Jiwa Yang Rusak

1.8K 54 4
                                    

Cast:
Lee Taeyong as Garaga (dom)
Lee Haechan as Hanarel (sub)

.






.

Happy Reading...

Garaga side.

Nama saya Garaga Jovelian Akbar, saya lebih akrab dipanggil Dokter Akbar. Iya, saya ini seorang dokter kejiwaan di rumah sakit jiwa di daerah Jakarta Utara. Saya mengabdikan diri saya untuk menyembuhkan orang-orang yang memiliki jiwa yang rusak, saya ingin mereka kembali seperti orang normal.

Dan disini, saya ingin sedikit bercerita tentang salah satu pasien yang paling saya sayang, atau mungkin yang paling saya cinta. Iya, saya mencintai pasien saya sendiri.

Namanya Hanarel Baskoro, remaja berusia dua puluh dua tahun yang di bawa ke rumah sakit ini karena sering bersikap anarkis. Saya awalnya menolak menjadi penanggung jawab pasien yang satu ini, karena saya merasa takut akan di lukainya. Saya sempat membaca beberapa kasus yang di lakukan anak itu, dia pernah membunuh teman nya sendiri dengan sadis. Tapi anehnya, saat membunuh temannya, dia tertawa seperti orang yang paling bahagia, tapi setelah membunuhnya, ia menjadi seperti orang yang paling menyedihkan. Selama tiga tahun menjadi dokter jiwa, baru kalo ini saya menangangi pasien dengan kejiwaan yang menurut saya benar-benar rusak.

Tapi saat menatap pandangan kosong itu, saya seperti melihat dirinya yang ingin terbebas dari belenggu yang mengekang nya sampai menjadi seperti ini. Dan pada akhirnya, saya mau menjadi dokter untuk Hanarel.

"Nama kamu Hanarel Baskoro, benar?" saya mencoba mendekatkan diri saya dengan Hanarel.

Hanarel.. Dia memandang takut ke arah TV yang ada di belakang saya. Saya bingung, ada apa dengan benda itu sampai Hanarel sangat ketakukan.

"NGGA! BERHENTI! JANGAN DI PUTAR LAGI! AREL MOHON!! NGGA! HANAREL GA MAU LIAT LAGI!! AAA!!!"

Saya sangat terkenal saat Hanarel tiba-tiba histeris seperti itu. Ia berontak di kursinya seakan ia sedang di ikat, padahal dirinya tidak di ikat apapun. Saya bingung, panik dan takut saat melihat Hanarel yang seperti itu. Saya mencoba menenangkan Hanarel, mencoba memeluknya.

"Hanarel! Tenang, ada saya. Hanarel dengarkan saya, Hanarel! Akh!"

Saya terkejut bukan main, karena tiba-tiba Hanarel mencekik saya sambil mengacungkan ujung pulpen pada mata saya. Saya berusaha melepaskan cekikan Hanarel.

"Mati.. Ayah harus mati.. Mati.. HAHAHAHA!!"

Saya tidak tahu harus melakukan apa, saya hampir mati jika petugas tidak datang dengan cepat. Hanarel akhirnya di suntik bius supaya tenang, saya masih berdiri mematunh. Hanarel terlelap di kasurnya dengan tenang, sedangkan saya hampir mati di buatnya.

Sampai malampun saya masih memikirkan kejadian siang itu, saya memikirkan kenapa Hanarel bisa se histeris itu saat melihat TV dan bagaimana bisa sikapnya seketika berubah dalam sekejap, bahkan saya rasa perubahan itu kurang dari tiga detik.

Drrtt.. Drrtt..

Saya terkejut dengan getaran dari ponsel saya.

"Hallo?"

"Hallo Dokter Akbar, mau minum kopi bersama?"

"Tentu Dokter Tirta, kebetulan sekali saya sedang stress, mungkin dengan segelas kopi bisa mengurangi stress nya"

"Saya tunggu di cafe depan rumah sakit"

Pip..

Dia Tirta Megantara, teman yang paling dekat dengan saya. Dia itu seperti cenayang, dia bisa menebak apa yang saya alami.

Story Of NCT Couple || BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang