Terpancing

25.3K 709 14
                                    


Rhea membasuh seluruh tubuhnya sambil bernyanyi, sesekali Ia menghembus busa sabun di tangannya hingga membentuk gelembung yang berterbangan.

Rayyan yang menyaksikan adegan mandi itu benar-benar terpancing, apalagi melihat punggung gadis itu yang basah membuatnya semakin terlihat menggairahkan.

Rayyan merasa tidak betah berada di kursi roda nya, Ia merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya yang mendesak ingin berontak keluar. Gelisah menyelimuti seluruh tubuh, gadis ini benar-benar memprovokasi kelakiannya.

Perlahan Rayyan mencoba untuk menarik nafas panjang dari hidung nya lalu mengeluarkan nya dengan mulut, untuk membuat nya sedikit rileks.

Apakah dia sengaja melakukan ini padaku? Apa dia pikir aku pria lemah? Sebenarnya apa yang ada dalam pikiran gadis gila ini, sengaja menggoda ku atau malah mengejekku? Rayyan sendiri sangat gelisah.

Setengah jam lamanya Rhea berendam dalam bathtub, setelah di rasanya sudah cukup jemarinya meraih handuk kimono yang terlampir di stand samping bathtub lalu memakainya.

Ia berjalan ke arah cermin dan mengambil hair dryer dan mengeringkan rambutnya dengan hair dryer itu.

Sekali lagi, pemandangan ini sungguh indah. Wanita akan terlihat lebih seksi jika rambutnya basah, dan lagi-lagi Rayyan harus bisa menenangkan hati dan tubuhnya. Belum saatnya semua orang tau bahwa Ia sudah bisa bergerak.

"Aku sudah siap Tuan, terimakasih telah menemani ku!" Ucapnya santai dan berjalan ke arah Rayyan dengan senyum nya yang manis.

"Wow, kenapa kau berkeringat Tuan? Disini tidak panas sama sekali!" Rhea heran melihat tubuh Rayyan yang penuh keringat, ya keringat dingin keluar dari sana.

"Oh... Mungkinkah suhu kamar mandi ini tidak cocok untuk mu?(manggut-manggut) baiklah, ayo kita keluar...!" Rhea mendorong kursi roda Rayyan dan menghentikannya di depan jendela.

"Saya mau berpakaian dahulu, silahkan anda menikmati pemandangan sore yang indah Tuan!" 

Rhea berjalan menuju wardrobe dan berpakaian di sana. Selagi Rhea berdandan kesempatan Rayyan untuk bernafas, sedari tadi rasanya sangat sesak, seperti sulit mendapatkan oksigen. Untung saja Rhea tidak terlalu memperhatikan nya, jika tidak Rayyan akan malu menghadapi gadis itu karena sesuatu yang menonjol di sana.

Gadis itu sangat profesional, Ia tidak pernah sekalipun menyentuh milik Rayyan dengan tangannya walaupun terkadang ucapannya sangat merendahkan harga diri Rayyan sebagai seorang pria. Tetapi gadis itu melakukan pekerjaan nya dengan baik, jika itu orang lain, bisa saja Rayyan sudah menjadi objek seks nya atau malah lebih. Secara wajahnya yang sangat tampan dengan tubuh yang atletis, sudah pasti memancing gairah wanita yang melihatnya.

Sampai kapan aku akan bertahan menghadapi tingkah gadis ini? Jika Ia terus seperti ini aku tidak akan bisa tahan lagi? Aku sudah cukup tersiksa melawan diriku sendiri, Belum dengan gadis sembrono itu.

"Aku sudah selesai, waktunya makan malam Tuan Rayyan!" Seru Rhea keluar dari ruang wardrobe dan menuntun kursi roda Rayyan ke samping sofa depan perapian, di atas meja sudah tersedia makan malam untuk Rayyan.

Naas saat mengambil mangkok bubur kaki Rhea tersandung karpet dan lututnya terbentur kaki meja, dengan spontan Rhea menjerit kesakitan seperti anak kecil. Rhea melompat-lompat menahan sakit dan tak sengaja berjalan mundur dan terjatuh di atas kursi roda Rayyan.

Repleks tangan Rayyan menahan beban tubuh Rhea agar tak terjatuh. Melihat tangan Rayyan melingkar di perut Rhea membuat nya sangat terkejut dan menjerit.

"Kkkaaau...!" Kejutnya

"... ..." Rayyan hanya diam, yah mau bagaimana lagi, dengan susah payah Ia menyembunyikan nya tetap saja ketahuan.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang