Jangan lupa Vote, Komen dan Follow akun wp ku ya❤
•
•
•
Pov Alisya
Tubuh Alisya pun memasuki Sungai dengan keras, karna ia terjun dari ketinggian yang cukup tinggi membuat tubuhnya terhempas begitu kencang memasuki Sungai dengan Arus yang cukup deras.
Alisya tak berusaha berenang ketepian sungai, karna jika ia berenang ketepian akan terlihat oleh orang orang berbaju hitam.
Tentu ia akan tertangkap karna hal itu, dan kondisinya saat ini sedang tak memungkinkan untuk melawan mereka.
Luka diperutnya kini sudah terasa sakitnya, ia membiarkan tubuhnya terbawa Arus sungai yang deras ini.
Perlahan matanya tertutup, mungkin ia kehabisan darah dan tenaganya pun sudah terkuras habis.
🌷🌷🌷
Cahaya matahari membuat Alisya merasa terganggu dan perlahan-lahan mata Alisya terbuka. ia sudah berada dipinggir sungai sekarang, dengan kondisi Gaun nya yang rusak dan basah. entah ini dimana, pikirnya.
Mungkin dirinya sudah keluar dari Hutan, karna ia sekarang sudah tak melihat pohon-pohon yang tinggi lagi.
Dengan susah payah Alisya bangkit lalu duduk, ia melihat Luka diperutnya kian melebar dan terus mengeluarkan darah, ia menyobek sedikit Gaunnya agar bisa menghentikan lukanya.
"Ahhh sial! sakit sekali" Alisya mencoba menutupi luka diperutnya dengan tangan, tetapi itu tak berhasil.
Ia mempunyai ide untuk menyobek sedikit Gaunnya dan melilitkan kain tersebut pada luka nya.
Alisya mencoba bangkit dari duduknya, ia harus menemukan tempat untuk dia bersembunyi, karna kini ia tak tahu apakah orang orang tersebut masih mengejarnya atau tidak.
Alisya berjalan dengan perlahan, karna luka diperutnya kini terasa sakit saat ia berjalan seperti ini.
Sungguh! Ia bernafas pun perutnya terasa sangat sakit apalagi berjalan seperti ini, tetapi ia tak boleh menyerah ia harus segera keluar dari Hutan ini.
Hari pun mulai sore, dan Alisya masih berjalan dengan terhuyung-huyung kini mata nya mulai kabur karna luka diperutnya pun sudah terasa sangat amat sakit.
Saking sakitnya ia sampai mengigit bibirnya kuat kuat sebagai pelampiasan rasa sakitnya. Karna bagaimanapun ia harus tetap berjalan.
"Sial mungkin pisau yang digunakan oleh orang misterius itu mengandung racun, sungguh ini sangat sakit" Ringis Alisya. Ia masih memegang perutnya dan terus berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Alisya's World
FantasyKedua orang tuanya tak menginginkan kehadirannya. Dia hanyalah alat bagi kedua orangtuanya tuk mendapat harta warisan dari kakeknya. "Cuman benda kecil ini yang bisa bikin hidup ini tenang, aman dan damai." Ucap Reykhansa. Sudah menjadi kebiasaannya...