Bab 15

132 25 0
                                    

Sihir hitam pada kalung semakin memekat, pertanda ia mengangguk. "Sayangnya mahkota itu ada di tangan Kethra. Bukan begitu, Oliver?" Max membuang cerutu padahal itu belum habis. Mulutnya dipenuhi rasa tembakau, di mana asap bercampur dengan aura hitam kalung.

Oliver, yang tengah berbisik pada pendeta senior, mendongakkan kepala. "Menurut Bayangan begitu, Yang Mulia. Apakah Anda ingin mereka mencurinya?"

Max menjetikkan kalung. "Tak perlu. Ia rindu dengan pasangannya, tapi itu bukan berarti mereka dapat bertemu. Tahanlah kerinduanmu, Sayangku. Kalian pasti akan bertemu, tapi tidak sekarang."

Kalung tampaknya merajuk, karena sihirnya menggumpal dan menyerang Max. Tentu itu percuma, karena Max kebal terhadap sihir hitam dalam bentuk apapun. Max tertawa ringan, mencium si kalung sebelum menyerahkannya kembali pada James. Pemilik awal kalung adalah perempuan, dan jiwanya mendiami kalung itu sampai kapanpun. Sama seperti mahkota, ada jiwa di sana. Kethra mungkin sudah menyadarinya.

"Pasangan, Yang Mulia? Bagaimana––" Pendeta senior penasaran. Oliver menjelaskan. "Artefak ini memiliki pasangan, karena penciptanya, yaitu pemakai pertamanya, adalah suami-istri. Artefak tak diciptakan dengan kecenderungan sihir putih atau hitam, tapi karena Yang Mulia menginginkannya menjadi artefak gelap, ia membutuhkan banyak sihir hitam untuk mengoptimalkan kinerjanya. Pasangan kalung ini adalah mahkota putih, yang kini berada di tangan Nona Kethra. Seharusnya itu ada di tangan Lorrin, tapi Nona Kethra merebutnya."

Pendeta hendak bertanya siapa itu Lorrin, tapi tak jadi begitu melihat kilat tak senang di iris gelap Oliver. "Mereka punya kekuatan serupa, tapi aku sangat yakin jika kalung ini lebih kuat dibanding mahkota itu. Kalung ini mendapat asupan dengan baik, tak seperti mahkota yang ada di kamar Nona Kethra tanpa bisa melakukan apapun. Kekuatan yang tak diasah dan diberi asupan cukup akan menumpul seperti pisau."

Di balik patung singa, para penyusup mendengarkan semuanya. Alat perekam video tergenggam di tangan salah satu dari mereka, merekam semuanya dari awal sampai akhir. Mereka tak berbicara apapun, tetap membisu sembari melirik satu sama lain. Bahkan sampai Max keluar dari ruangan, tak ada yang bersuara.

𖤓𖤓𖤓𖤓𖤓

Kethra, Morrigan, Atalya, dan Grim muncul satu per satu ke dalam kamar. Kethra menghapus sihir tembus pandang dan terbang mereka, sehingga mereka menjenjakkan kaki di lantai pualam kamarnya dengan utuh. Jendela tempat mereka muncul tadi kini sudah dikunci oleh Morrigan, ia melirik ke bawah sebentar untuk memastikan tak ada yang menyadari jendela Nona Chandier terbuka.

Mereka melepas jubah, melemparkannya asal-asalan ke sofa. Malam ini cukup dingin, sehingga mereka mengenakan jubah dan pakaian tebal untuk menghalau dinginnya udara. Kamar itu hanya disimbahi cahaya rembulan, kandil berbentuk bangau di atapnya sudah mati. Begitu juga dengan lampu-lampu yang berada di ceruk-ceruk dinding. Bulan membentuk bayangan panjang karena mereka, saling menyatu, dan salah satunya tenggelam dalam kegelapan yang tak terjangkau cahaya.

Bayangan itu bergerak ke sana-ke mari sembari mengucapkan sumpah serapah. Suara sepatu bot mereka terdengar samar. Untungnya, kali ini tak ada pertumpahan darah. Pisau mereka terlipat rapi, tanpa bercak apapun.

"Sial. Jadi selama ini James adalah anjing setia Putra Mahkota," guman Morrigan. Mondar-mandir tidak jelas seraya mengetukkan sepatunya beberapa kali. Henrietta yang jeli akan menangkap itu sebagai sebuah nada, dan akan mengingatnya sebagai tanda, pikir Kethra.

"Kau mengenalnya? Si James itu?" tanya Atalya. Ia mendekat ke pendiangan, meraih korek di rak kemudian mulai menata kayu-kayu yang baru. Udara yang dingin dan mencekam membuat Atalya ingin menghangatkan diri di pendiangan.

Grim, Kethra, dan Morrigan menghempaskan diri ke sofa, menyaksikan api perlahan menyala dengan Atalya di depan pembatas besinya. Kethra mengusap pipi, keduanya dingin. "Aku tahu namanya saja. Nama-nama penyihir hitam sudah biasa tersebar di antara vampir. Dia adalah penguasa selatan. Namanya memang asing, karena dia menyembunyikannya. James adalah penyihir setengah Necromencer. Kekuatannya sangat tinggi, pengikutnya berjumlah ratusan. Menara penyihir itu tak diketahui sampai sekarang, tapi aku menduga ada sihir ilusi yang menutupinya," jelas Morrigan sembari melepas sarung tangan.

Who the Real Villain? [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang