Chapter twenty one

19.8K 1.6K 69
                                    

Happy reading.

Tandain typo

Assalamualaikum guys gimana kabarnya?
Semoga baik ya semuanya

Jadi aku mau ngasih tau kalian bahwa: TANGGAL 16 AGUSTUS LTBB BAKALAN OPEN PO.

JADI JANGAN KETINGGALAN YA BUAT PELUK HASBI DAN NAYRA




Mobil sedan hitam itu melaju membelah jalanan, yang sudah di guyur oleh hujan, suasana hening menyelimuti dalam mobil itu. Tak ada yang berani membuka suara, semuanya bungkam dengan pikiran masing-masing.

Mobil hitam itu berhenti di sebuah rumah berlantai dua, rumah yang minimalis namun cukup mewah.

Hujan masih belum reda, alhasil Nayra menawarkan kepada Hasbi untuk mampir. Awak Hasbi menolak, tetapi ketika melihat Zain yang sudah berdiri diambang pintu rumah itu. Hasbi menerimanya.

Hasbi juga ingin menjelaskan maksud dari kedatangan dirinya bersama Nayra, agar tidak terjadi fitnah dan Zain juga tidak salah paham akan itu.

Nayra turun terlebih dahulu, dia menyalimi tangan Zain sebelum masuk, Zain tidak berbicara ekspresi wajahnya datar.

Disusul dengan keluarnya seseorang lelaki dari dalam mobil, hal itu membuat tanda tanya besar dalam dirinya. Zain tidak ingin berburuk sangka karena dia tau dua orang ini adalah orang yang saling menjaga kehormatan diri masing-masing.

Zain membuka pintu dan menyuruh Hasbi masuk, ekspresinya masih datar menatap ke arah Hasbi, sedang lelaki itu menunduk, sampai suara Zain menginterupsi.

"Bisa di jelaskan?"

"Maaf sebelumnya bang, saya tidak bermaksud untuk berduaan dengan Nayra, tadi ketika hendak pulang saya tak sengaja menemukan Nayra yang duduk sambil memeluk lututnya"

"Saya pikir itu adalah mahasiswi lain yang sedang menunggu tumpangan atau transportasi lainnya, tapi saya ingat bahwa jam segitu tidak akan ada lagi bus atau angkot yang beroperasi, saya hanya ingin memastikan kepada mahasiswi tersebut"

"Mobil saya berhenti dan saya keluar dari dalam mobil, bertepatan dengan orang itu melihat kearah saya. Dan saya tau dia adalah Nayra, adik abang. Sebelum kejadian itu saya juga menemukan buku Nayra yang terjatuh dan saya ingat masih menyimpannya di dalam mobil, jadi sekaligus saya berikan kepadanya."

"Saya bertanya kenapa dirinya belum pulang, ternyata dia sedang menunggu abangnya, dia sudah menelfon beberapa kali, tapi tidak ada jawaban, alhasil dia menunggu."

"Karena hari sudah semakin gelap dan gerimis juga sudah mulai turun, saya juga bingung harus berbuat apa, jika saya meninggalkan dia sendirian, lelaki macam apa saya, tapi kalau saya tumpangi dia untuk pulang, maka kami akan berduaan"

"Saya sempat berfikir sejenak keadaannya adalah darurat, maka dari itu saya menawari Nayra tumpangan untuk pulang kerumah, kami tidak duduk bersebelahan melainkan saya menyetir dan Nayra duduk di kursi penumpang."

Zain masih diam, dia tau Hasbi tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh pada sang adik, jika dilihat dari kesungguhan Hasbi dan siapa Hasbi.

Tetapi bukan berarti Hasbi tidak mempunyai nafsu, dia juga hanya manusia biasa, yang terkadang pernah khilaf.

Di tambah Zain juga mengetahui bahwa Hasbi menyukai adiknya, sebenarnya bisa saja Hasbi khilaf dan melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama, Zain tau bahwa kejadian tadi adalah sebuah ujian keimanan yang begitu nyata bagi Hasbi dan juga Nayra.

"Kalo begitu saya pamit bang, maaf sebelumnya jika membuat khawatir, Assalamualaikum" salam Hasbi dan pamit.

"Wa'alaikummussalam, saya percaya sama kamu, tapi saya tidak yakin jika kamu tidak memandangi adik saya saat tadi"

learn to be better Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang