Cast:
Lucas as Luca Adijaya dom
Jungwoo as Juna Mahardika subWarning⚠
-harsh word
-adegan kekerasan
-typo berserakan.
.
Foto pernikahan berukuran besar terpanjang di dinding kamar, raut bahagia dari pasangan tersebut tercetak dengan abadi, momen yang hanya terjadi satu kali dalam seumur hidup, hubungan yang akan berlangsung selamanya.
BRAK!
"SUDAH SAYA BILANG, JANGAN PERNAH SENTUH BARANG-BARANG MILIK RENJA! KENAPA TIDAK MAU MENURUT?!"
Tapi, nyatanya kebahagiaan itu hanya tercetak dalam bentuk foto saja, kebahagiaan itu tidak berlangsung secara nyata.
"Maaf, Luca, aku ga bermaksud begitu.."
"Sudahlah! Sekali lagi saya peringatkan, jangan pernah sentuh barang-barang milik Renja" Luca lantas pergi meninggalkan Juna yang masih terduduk di lantai dekat nakas.
Kepalanya terasa sakit, Juna meraba area pelipisnya dan ternyata pelipisnya terluka saat membentur ujung nakas. Dengan hati yang setiap harinya hancur, Juna hanya bisa menangis. Luka lebam di sekujur tubuh dan beberapa di area wajah tak sebanding sakitnya dengan sakit hati yang ia rasakan. Tak di anggap sebagai pasangan oleh suami sendiri jauh lebih sakit dari luka fisik yang ia terima dari suaminya.
Juna, laki-laki malang yang (terpaksa) menikah dengan seorang laki-laki kasar seperti Luca karena perjodohan. Lebih tepatnya, Luca merasa terpaksa menikahi Juna karena ia masih mencintai mendiang suaminya yang bernama Renjana Agastya. Bahkan semua barang-barang milik Renja masih tetap berada pada tempatnya di kamar milik Luca.
Juna hanya ingin memiliki tempat, tidak apa jika bukan di hati Luca, tapi setidaknya ia memiliki tempat di rumah ini. Tapi tetap saja, Juna tak akan pernah memiliki tempat dimanapun di rumah ini bahkan di hati Luca. Tempat ini hanya milik Renjana.
Dengan tertatih, Juna meninggalkan kamar Luca dan kembali pada kamarnya. Ya, mereka tidak tidur dalam satu kamar, Luca tak akan pernah mengijinkannya. Ah tidak, Juna punya tempat di rumah ini, yaitu kamar tamu yang menjadi saksi bisu tersiksa nya Juna dalam pernikahannya dengan Luca.
Juna menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam. Ia berjalan kearah cermin, melepas kemeja putih miliknya dan terlihat banyak luka lebam di tubuhnya.
"Lebam nya sudah sebanyak ini, yang sebelumnya aja belum sembuh udah ada lagi" gumam nya. Ia menilik seluruh tubuh atasnya sampai ke bagian punggungnya, bahkan bagian punggungnya terdapat bekas cambukan yang Luca berikan dulu.
"Bekas cambuknya juga belum ilang" gumam nya lagi.
Kembali memakai pakaiannya, ia lalu mengusap sisa air mata di pipinya.
"Gapapa Juna, ini salah kamu karna nyentuh barang punya Renjana. Buat Renja, maaf ya? Aku udah niat jahat mau simpan satu foto kamu di kamar Luca dan di tukar sama foto aku, aku ga bermaksud nyingkirin kamu, kok" monolognya.
Iya, Juna selalu menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang ia lakukan, walau sebenarnya ia tidak salah. Juna lalu mengambil kotak P3K yang ia simpan di dalam laci. Ia mengobati semua luka di tubuh nya dan juga luka di dahinya.
Tok.. Tok.. Tok...
Tepat setelah Juna menempelkan plester pada dahinya, pintu kamar Juna di ketuk dari luar. Juna pun membereskan P3K nya dan kembali menyimpan benda itu kembali pada tempatnya, lalu ia berjalan ke arah pintu kamar yang ketukannya semakin keras dan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of NCT Couple || BXB
Teen Fictionkumpulan oneshoot / twoshoot dari perkapalan NCT mulai dari kapal asli sampe kapal crack dan hantu ada disini. warning ⚠ -B×B AREA! -homophobic menjauh! -typo berserakan