He's Mine

3.3K 161 10
                                    

"Apa yang anda ucapkan sangat melukai perasaan tuan Rayyan nona." Ucap Anthonie saat membantu mendorong kursi roda Rhea. Rhea juga sebenarnya merasa sangat bodoh ketika mengucapkan kalimat itu.

"Aku keceplosan Anthonie, sepertinya tuan Rayyan sangat marah padaku."

"Tuan tidak marah, jika marah maka anda akan mati di tangannya. Yang saya lihat hanyalah kekecewaan di mata tuan Rayyan. Saya juga tidak menyangka anda bisa mengatakan hal serendah itu, saya adalah saksi hidupnya nona. Tuan Rayyan hanya pernah mencintai satu wanita dan gadis itu adalah anda." Jelas Anthonie.

"... ..."

"Satu hal lagi yang harus anda ketahui, tuan Rayyan tidak pernah melakukan one night stand dengan siapapun." Kalimat terakhir Anthonie memperjelas keraguan nya pada Rayyan.

Anthonie dan Rhea masuk ke dalam mobil, sebelum nya Rayyan sudah berada di sana untuk menunggu mereka berdua. Rayyan membuang muka ke arah luar kaca mobil, ia tidak menoleh ke arah Rhea sedikitpun membuat Rhea sangat menyesal. Tetapi Rhea terlalu takut untuk memulai pembicaraan ataupun meminta maaf.

Anthonie merasakan hawa panas meskipun AC mobil tetap menyala, apakah tuan Rayyan benar-benar akan melakukannya? Entahlah...

Mereka sudah sampai di Bar, Rayyan turun dari mobil tanpa memperdulikan Rhea. Sedang Anthonie yang membantu Rhea turun dan mendorong kursi roda nya masuk ke dalam Bar.

"Tuan, apa ada yang mengganggu anda sampai anda datang ke tempat ini?" Ucap wanita paruh baya dengan gugupnya. Seperti biasa, setiap pasang mata akan tertuju pada Rayyan. Karena jika ia datang ke tempat seperti ini artinya ia akan bersenang-senang. Tetapi bersenang-senang yang di maksud adalah insiden penuh darah. Bukan seperti yang biasa di lakukan orang lain, mabuk, wanita, judi atau lainnya.

"Aku ingin sepuluh gadis melayani ku malam ini."

Mendengar perintah Rayyan membuat sang mucikari terbelalak. Benarkah...?

"Maaf tuan?" Ia ingin memastikan bahwa ia tak salah dengar.

"Kau tak punya telinga?" Rayyan tak suka basa-basi.

"Anda serius tuan?"

"... ..." Menatap tajam wanita itu. Bagaimana mungkin seseorang memesan wanita penghibur seperti sedang memesan senjata untuk berperang. Tetapi tatapan elang sukses membuat wanita paruh baya itu semakin gugup dan takut.

"Maaf anda ingin yang seperti apa?" Tanya nya memberanikan diri karena jika tak sesuai ekspektasi Rayyan, bisa saja kepala nya lah yang akan terlepas dari badan.

"Kau terlalu banyak tanya, bawakan saja mereka semua padaku sekarang juga."

Rayyan yang memesan gadis gadis malam ini namun Rhea yang terasa ketar-ketir, entah mengapa rasa panas menjalar ke sekujur tubuhnya.

Sepuluh orang gadis penghibur berjejer di hadapan Rayyan. Bukan sepuluh tetapi lebih dari itu, mendengar nama Rayyan Adam's mereka langsung heboh dan berebut untuk bisa melayaninya.

Rayyan memanglah setampan itu dengan Irish biru menyejukkan namun memiliki tatapan setajam elang. Apalagi ia adalah pria yang berkuasa, maka tidur dengannya adalah sebuah kebanggaan dan akan menaikkan derajat mereka, bukan.

"Silahkan anda pilih tuan, mereka akan siap memuaskan anda malam ini." Ucap sang mucikari.

"Bukan aku yang memilih, tetapi Rhea yang akan memilih nya untukku." Rayyan menunjuk ke arah Rhea, melihat gadis-gadis itu menoleh ke arah nya membuat Rhea meneguk saliva. Wajah Rhea sudah merah padam malah di suruh memilih gadis untuk nya.

"Terserah..." Jawabnya ketus dan membuang muka, pria gila mana yang menyuruh nya mencari wanita lain untuk berkencan.

"Kalau begitu aku mau kalian semua." Ucapan Rayyan membuat darah Rhea semakin mendidih, dia merasa tidak cemburu tetapi membayangkan mereka semua membuatnya mual.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang