Sebelum baca jangan lupa Vote, komen dan Follow akun wp ku ya❤
•
•
•
Tidak terasa peperangan sudah terjadi selama 1 tahun, Leon melihat banyak sekali prajurit nya yang terluka dan tidak sedikit juga yang gugur.
Bagaimana tidak, butuh mental yang kuat saat menghadapi medan perang, kewarasan akan sangat diuji karna pada dasarnya jika dirimu berada di medan perang jangan berharap lebih untuk kembali dengan selamat.
"Bagaimana Yang Mulia? Apakah sebaiknya kita selesaikan saja peperangan ini?" Tanya Carl pada Leon.
"Sudah sangat lama dia mempermainkan ini semua, Raja bajingan itu terus berlindung dibalik pasungannya yang kian makin menipis, pakai strategi terakhir untuk menyelesaikan peperangan ini." Perintah mutlak Leon telah diturunkan, mau tak mau Carl mengikutinya, walaupun strategi ini sedikit berbahaya.
Carl keluar dari tenda, ia akan menyusun strategi terakhir ini bersama yang lainnya, setelah Carl keluar, Leon termenung. Sebentar lagi adalah ulangtahun putrinya, ia harus menyelesaikan ini semua dengan cepat.
Tak terasa terompet itu terdengar lagi, semangat Leon untuk memenangkan peperangan ini semakin besar, ia sangat yakin jika ia akan pulang sebentar lagi.
Leon memimpin garda terdepan bersama Carl dan Jenderal Lius, tanpa aba aba ia mengayunkan pedangnya ke arah lawan yang berhamburan bersatu dengan prajuritnya, adu pedang pun kini terdengar seperti alunan musik, karna hanya suara pedanglah yang ia dengar setahun terakhir ini.
Carl pun tak luput mengayunkan pedangnya, ia memiliki semangat yang sama dengan jungjungannya, yaitu pulang ke negrinya dengan selamat.
Jenderal Lius pun fokus pada lawannya, ia pun tak banyak berbicara seperti Carl karna itu akan membuat tenaga nya sedikit berkurang.
Leon terus membantai habis habisan lawan tanpa ampun, Carl sedikit bergidik saat Leon hampir saja terkena serangan lawan.
"Yang Mulia, apakah anda yakin? Kita sudah memasuki Area musuh dan pasukan kita pun tertinggal jauh dibelakang." Tanya Carl dengan nafas yang memburu.
"Apa mentalmu kini lemah?" Tanya Leon, melirik sekilas ke arah Carl. Ia pun masih menggerakan pedangnya dengan lincah.
"Saya hanya takut jika musuh bertambah dan kembali menyerang sedangkan kita hanya bertiga saja disini." Ucap Carl.
"Ini aman, Yang Mulia. Pasukan persi tidak akan bertambah menghitung sudah berapa ribu yang telah mati." Jenderal Lius menatap Leon.
"Tapi..." Carl tak meneruskan perkataannya karna ia melihat beberapa puluh meter di depan berdiri seseorang yang tak asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Alisya's World
FantasyKedua orang tuanya tak menginginkan kehadirannya. Dia hanyalah alat bagi kedua orangtuanya tuk mendapat harta warisan dari kakeknya. "Cuman benda kecil ini yang bisa bikin hidup ini tenang, aman dan damai." Ucap Reykhansa. Sudah menjadi kebiasaannya...