Kedua orang tuanya tak menginginkan kehadirannya. Dia hanyalah alat bagi kedua orangtuanya tuk mendapat harta warisan dari kakeknya.
"Cuman benda kecil ini yang bisa bikin hidup ini tenang, aman dan damai." Ucap Reykhansa. Sudah menjadi kebiasaannya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pov Leon
Ternyata tak sesederhana itu masalah pemberontakan di Daerah Perbatasan, disini sangat kacau, terutama rakyat yang terus terusan memberontak sehingga sulit untuk diajak bernegosiasi.
Tak lama, munculah seorang wanita bernama Anne Walter, mungkin hanya dia satu satunya warga yang mengerti kondisi Ladang Gandum di Voila lebih tepatnya ia memperhatikan ketika aku menjelaskan mengapa Pasokan Gandum telat akhir akhir ini.
Sehingga wanita yang bernama Anne Walter inilah menenangkan para rakyat, dan berbicara dari hati ke hati menyebabkan para rakyat kian mengerti permasalahan nya.
Rakyat pun kembali aman, dan masalah Gandum pun selesai.
Aku tak begitu banyak berinteraksi dengan wanita yang bernama Anne Walter ini, aku hanya tak mau berhutang budi pada siapapun sehingga aku menyuruh Carl, Tangan kananku untuk memberikan Hadiah.
Hadiah tersebut merupakan Rumah yang berada di Pinggiran Pusat kota Voila yang sengaja ku beli sebagai bentuk rasa terimakasih kepada Anne karna telah membantu meringankan pekerjaan Tim ku.
"Tuan, saya sudah memberikan Hadiah yang Tuan maksud kepada Nona Anne" ucap Carl.
"Baguslah, dia tak menolak kan?" Aku masih disibukan dengan berkas berkas dari kerajaan, meskipun aku harus turun langsung sebagai Jenderal, akupun tak melupakan tugas ku sebagai Grand Duke Muda di Voila.
"Tidak tuan, ia ingin berterimakasih secara langsung, tetapi saya tolak karna anda sangat sibuk terlebih anda tidak suka bertemu secara pribadi dengan orang baru" Jelas Carl.
Memang aku tak suka jika ada orang yang meminta bertemu empat mata, terlebih tak ada yang dibicarakan dengan serius, jelas permintaan Anne Walter ini hanya basa basi yang menurutku tak perlu.
"Baguslah, itu yang kusuka dari mu" Ucapku menepuk bahu Carl dan berjalan pergi keluar ruangan.
🌷🌷🌷
"Jenderal, saya memiliki informasi terkait Lady Alisya" Ia Ben tangan kananku. Bukan hanya Carl yang menjadi Tangan kananku, tetapi Ben juga salah satu nya.
Tetapi Khusus Ben, ia ditugaskan mengurus segala perkerjaan Militerku berbeda dengan Carl yang hanya mengatur jadwal ku sebagai Grand Duke.
Ben kuperintahkan mengawasi Alisya disaat aku berada diperbatasan, rasanya enggan meninggalkan-nya, baru sebulan tetapi perasaan nya sangat gelisah hanya karna memikirkan Alisya berjalan bersama lelaki lain.