"Please...please...please tuan...saya mohon jangan sakiti keluarga saya. Ini semua salah saya, maka saya yang akan bertanggung jawab. saya mohon jangan libatkan keluarga saya!" Mohon Harry dengan memelas.
"Mengapa hal ini tidak kau pikirkan saat itu? Jika kau berani bermain denganku, maka artinya kau siap akan segala konsekwensinya, bukan?"
"Tidak tuan, saya tidak mungkin berani mencari masalah dengan anda. Tetapi saya terpaksa melakukan semua ini. Jika bukan karena untuk kesembuhan putri saya, saya tidak akan pernah berani mengkhianati anda!"
Ternyata anak bungsu Harry menderita penyakit leukimia atau kanker darah. Sebagai seorang ayah, tentu ia tidak akan tinggal diam, ia melakukan segala macam cara untuk penyembuhan putrinya. Dan hal ini di manfaatkan oleh musuh Rayyan untuk membuat sebuah pengkhianatan kecil agar rencana besar mereka berjalan dengan mulus.
Harry menerima tawaran mereka karena mereka berjanji akan menyembuhkan putrinya dengan pengobatan terbaik di kota itu. Namun sekali lagi, Harry lupa dengan siapa ia akan berurusan. Rasa cinta nya pada keluarga membuat nya tidak bisa berpikir jernih. Yang penting baginya saat itu adalah putri yang begitu di cintai nya.
Dan sekali lagi, Rayyan adalah manusia yang tidak akan berpikir dua kali untuk menghukum para musuhnya. Sejauh ini belum ada yang mampu membuat hatinya bergetar iba, bahkan anak kecil sekalipun. Ia tidak segan membuat seorang anak menjadi yatim piatu, ia juga tidak peduli orang tua akan kehilangan anak mereka. Yang penting baginya, tidak ada pengampunan untuk musuh apalagi untuk seorang pengkhianat.
Nasi sudah menjadi bubur, Harry tau bagaimanapun ia memohon Rayyan tidak akan pernah melepaskannya. di dalam hatinya hanya ada harapan agar keluarga nya tetap bisa hidup dan bahagia.
"Apa permintaan terakhir mu?"
"Bebaskan keluarga ku!" Ucap Harry dengan nada lemah pasrah.
"Bagaimana dengan kejutan untuk mereka? Bukankah istrimu akan berulang tahun beberapa hari lagi? Aku rasa ini akan menjadi sebuah kejutan terbaik yang tidak akan pernah istrimu lupakan!" Ucap nya dengan senyum smirk nya.
Anthonie menghidupkan kamera dan mengarahkannya pada Harry, sedang Rayyan menarik pelatuknya dan bersiap-siap menembak bagian kepala pria yang sudah berkhianat itu.
"Ucapkan kata terakhir mu!"
"Tidak, aku mohon tuan, jangan lakukan ini. Kau boleh membunuh ku. Tapi jangan pernah melakukan ini. Aku tidak ingin keluarga ku menyaksikan kematian ku. Aku tidak ingin anak-anakku melihat ku terbunuh. Aku mohon tuan, mereka sangat mengharapkan kepulangan ku, aku tidak ingin membuat mereka kecewa dan terluka. jangan lakukan ini pada keluarga ku tuan...!" Harry menangis sejadinya, seorang pria akan menjadi sangat lemah jika berhadapan dengan keluarganya. Bukan lagi takut akan kematian, tetapi yang paling ia takutkan adalah rasa kecewa dan patah hati istri dan ketiga anaknya.
Haruskah rasa rindu mereka di balas dengan kesedihan mendalam? Harry benar-benar putus asa. Tak terlukiskan bagaimana hancur nya ia mendengar tangisan orang-orang yang di cintai nya.
"Mereka akan lebih kecewa jika kau tak pernah kembali tanpa kabar berita apapun. Aku tidak ingin keluarga mu menunggu dalam kekosongan!"
DOR...
DOR...
DOR...Terdengar suara tiga kali tembakan tepat mengenai kepala dan jantung nya. Segara Harry lemas tak berdaya, darah segar mengalir dari bekas tembakan yang tepat. Sungguh pemandangan yang sangat mengerikan, dan Rayyan hanya tersenyum puas melihat nya seakan-akan ia memang sudah terbiasa melakukan hal keji itu.
Segera Anthonie menyudahi rekaman videonya dan menyimpannya kembali dalam saku celananya. Segera Rayyan dan Anthonie keluar dari ruangan itu, mereka memerintahkan anak buahnya untuk membersihkan mayat Harry dan membereskan segala kekacauan di dalam nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl
Roman d'amourRhea adalah seorang gadis malam, usia nya baru menginjak 21 tahun. Usia yang terbilang cukup muda untuk seorang wanita penghibur yang cukup terkenal di kelamnya dunia malam. Suatu hari ia mendapatkan tawaran pekerjaan yang cukup menarik, menjadi pe...