoceh, ia terus saja berbicara meskipun ia tau Bosnya itu tak kan merespon apapun. Namun karena pembawaannya yang ceria dan wajahnya yang imut, Rhea mampu memberikan vibes yang positif di sekeliling nya, mungkin ini menjadi salah satu penyebab mengapa banyak pria yang menginginkan nya, Ia mudah bergaul dan enak untuk di ajak berbicara.

Waktu takkan terasa berjalan jika sedang bersamanya, ya itulah sisi positif dari gadis itu, dan negatif nya adalah ia termasuk gadis yang bawel.

"Bagian tubuhmu sudah selesai, tinggal...!" Ucapnya ragu, ia sudah membersihkan bagian tubuh atas milik Rayyan. Haruskah ia melakukan nya?

"Aku sudah terbiasa melihat milik pria, tetapi aku belum pernah berada di situasi seperti ini! Menurut mu apa aku harus melakukan nya Tuan?" Ucapannya kedengaran ambigu, tetapi ia tidak memiliki pemikiran lain. Ia hanya ragu untuk membersihkan area sensitif Rayyan.

"Sudahlah, apapun yang kan ku lakukan kau tak akan mungkin menyerang ku, benarkan? Anak baik..." Tersenyum seperti sedang mengejek.

"Mohon maaf Tuan, aku melakukannya dengan sengaja!" Lanjutnya lagi, tangannya mulai membuka kancing dan resleting celana milik pria bermata biru itu. Perlahan menurunkan nya.

Rayyan terlihat sangat spotless, tinggal celana dalam saja yang masih berada disana. Tetapi Rhea tidak berniat membuat Rayyan benar-benar naked. Rhea mengambil sehelai handuk dan menutup bagian itu sebelum benar-benar membukanya. Bagaimana pun ia wanita normal yang memang sudah terbiasa melayani nafsu pria.

Bagaimana jika ia memiliki keinginan untuk melakukan yang tidak boleh ia lakukan, walaupun ia juga memiliki tugas untuk mengetahui apakah Rayyan pria yang masih bisa bereproduksi. Tetapi melakukan dengan pria yang tidak berdaya itu sangat tidak menarik untuknya.

"Wajahmu memerah Tuan? Apakah kau malu?" Tanya nya dengan penuh retorika. Ia mulai merasa apapun yang ia lakukan tidak ada yang tahu dan tidak akan menjadi masalah. Dengan kondisi Rayyan yang seperti itu mana mungkin ia akan protes, iya kan...?

"Kau tidak perlu malu Tuan, aku tidak tertarik dengan pria yang tidak berdaya. Jadi kau tidak perlu tegang, aku hanya ingin kau tetap menjadi pria tampan yang bersih!" Senyuman nakalnya selalu mendominasi setiap ucapannya.

"Tetapi bukankah seharusnya tunangan mu yang saat ini berada di posisiku? Aku penasaran gadis seperti apa dia, dia rela melihat kekasihnya bersama gadis lain. Walaupun hanya pelayan, aku tetaplah seorang wanita. Dan bisa saja aku melakukan hal yang tidak-tidak denganmu. Hebat juga mentalnya, atau memang dia tidak peduli denganmu. Entahlah...!"

Rhea telah menyelesaikan tugasnya, Rayyan sudah berganti pakaian dengan rapi, Ia tidak membersihkan Rayyan dengan tangan kosong tetapi menggunakan sarung tangan steril. Jadi kulitnya tidak bersentuhan langsung dengan kulit Rayyan.

Saat nya menyuapi Rayyan dengan bubur buatan chef yang bekerja di mansion ini. Tidak ada seorang pun yang diizinkan masuk ke ruangan ini kecuali Rhea dan Anthonie, mungkin juga keluarga Rayyan atau pelayan yang bertugas membersihkan kamar ini itupun dengan persetujuan. Tetapi di mansion sebesar ini, sepertinya Rayyan tinggal sendiri bersama para pelayannya.

Seseorang akan mengetuk pintu dahulu dan Rhea yang mengambil keperluan Rayyan di depan pintu. Anthonie bilang Rayyan paling tidak suka privasi nya terganggu. Bahkan kamarnya tidak boleh di masuki siapapun tanpa seizinnya. Bahkan untuk membersihkan kamar pun harus ada pelayan yang benar-benar ia percaya, mungkin itu sebabnya mereka mencari pelayan khusus untuk Rayyan.

"Kau harus makan yang banyak Tuan, agar kau cepat sehat dan kembali normal!" Rhea memperlakukan Rayyan dengan telaten, walaupun dengan segala kebawelan nya ia tetap melakukan tugas nya dengan baik.

Selesai mereka sarapan Rhea membawa Rayyan keluar mansion untuk berjemur. Jam masih menunjukkan pukul 9 pagi, saat yang baik untuk berjemur. Rhea mengajak Rayyan berkeliling mansion nya sambil menikmati keindahan istana mewah dengan pemandangan yang memanjakan mata, bak surga buatan tangan manusia.

Rhea menunjukkan wajah ceria dan antusias nya saat berkeliling. Ia mendorong kursi roda dan tak henti mengajak Rayyan berbicara.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang