Chapter 34

18K 1.6K 24
                                    

Jangan lupa Vote, Komen dan follow akun wp ku ya














•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Mungkin ini yang harus kita cari selanjutnya" Ucap Alisya menatap ke arah Leon dan Alex bergantian.

"Huh! Betapa menyebalkannya tua bangka itu! Mengapa ia sangat suka sekali menyimpan rahasia?!" Dengus Alex.

"Benar apa kata Alisya" Leon membenarkan apa yang diucapkan Alisya, tetapi ia pun sangat penasaran bagaimana sosok Xeno yang sering disebut oleh Alisya, walaupun Alisya sudah menjelaskan ciri-ciri Xeno mulai dari fisik hingga kepribadiannya.

Semakin ia memikirkan pria yang bernama Xeno dan ciri-ciri fisiknya yang menurut Alisya itu cukup tampan kini hatinya sedikit panas.

Ia sangat tak suka melihat binar bahagia Alisya saat menceritakan Pria yang bernama Xeno tersebut.

"Apakah kita perlu mencari pria bernama Xeno tersebut ke desa Vinilla?" Tanya Alex.

"Sepertinya itu tak perlu" Jawab Leon dengan mata yang sedikit tajam mengarah ke Alex.

Alex yang sedikit bingung dengan Leon pun lantas menolehkan kepalanya ke arah Alisya, ternyata dengan perkataan Alex tadi itu membuat Alisya sedikit sedih karna mengingat Xeno.

Alex yang mengerti pun tak melanjutkan pertanyaan-pertanyaan yang tadinya akan ia tanyakan perihal Xeno.

🌷🌷🌷

Alex melakukan perintah Leon, yaitu mencari sebuah buku sejarah Pewaris Tahta Negri Voila, yang dilakukan Alex adalah mengutus para bawahannya untuk mencari tau tentang tempat barang-barang berharga di kerajaan. Tetapi dimisi nya kali ini, dirinya lah yang akan turun tangan mendapatkan buku sejarah tersebut.

Sudah 2 hari kebelakang Alex mengumpulkan informasi tentang keberadaan buku sejarah tersebut, ternyata kerja keras nya selama dua hari ini membuahkan hasil.

Ia kini mengetahui dimana buku tersebut berada, dengan cepat ia mengenakan pakaian serba hitamnya.

"Benar apa kata Leon, aku memang berbakat dibidang ini." Alex menyeringai, lalu ia melompat keluar jendela dengan cepat ia dan bayangannya menghilang bagai ditiup angin.

Alex berdiri diatas dahan pohon yang cukup tinggi ia sedang melihat ke arah gudang penyimpanan barang berharga di istana barat ini, ia memperhatikan sekitar karna ia ingin bermain rapih kali ini, ia sedang tak ingin berkelahi di misi nya kali ini.

"Aku sudah terlalu tua untuk berkelahi" Gumamnya. Dengan cepat ia turun dari atas pohon dan mendarat dengan sempurna diatas tanah.

Alex menatap pintu besar sedikit usang dengan dingin, ia menendang pintu tersebut dengan sekali tendangan.

Lady Alisya's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang