Jika orang itu bukan Namira Sanjaya, mantan bintang ternama yang pernah begitu bersinar bahkan sehari sebelum memutuskan waktu pensiunnya di dunia hiburan, mungkin situasinya tidak akan sesulit ini.
Jika orang itu bukan Andreas Pramoedya, keturunan salah satu raksasa bisnis manufaktur, yang juga merupakan suami seorang Namira Sanjaya dan sekaligus menantu politikus tersohor, mungkin neraka itu tidak akan semengerikan ini.
Jika nama Pramoedya dan Sanjaya hanya sekedar nama keluarga biasa, tanpa diiringi embel-embel jabatan, kekuasaan, martabat, dan atensi orang banyak, mungkin mimpi buruk menakutkan yang menjelma menjadi kenyataan tidak akan terasa semenyiksa ini.
Betapapun banyak pengandaian yang Rena canangkan, tetap saja nasi yang sudah terlanjur menjadi bubur, tak dapat menyelamatkan hidupnya dari kematian kedua. Seberapa pun kuat Rena berkeras membangunkan diri dari cengkraman mimpi buruk, luka yang terlanjur tertoreh seolah menjadi alarm kesadaran bahwa tidak ada mimpi buruk yang sakitnya terasa senyata ini.
Ia tidak tahu apa yang lebih buruk lagi dari cap perusak rumah tangga orang, atau gelar orang ketiga yang dilabeli lingkungan sosial padanya semenjak skandal ciuman bersama Andreas Pramoedya malam itu menyebar luas di semua media massa. Bahkan membayangkan petaka ini datang singgah di hidupnya, nyaris tak pernah terlintas sedikitpun di benak Rena.
Setelah mengkonfirmasi kebenaraan cerita Mala di telepon tadi, dan melihat sendiri bagaimana besarnya hujatan yang ditujukkan khalayak ramai pada postingan berita tentang skandalnya, Rena tahu menjadi manusia hina dipandang sebelah mata untuk kesekian kali adalah hal yang tak bisa ia hindari.
Rena mungkin masih bisa menutup kedua telinga dan mata pada teriakan dan tatapan hina dunia yang menghujatnya habis-habisan, karena selama ini ia cukup mampu mengatasinya dengan hati yang lapang. Toh, selama penghakiman dan kebencian itu tak menghalagi jalan rejeki finansialnya, Rena mungkin akan menanggapi semua itu dengan abai.
Meskipun untuk situasi sekarang hujatan dan cacian itu bertambah puluhan atau bahkan ratusan kali lipat, Rena masih sanggup untuk berpura-pura berdiri kuat sekali lagi.
Namun sayangnya, persoalan pelik kali ini bukan hanya akan membawanya pada hujatan berlimpah dari orang-orang, tapi juga berujung pada malapetaka yang jauh lebih besar untuk menghancurkan hidupnya.
Tak bisa dipungkiri, yang menjadi pertimbangan terberat Rena adalah bagaimana perkara berita tersebut akan berimbas pada orang-orang terpenting di hidupnya. Pemberitaan yang sudah menyebar luas tak terbendung ini, cepat atau lambat pasti akan sampai ke telinga Kayla, ibu, atau keluarga lainnya di Semarang. Hanya tinggal menunggu waktu hingga salah satu dari mereka akan menghubunginya sendiri demi konfirmasi. Kemungkinan terburuk yang sangat ingin Rena hindari.
Karena bagaimana pun, merusak nama baik keluarga kecil mereka dengan aib memalukan--yang bahkan tak pernah ia lakukan, adalah tamparan besar bagi Rena yang selalu mengutamakan keluarga di atas segala-galanya. Belum lagi memikirkan kondisi sang ibu yang terus saja menurun hari demi hari, semakin menambah kegusaran tak terkira di hati Rena.
Selain itu, ujung akhir dari petaka ini berupa kehancuran karir dan resiko kehilangan pekerjaan yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan utama, membuat Rena nyaris kehilangan pijakan apapun.
Dan neraka itu rupanya sudah ada di depan mata saat setengah jam kemudian, seseorang dari lantai atas yang memperkenalkan diri sebagai salah satu sekertaris dari dewan komisaris datang menghampiri Rena ke ruang kerjanya. Membawa pesan penting bahwa atasannya bernama Antonio Pramoedya meminta perempuan itu datang menemuinya secara khusus ke ruang komisaris.
Dari perintah penuh otoritas tersebut lah Rena tahu, bahwa hidupnya mungkin saja sudah benar-benar berakhir.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels
Romansa[On going] Andreas Pramoedya tak pernah membiarkan siapapun mengusik ranah pribadinya. Sikap dingin dan tertutup pria itu makin tak tersentuh saat Namira istrinya memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan tragis. Kematian Namira yang penuh tragedi, s...