Bab 50. Keputusan Tanpa Penyesalan

292 31 5
                                    

"Saya mohon maaf atas semua kekacauan yang terjadi. Pemberitaan yang terlanjur menyebar luas dan menciptakan berbagai keresahan massa, murni sebagai kelalaian saya. Ke depannya hal serupa saya janjikan tidak akan terulang kembali."

"Terkait kecelakaan dan kematian Istri saya, sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan kejadian ini. Harap untuk tidak menebarkan kabar menyimpang demi menghargai privasi rumah tangga kami dan juga nama baik almarhumah."

"Dalam hal ini saya kembali menegaskan bahwa perihal kesalahan yang terlanjur menjadi konsumsi publik, semuanya adalah murni kelalaian saya. Pihak lain manapun yang terlibat ke dalam pemberitaan, tidak lebih dari korban yang ikut terseret ke dalam masalah yang saya ciptakan. Kasus ini akan saya jadikan cerminan diri dan perenungan agar tidak lagi bersikap gegabah di waktu mendatang."

Rena mengakhiri cuplikan terakhir video klarifikasi berdurasi 20 menit dari link yang dikirimkan Mala melalui aplikasi pesan pribadi. Ia menyanggakan punggungnya pada sandaran kursi kayu seraya menarik napas dalam. Apalagi ketika kedua matanya sempat tertuju pada barisan komentar teratas yang memberi respon atas subjek yang saat ini tengah menjadi sorotan media.

@NonaJulid : Jadi intinya dia nggak lebih dari laki-laki berengsek yang kebanyakan minum di acara perusahaan karena ditinggal mati istrinya, terus khilaf maksa cipokan sama karyawannya sendiri? Dih, najis.

@PejuangBLT : Kalau memang skandal foto yang menyebar ternyata murni pemaksaan sepihak, itu udah termasuk pelecehan gak, sih? Kalau ceweknya nuntut dan bawa ke jalur hukum bisa kena pasal pidana kali, ya.

@TakSetampanDilan : Keadilan sosial ternyata masih milik seluruh masyarakat yang good looking. Yang muka pas-pasan berbanding lurus ama isi dompetnya, mending pindah kewarganegaraan ke Uranus aja. Taruhan, habis ini pasti dia dimaafkan dengan mudah dan skandalnya bakal dilupakan. Kasihan, istrinya pasti nangis-nangis dari dalam kubur kalo ngelihat semua ini.

@NenengMarkoneng : Suami macam apa yang keluyuran ke acara perusahaan di hari yang sama waktu istrinya meninggal? Ganteng sih ganteng, tapi kalo modelan gak punya hati begini, masih bagusan Babe Cabita ke mana-mana.

@snoraaaa : Sae lu Bambang, tinggal ngaku emang orang brengsek aja butuh waktu berhari-hari! Kebanyakan drama kek sinetron India. Lagian ceweknya mau-mau aja dilecehkan dan nggak niat laporin ke pihak berwajib!

Rena menutup layar komentar maupun video yang ada di tangannya. Nomor Mala yang masih tersambung sejak tadi di seberang panggilan, terdengar kembali menyapa. "Pengakuannya emang cukup mengejutkan karena dia nggak membantah soal foto ciuman itu dan lebih memilih mendeklarasikan permintaan maaf."

Mala terdiam sebentar, tampak berhati-hati menyuarakan isi kepalanya. "Sejauh ini isu orang ketiga yang sempat dituduhkan ke kamu bisa ditepis dengan pengakuan Pak Andreas yang memaksa melakukan ciuman itu secara sepihak, dan ditangkap masyarakat umum sebagai bentuk pelecehan. Komentar negatifnya mungkin mereka menyayangkan sikap pasif kamu karena nggak membawa ini ke ranah hukum. Selebihnya, semua hujatan dan kalimat kebencian justru ditunjukkan untuk Pak Andreas sendiri."

Rena mendengarkan tiap ucapan Mala dalam diam. Tak ada keinginan sedikitpun baginya untuk menyela. Atau mungkin karena ia masih terlalu larut dengan semua informasi yang terasa mengejutkan untuk dicerna dalam satu atau dua kedipan mata.

"Aku pikir dia akan milih jawaban paling aman dengan lempar batu sembunyi tangan, melimpahkan semua kesalahan ini sama kamu. Atau lebih parahnya lagi menjadikan kamu sebagai kambing hitam. Tapi sekarang aku akhirnya lega karena firasat burukku nggak benar-benar terbukti," sambung Mala.

Rena menatap hampa kegelapan langit malam dari balkon tempat ia terduduk sekarang. Ia berusaha meraba-raba isi hatinya usai mendapatkan sedikit titik terang dari permasalahan yang mengikatnya dengan Andreas seminggu belakangan.

Head Over HeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang