Kedua orang tuanya tak menginginkan kehadirannya. Dia hanyalah alat bagi kedua orangtuanya tuk mendapat harta warisan dari kakeknya.
"Cuman benda kecil ini yang bisa bikin hidup ini tenang, aman dan damai." Ucap Reykhansa. Sudah menjadi kebiasaannya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku tak merasakan apapun bu, kecuali nafsu makan ku yang bertambah" Jawab Alisya.
Wajah Duchess Melyana kini terlihat sedikit kecewa.
"Yasudah tak apa, mungkin itu hanya perasaanmu saja" Duchess Melyana kini mengusap bahu Alisya.
Duchess Melyana membatin, mungkin belum isi.
Tak lama dari itu Leon dan Alisya kini berpamitan untuk kembali ke istana. Waktu sudah menunjukan tengah malam, Alisya merasa sangat mengantuk saat didalam kereta kuda.
Leon meletakan kepala Alisya ke paha nya, membuat gadis itu nyaman dalam tidurnya.
Leon menatap Alisya hangat, kini ia mengusap surai Alisya yang tak di ikat tersebut dengan lembut.
Kereta kuda pun tiba-tiba berhenti. Leon tahu diluar ada sesuatu yang tidak beres, mengingat ia membawa sedikit prajurit untuk mengawalnya, Leon meletakan kepala Alisya ke kursi kereta kuda dan perlahan turun tanpa ingin membangunkan Alisya dalam tidurnya yang terlihat sangat nyenyak sekali.
Leon pun mencium pipi Alisya dan keluar dari kereta kuda. Ia melihat banyak sekali prajurit yang tengah bertarung dengan sekelompok orang orang misterius yang pakaian nya sama persis seperti yang menyerang di acara penobatan dulu.
Tanpa basa basi, Leon mengambil pedangnya dan berlari ke arah salah satu pria berpakaian hitam tersebut. Mereka pun beradu pedang dengan sengit, Leon akui kemahiran berpedangnya cukup bagus.
Tetapi ini adalah hal yang kecil bagi Leon yang mendapat gelar 'Sang Singa Perang' ia cepat membereskan para orang misterius tanpa sisa.
Beberapa kepala sudah berserakan disekitar kereta kuda, baju Leon pun sudah terkena darah. Leon menyerahkan pedangnya untuk dibersihkan pada prajurit.
"Bereskan ini semua." Perintah Leon, beberapa prajurit yang mengawal Leon pun segera membereskan mayat-mayat yang berserakan tersebut.
Leon membuka kemejanya yang terkena cipratan darah dan membuangnya kesembarang arah, lalu ia masuk kedalam kereta kuda.
Ia tak mau Alisya melihat dirinya dengan keadaan bau anyir seperti tadi dan dia pun memilih tak memakai kemeja nya saja.
Alhasil sekarang Leon hanya memakai Celana hitam nya dan badannya yang atletis kini tak tertutupi kain apapun..