Mine

2.9K 103 2
                                    

Wajah Rhea terasa sangat dingin, sejuk nya angin pantai membelai wajahnya. Sedangkan tubuhnya terasa hangat karena terbalut selimut sampai ke leher. Ia terusik karena angin yang cukup terasa membuat sensasi geli dan dingin bersamaan.

Pertama kali yang ia lihat saat membuka mata adalah indahnya pemandangan matahari yang hampir menunjukkan eksistensi nya. Gelapnya malam dengan warna jingga yang belum terlalu kentara.

Setelah terpaku beberapa saat dengan pemandangan di depan matanya, Rhea tersadar akan sesuatu. Tubuhnya dalam keadaan bugil hanya terbalut selimut.

Ah... Sungguh Rayyan membuat nya melayang semalaman, teringat dengan permainan panas itu membuat nya tersenyum malu. Rhea memejamkan matanya membiarkan ingatan-ingatan kenikmatan itu berputar bak sebuah film.

Dan gilanya mereka melakukan di ruang terbuka, di ranjang outdoor balkon rumah yang berhadapan langsung dengan pantai. Untung saja pulau ini milik pribadi, semua tim yang menyusun dinner romantis sudah kembali pulang begitu Rayyan dan Rhea memasuki rumah ini. Paling hanya tertinggal beberapa penjaga di beberapa titik dan jauh dari sini.

Rhea bermaksud turun dari ranjang untuk membersihkan diri, namun ada rasa perih pada daerah intimnya saat kakinya bergerak turun. Mulutnya terbuka menahan rasa perih itu lalu menggigit bibirnya sendiri.

Sepertinya Rayyan lepas kendali semalam, setelah memastikan Rhea akan menjadi milik seutuhnya Rayyan tidak lagi menahan diri. Entah berapa kali ia menaklukkan Rhea, yang pasti staminanya seakan tak ada habisnya.
.
Dari jauh Rhea melihat Rayyan sedang berdiri di sisi pantai, menikmati pemandangan pagi menjelang yang indah. Rhea berniat menghampiri nya dengan selimut sebagai penutup tubuh.

Susah payah ia berjalan menuju Rayyan, kakinya bergetar seperti tak kuat menopang bobot tubuhnya. Bisa di bayangkan bagaimana ganasnya permainan sang mafia ini kan?

"Kau sudah bangun?" Sapa Rayyan saat menoleh dan mendapati Rhea berada di belakang nya.

"Mmm" sahut Rhea gagal untuk mengagetkan nya. Dengan cemberut ia mensejajarkan tubuhnya dengan Rayyan. Namun Rayyan malah memeluknya, mereka sama-sama menikmati ciptaan Tuhan yang tiada bandingnya, membiarkan air pantai menyapu kaki keduanya.

"Apa kau ingin memancing?" Bisik Rayyan.

"Ha... Aku tidak suka memancing." Jawab Rayyan polos.

"Pembohong, buktinya kau sudah mendapatkan umpannya."

"Aku tidak mengerti tuan," ucapnya dengan ekspresi bingung.

"Kau memancing ku untuk menikmati sarapan pagiku segera..." Tangan Rayyan menggerakkan jarinya ke tubuh Rhea yang memakai selimut. Gadis itu segera menyadari maksud Rayyan dan berusaha menjauh sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya.

"Sepertinya aku harus mandi tuan, lalu aku akan menyiapkannya sarapan untuk kita." Yang benar saja, rasa perih di tubuhnya masih belum hilang namun Rayyan sudah menatapnya dengan lapar.

Rayyan menarik selimut yang Rhea kenakan saat gadis itu berbalik akan pergi, spontan Rhea merapatkan kedua pahanya dan tangan nya menutupi bagian-bagian sensitifnya.

Rayyan tersenyum melihat indahnya tubuh yang membelakangi nya, sedang Rhea kalang kabut melihat ke segala arah takut ada orang lain yang melihatnya telanjang.

"Mau tetap di situ? Atau ke mari peluk aku. Setidaknya tubuh mu akan sedikit tertutupi." Bujuk Rayyan sedikit menyindir.

Rhea langsung berlari ke arahnya dan memeluk Rayyan erat, Rhea menuntun tangan Rayyan menutupi bokong nya.

"Kau sudah gila... Bagaimana kalau ada yang melihat ku seperti ini ha?" Omel Rhea kesal dengan kejahilan Rayyan.

"Tidak ada yang melihat mu kecuali aku sayang."

"Tetapi bukan berarti kau bisa seenaknya saja berbuat apapun di tempat ini."

"Memangnya kenapa? Semua ini salahmu."

