chapter fifty one

10.3K 985 166
                                    

Oh iya aku lupa,,,

Prolog Zain insyaallah nanti malam

Kalo kalian kesal sama Jihan and Jevan. Mending mampir ke Zain aja

Happy reading

"Hmmm, kak Kevin mau nggak jadi orang yang selalu ada buat Iji?"

Hasbi hanya tersenyum tipis mendengar permintaan Jihan, tak ada yang berubah dari ekspresi kecuali dua sudut bibir yang tertarik tipis ke atas.

Hasbi menatap wajah Jihan yang penuh harap, Hasbi menggeleng.

"Sudah lama kita ngga ketemu Ji, sudah banyak perubahan yang terjadi disini"

"Ta-tapi ketika Iji koma, disana Iji lagi main sama ka Kevin dan yang lainnya, disana kita kayak dulu kak, kita ketawa bermain, dan ada satu hal yang bikin Iji bahagia banget disana"

"Oh ya, apa itu"

Jihan menunduk, wajahnya bersemu merah, dia sepertinya malu-malu mengucapkan hal yang bahagia itu.

"Eumm, waktu itu, di sana, aku sama kak Kevin. Kita pacaran" Hasbi sedikit kaget mendengar itu, tapi tak sama sekali merubah ekspresinya.

"Jadi kak Kevin mau ngga wujudtin hal itu, dengan jadi pacar Iji"

"Maaf ji, ngga bisa"

Wajah yang awalnya bersemu merah malu-malu itu langsung berubah ekspresi menjadi kaget dan sedikit kecewa

"Maksudnya?"

"Banyak perubahan selam lima tahun terakhir, sekitar dua tahun yang lalu kak Kevin menikah, kak Kevin sudah punya istri, namanya Nayra, dia cantik. Dan Alhamdulillah sekitar 6 bulan yang lalu anak kami telah lahir, namanya Akhtar." Tutur kata Hasbi lembut, dia lebih menekankan kata-kata pada istrinya dengan ekspresi yang bahagia.

"Alhamdulillah?"

"Kak Kevin sudah pindah agama"

"Apa karna dia juga?"

"Hanya awalnya, setelah itu aku memantapkan diri untuk memeluk agama Islam"

Wajah jelas terlihat tidak mengerti, Hasbi yang di nantikan nya ketika bangun dari koma, ternyata telah berkeluarga.

Jihan? Jelas kecewa dengan kenyataan ini, kenapa dia harus bangun di saat kenyataan yang pahit ini, kenapa dia tidak bangun lebih awal, atau tidak bangun sama sekali.

Tak terasa satu persatu air matanya luruh tanpa ingin di tahan, Jihan memalingkan wajahnya enggan menatap Hasbi. Selera makannya hilang.

Hasbi meletakkan piring yang berisi makan siang Jihan di atas nakas, dan hendak beranjak.

Sebelum Hasbi, Jihan lebih dulu menahan lengannya yang terlapisi kemeja, Hasbi dengan lembut menarik kemeja itu.

"Kak Kevin mau kemana, jangan pergi" terlihat mata yang basah dan sembab itu memohon.

Suara pintu terbuka, terdengar suara sepatu yang tergesa-gesa menuju Hasbi, dan tiba-tiba saja dia di tarik dengan kasar oleh seseorang.

"Kak Jevan!" Pekik Jihan saat melihat adegan itu.

"Lo ikut gue" desis Jevan tanpa menghiraukan Jihan yang matanya masih memerah.

Jevan menarik Hasbi keluar ruangan Jihan menuju sebuah lorong yang lumayan sepi, Hasbi menghentakkan tangan Jevan dan berjalan santai dengan muka datar.

Jevan langsung menarik kerah kemeja Hasbi dan berdesis, "lo apain adek gue" lalu menghempaskannya.

"Gue cuma bicara fakta, yang mungkin itu menyakitkan bagi Jihan, tapi akan lebih menyakitkan lagi kalo dia tau dari orang lain, atau lebih lama lagi"

learn to be better Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang