chapter twenty three

18.2K 1.6K 90
                                    

  Alhamdulillah bisa up hari ini. Happy reading semuanya.

Tandain typo

Malam harinya, seperti yang di beritahukan oleh Hasbi, malam ini dia mengisi acara di mesjid Baiturrahman.

Acara di mulai setelah isya, tapi para pengisi acara harus datang sebelum magrib.

Hasbi pergi terlebih dahulu ke rumah Nayra, atau lebih tepatnya menjemput Zain, tapi ketika Hasbi sampai di rumah Zain dia tidak menemukan Nayra.

Dan Zain pun tidak berpamitan dengan Nayra, mungkin dai sedang tidak ada dirumah, atau mungkin tadi dia sudah memberi tahukan pada Nayra.

Dan kenapa pula kamu mikirin Nayra? Mau modus sekalian yak? *Author*

Acara berjalan lancar tak ada gangguan, walau ada beberapa pertanyaan yang menanyakan hal pribadi dari si penceramah tapi mereka tak ambil pusing malah menjawab dengan candaan.

***

Nayra yang tengah sibuk berkutat dengan laptopnya itu terkejut saat.

"Nayra!"

"Eh, astaghfirullahal'azim, ada apa?"

"Kaget ya, maaf. Itu tadi kamu di suruh keruangan bapak Ahmad"

"Buat apa?"

"Ngga tau juga"

"Ooo ya udah makasih ya"

Gadis itu mengangguk dan berlalu pergi dari hadapan Nayra.

Nayra juga bingung ada apa gerangan pak Ahmad memanggil dia, apakah Nayra ada melakukan kesalahan?.

Nayra berjalan menuju ruangan pak Ahmad yang berjarak lumayan dekat dari tempat awal dia belajar.

Nayra mengetuk pintunya terlebih dahulu dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum?"

"Wa'alaikummussalam masuk!"perintah orang yang berada di dalam sana

Mendengar perintah Nayra pun masuk, ketika masuk atensi beralih pada dua orang pria yang berbeda usia, yang tengah duduk berhadapan, menatap padanya.

"Nayra kan?"

"Iya pak"

"Silahkan duduk" pak Ahmad, menunjuk kursi yang berada di hadapannya, lebih tepatnya di samping pria yang tadi juga menatapnya.

Nayra menarik kursi itu sedikit jauh agar ada jarak antara dirinya dan pria itu.

"Langsung saja,di karenakan kamu dahulu masuk ke kampus ini jalur prestasi dan salah satu prestasi kami adalah juara satu pidato bahasa Arab tingkat provinsi. Jadi tujuan saya memanggil kamu kesini untuk menunjuk kamu sebagai perwakilan kampus untuk mengikuti lomba pidato antar universitas".

"Dan untuk pembimbing saya serahkan pada pak Hasbi, dikarenakan beliau adalah lulusan al Azhar, jadi pasti bahasa Arabnya bagus, jadi saya juga menunjukkan pak Hasbi untuk mengajari kamu. Gimana?"

"Lombanya sekitar dua Minggu lagi, masih ada waktu untuk berlatih dengan beliau."

Seperti cenayang, kenapa pak Ahmad tau isi pikiran Nayra. Ingin rasanya menolak dengan alasan klasik, 'sudah tidak hafal pak' atau 'saya sudah tidak terlalu fasih dalam berbahasa Arab'. Alasan itu tak bisa Nayra gunakan.

Tak aja jawaban lain selain mengangguk pasrah, bukan Nayra tidak mau, bukankah suatu kebanggaan tersendiri langsung di tunjuk oleh dosen dan di percayakan mewakili kampus untuk bersaing dengan kampus lain.

learn to be better Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang