Kedua orang tuanya tak menginginkan kehadirannya. Dia hanyalah alat bagi kedua orangtuanya tuk mendapat harta warisan dari kakeknya.
"Cuman benda kecil ini yang bisa bikin hidup ini tenang, aman dan damai." Ucap Reykhansa. Sudah menjadi kebiasaannya...
"Mengapa? Aku hanya ingin mandi, aku tak akan melakukannya jika kau tak siap Rey" Leon terkekeh pelan melihat wajah panik Alisya.
Leon pun masuk kedalam pemandian, ia hanya bertelanjang dada. Alisya memperhatikan Leon sedari tadi dengan tatapan waspada. Leon memejamkan matanya menikmati aroma Vanilla.
"Aku sudah menyelesaikan beberapa dokumen termasuk dokumenmu, kita bisa berlibur 1 minggu kedepan. Para petinggi kerajaan memberi waktu luang untuk kita membuat Putra Mahkota" Ucap Leon.
Alisya mendelikan mata nya dengan malas Leon dan Matilda sama saja.
🌷🌷🌷
Alisya kini tengah rebahan dikasur, ia tengah menatap Leon yang kini tengah duduk di meja kerja yang terdapat dikamar mereka, terlihat sangat serius dengan dokumen ditangannya.
"Kapan kau akan selesai?" Tanya Alisya dengan malas, karena Leon bilang tadi dokumen tersebut sudah beres tetapi kini Leon masih berkutat dengan dokuman yang lainnya.
"Sebentar lagi sayang" Jawab Leon tanpa menoleh Alisya, ia membenarkan sedikit kacamata baca yang kini ai kenakan dan terus fokus pada kertas yang berada ditangannya.
"Yasudah, aku akan tidur terlebih dahulu." Ucap Alisya lantas ia pun membenarkan selimutnya.
Leon pun melirik ke arah Alisya, kini istri-nya tersebut tengah terpejam, cepat cepat dibereskannya meja kerja yang sedikit berantakan.
Dilihatnya Alisya yang sedang terpejam, sangat cantik dan menggemaskan, pikir Leon.
Lantas Leon pun ikut bergabung dengan Alisya, ia merebahkan dirinya tepat dibelakang Alisya.