chapter thirteen

18.6K 1.8K 42
                                    

Kehilangan itu, seiring berjalannya waktu akan sembuh.itu kata orang yang tidak merasa kehilangan.

Sembuh tidak akan pernah ada bagi orang yang kehilangan, tapi Allah akan mengganti dengan yang lebih baik

••Ustadz Abdul Somad••


Happy reading ges

Tandai typonya ya'

Assalamualaikum guys gimana kabarnya?
Semoga baik ya semuanya

Jadi aku mau ngasih tau kalian bahwa: TANGGAL 16 AGUSTUS LTBB BAKALAN OPEN PO.

JADI JANGAN KETINGGALAN YA BUAT PELUK HASBI DAN NAYRA

______________________________________

Kaki Kevin seakan tepaku ke tanah Jantung Kevin berdegup kencang kakinya seakan menjadi jelly, pikirannya berkecamuk, raganya seakan di cabut begitu saja. Tak pernah terpikirkan bahwa dia akan kehilangan neneknya secepat ini.

Padahal rencana Kevin sehabis pulang dari Mesir dia akan merawat neneknya, tapi apa ini dirinya belum pulang dan neneknya sudah pergi tanpa pamit dan tanpa melihat dirinya.

Kevin berlari sekuat tenaga menuju asramanya, jauh-jauh hari dia memang sudah prepare untuk pulang ke Indonesia, tiga hari lagi, tapi tuhan punya rencana lain, orang yang membantu dia sampai ke titik ini, orang yang selalu setia menemani dirinya, memberi semangat padanya, orang yang rela melakukan apapun demi dirinya namun tuhan malah menjemputnya secara tiba-tiba tanpa pertanda dan tanpa persetujuan dari dirinya

Jarak antara Mesir dan Indonesia juga lumayan jauh jadi perlu waktu bagi Kevin untuk datang, walaupun mustahil jika dia bisa melihat wajah neneknya untuk yang terakhir kalinya. Tapi mudah-mudahan nenek Kevin mati dalam keadaan baik.

Tak di hiraukan lagi bentukan dirinya, tak dihiraukan lagi pakaiannya, bahkan teriakan-teriakan tang memanggil namanya tujuannya saat ini adalah cepat datang ke bandara dan tiba di Indonesia.

Sampai di bandara banyak sekali tatapan bingung dari orang-orang yang ada disana, melihat peluh keringat yang bercucuran di wajahnya dan wajah yang memerah, serta penampilan yang telah berantakan.

Kevin memesan tiket pesawat paling cepat penerbangannya dimulai dia tidak lagi bisa menunggu. Setelah memesan tiket Kevin baru sadar dengan keadaannya dan pandangan orang-orang di sekitarnya, tapi dia tidak peduli akan hal itu.

Fokusnya teralih pada benda pipih yang berada genggamannya, dia melihat begitu banyak panggilan tak terjawab dari sang adik, bukan bermaksud untuk tidak menjawab cuma untuk sekarang dia tidak mampu berbicara, tentang neneknya itu, biarlah dia sendiri yang memahami, dia tidak ingin kacau saat sekarang.

Karena dia akan bertambah gelisah, Kevin hanya membaca pesan dari sang adik, hatinya tak henti-hentinya untuk beristigfar dan merapalkan doa-doa, dia tau itu tidak akan berguna, tapi untuk penenang hatinya, maka dia hanya bisa melakukan itu.

Setelah menunggu 20 menit akhirnya pesawat yang di tumpangi Kevin pun mulai terbang, semua orang tampak tenang di dalam pesawat itu lain dengan dirinya. Jarak yang jauh menjadi penghalang dirinya, pupus sudah harapan Kevin untuk melihat wajah sang nenek untuk terakhir kalinya. Mungkin ketika dia sampai neneknya sudah tertimbun oleh tanah yang hanya menyisakan gundukan tanah yang di taburi bunga.

Atau mungkin dia akan sampai besok tak ada yang tau bagaimana yang jelas sampai duduk di pesawat pun kevin masih menitikkan air mata, siapa yang tidak merasa kehilangan dengan perginya seseorang yang selama ini selalu mendukung dirinya. Hanya neneknya, neneknya.

learn to be better Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang