"Tuan apa yang harus kami lakukan sekarang?"
"Sudah kau pastikan ikatan nya kuat dan tak akan terlepas?"
"Ya tuan..."
"Baiklah, kita tunggu saja. Kalian semua tarik semua penjagaan kita, biarkan target sampai kesini dengan mudah. Jangan ada yang menyerang." Kenzo memberikan aba-aba.
"Baik tuan..."
Samar-samar suara terdengar di telinga Rhea yang semakin lama semakin jelas, gadis itu membuka matanya perlahan. Hal pertama yang di rasakan nya adalah perih di bagian kakinya dan tubuhnya yang sakit akibat ikatan nya terlalu kencang.
"Hai nona, akhirnya kau bangun juga..." Sapa Kenzo duduk tepat di hadapannya.
Melihat senyum Kenzo membuat Rhea sangat kesal, ia berusaha berontak melonggarkan ikatan nya namun nihil, yang ada tubuhnya semakin sakit.
"Lepaskan aku..."
" O o... Tidak akan, bukankah kita harus melakukan permainan terlebih dahulu?"
"Kau gila.... Lepaskan aku sekarang juga."
"Oh ayolah sayang... Bukankah kita harus memberi pelajaran pada Rayyan, kita harus bekerja sama karena kau membenci nya juga bukan?"
"Kaulah yang ku benci"
"Hm... Tak apa, sebanyak apapun kau membenciku tak masalah. Karena kemenangan ini sudah menjadi milikku." Kenzo tertawa renyah.
"Kau adalah pecundang, kau membohongiku, kau memanfaatkan aku. Kaulah antagonis sebenarnya, Fucking you!"
Kenzo tertawa lagi, setelah itu ia beranjak mendekat dan langsung mencium bibir Rhea dan mengulumnya dengan brutal. Rhea berusaha untuk menolak dengan menggerakkan kepala nya ke segala arah, namun keterbatasan tubuh nya yang terikat membuatnya tak bisa berbuat banyak.
"Aaa" Spontan Kenzo melepaskan tautan bibirnya yang berdarah akibat gigitan Rhea. Kenzo menyeka darah dari bibir dengan ibu jarinya. Melihat darah itu sejenak lalu menatap Rhea dengan tatapan nafsu.
"Kau semakin membuatku sangat bergairah sayang, bukankah kau juga menyukai masokisme? Aku sudah membayangkan nikmatnya tubuhmu itu. Tetapi aku harus menunggu, menunggu seorang tamu penting yang akan membuat permainan kita semakin panas dan penuh gairah." Tangannya mencoba mengelus kepala Rhea namun Rhea menepis nya dengan gelengan kepala. Tatapan jijiknya sangat menyenangkan Kenzo.
Kedua tangan Kenzo mencengkram leher Rhea dan bersiap untuk menciumnya lagi, namun Rhea meludahi wajah pria itu dan membuatnya sangat marah. Kenzo menambah kekuatan cengkraman nya yang membuat gadis itu kesulitan bernafas. Melihat ekspresi megap Rhea membuat Kenzo menyeringai jahat.
"Kau hanyalah seorang pela*ur, kau pikir kau pantas bersikap jual mahal ha? Jangankan Rayyan, bahkan gelandangan gila pun bebas menyentuhmu." Umpat Kenzo.
"... ..." Rhea mulai sesak karena oksigen yang di hirupnya mulai menipis akibat cekikan Kenzo.
"Apa kau pikir kau itu berharga? Hanya manusia bodoh yang mau mencintai pela*ur seperti mu. Dan manusia bodoh itu adalah Rayyan, aku berani bertaruh bahwa dia akan mati hari ini. Tapi sebenarnya aku sangat di untung kan akibat kebodohannya itu. Entah apa yang membuat nya sangat tertarik padamu, tubuhmu kah? Permainan ranjangmu, atau memang dia menyukai pela*ur rendahan?"
Kata-kata yang Kenzo ucapkan sangat mengenai hatinya, rasa sakit fisiknya tak ada apa-apanya di banding umpatan Kenzo, Rhea seperti sudah pasrah akan takdir dirinya jika memang harus mati saat ini. Saat Nyawanya seperti di ujung tanduk Kenzo melepaskan cengkraman tangan nya membuat nya gelagapan dan terbatuk-batuk dan Kenzo meninggalkan nya begitu saja dalam keadaan sangat menyedihkan. Trauma lama nya belum pulih, kini di tambah dengan kalimat cacian Kenzo yang membuat nya semakin terpuruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl
RomanceRhea adalah seorang gadis malam, usia nya baru menginjak 21 tahun. Usia yang terbilang cukup muda untuk seorang wanita penghibur yang cukup terkenal di kelamnya dunia malam. Suatu hari ia mendapatkan tawaran pekerjaan yang cukup menarik, menjadi pe...