"Kenapa jadi salahku?"
.
"Salah siapa kau sangat cantik dan membuatku selalu bergairah." Rhea mencubit buah dada Rayyan dengan tenaga dalam, membuat Rayyan meringis kesakitan.

Rayyan membalutkan selimut pada tubuh Rhea, lalu memeluknya dengan erat.

"Jadi, kau akan memberikan sarapan yang ku minta? Sepertinya ksatria ini sudah menginginkan nya lagi." Ucap Rayyan karena milik nya sudah bangun meminta untuk hak nya.

"Tuan kau serius...?"

"Tentu saja."

"Kau lihat ini?" Rhea menyibakkan selimut nya, memperlihatkan tubuh naked nya pada Rayyan.

"Kau hanya memberiku satu pulau, tetapi kau menciptakan banyak pulau di tubuh ku. Bahkan masih terasa..." Lanjut Rhea lagi, ada begitu banyak jejak kepemilikan di tubuh itu. Bukannya kasihan, pemandangan ini malah membuat Rayyan semakin bergairah.
.
"Ah, aku sudah tidak tahan sayang. Harus kah kita melakukannya di sini?" Rayyan tersenyum nakal, mendengar ucapan Rayyan Rhea menutupi tubuhnya kembali.

Rayyan menggendong Rhea dan membawanya masuk ke dalam rumah mereka, di sepanjang jalan Rhea memelas karena lelah tubuhnya belum hilang di tambah rasa perih nya. Namun percuma karena Rayyan lebih memelas lagi memohon untuk bercinta sekali lagi.

.
.
.
.
"Pagi teman..." Sapa Rhea saat mengunjungi dokter Mike di rumah sakit dengan membawa sebuket bunga dan meletakkan nya di nakas. Kedatangan Rhea di sambut senyuman lebar dokter Mike.

"Apa kau sudah merasa baikan?" Tanya Rhea.

"Sudah, terimakasih karena sudah peduli padaku manis." Jawab Mike.

"Tentu saja aku peduli, karena ku kau mengalami hal seperti ini. Aku benar-benar minta maaf ya dokter."

"Tak apa Rhe, aku bersyukur kau baik-baik saja."

"Tetapi kau tidak perlu menyelamatkanku dokter, aku merasa bersalah padamu."

"Rhea, dengarkan aku. Aku sama sekali tidak menyesal menyelamatkan mu. Aku senang karena mendatangi mu adalah sebuah keputusan yang tepat. Bagiku kau adalah gadis yang sangat berharga. Jadi kau tak perlu merasa bersalah lagi. Dan berhenti lah meminta maaf. Oke?"

"... ..." Rhea mengangguk. Dokter Mike menangkap ada sesuatu yang berbeda dari Rhea, tidak seperti biasa nya. Ia sangat lepas berekspresi dan terlihat sangat bahagia.

"Ada apa?" Tanya Rhea saat dokter Mike menatapnya dalam.

"Tidak, aku hanya merasa kau berbeda. Ayo ceritakan padaku. Sejauh mana perkembangan hubungan mu dengan tuan Rayyan."

"... ..." Rhea menggigit bibir nya sendiri, ia tidak bisa menyembunyikan semburat merah di pipinya. Dokter Mike yakin Rhea sudah membuka hati sepenuhnya untuk pria itu.

"Tuan Rayyan melamar ku..." Ucap Rhea dengan senyum polosnya.

,"oh ya...?" Mike terkejut namun tetap tertawa.

"Aku tidak percaya ini, seperti sebuah mimpi saja dokter. Tetapi menurut mu Apakah aku pantas menerimanya?"

"Tentu saja, kau harus menjadi gadis yang paling bahagia di dunia ini. Aku turut senang untukmu. Aku percaya tuan Rayyan sangat mencintai mu."

"Lalu bagaimana dengan kau? Apakah kau tidak mencintaiku?" Rhea bertanya asal dan iseng. Dokter semakin menatapnya.

"Ya, aku juga mencintaimu..." Jawab Mike jujur dan tulus.

"Aku tau, kau pria terbaik yang pernah ku kenal dokter. Terimakasih atas segala rasa sayang mu yang tulus padaku. Aku tidak akan sanggup kehilangan teman seperti mu."

"Jika aku pria terbaik mengapa kau tidak memilih ku saja?" Dokter Mike balik bertanya iseng.

"Karena kau adalah satu-satunya sahabat ku di dunia ini. Aku tidak ingin kehilangan dirimu. Aku tidak ingin kehilangan keluarga lagi."

Ya, mau bagaimana lagi kan? Cinta itu tidak bisa di paksakan bukan?"

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang