chapter fourty eigth

14.2K 1.4K 105
                                    

Semua mata berbinar menatap malaikat kecil yang tengah tertidur di pangkuan ibunya. Bayi kecil yang beberapa jam lalu masih dalam perut ibunya kini hadir dengan haru dan rasa bahagia.

Tapi lain dengan Chaira, gadis itu memasang wajah sedikit kecewa, karena dia sangat mengharapkan bahwa keponakannya adalah perempuan, tapi yang lahir malah laki.

Soal jenis kelamin Akhtar hanya Hasbi dan Nayra lah yang tau, mereka sepakat tidak memberitahu yang lain.

Matanya tertutup dengan mulut yang mungil, jangan lupakan hidung mancung yang tegak lurus. Loria nenek dari Akhtar, dengan girang menggendong cucunya, sambil di kecup-kecup pipi bayi itu.

Banyak yang iri melihat itu, sehingga bergantian lah dengan Leon, Zain dan terakhir Chaira. Gadis itu bergegas pergi kerumah sakit saat Hasbi memberitahu bahwa Nayra masuk rumah sakit. Ketika di tanya, bukan hanya ingin melihat kakak ipar dan keponakannya ternyata dia juga ingin bolos jam pelajaran. Momen yang pas.

"Kak Ala, kok ngga cewek anaknya? Pasti ketuker" semua mata menatap Chaira yang cemberut.

"Heh, enak aja. Ini tu anaknya kak Kevin, dari mulai dia lahir sampai sekarang kak Kevin ikutin terus dia, jadi ngga ada yang namanya bayi ketuker. Kayak sinetron aja" serobot Hasbi.

"Kan key mau keponakan cewek!"

"Ish, udah, udah. Buat apa keponakan cewek sama kamu"

"Biar bisa di pakein baju seksi"

"Astaghfirullahal'azim!!" Semua menggeleng dengan jalan pikiran Chaira.

"Sekali-kali solehot ngga papa kali biar lucuk"

"Untung ngga cewek" gumam Nayra

"Eh, tapi kalo cowok juga bagus sih. Key bakalan ajarin dia jadi bad boy yang cool"

Semuanya hanya diam saja menanggapi gadis yang memakai seragam abu-abu ini, entah apa yang ada dalam pikirannya. Dia masih anak-anak ternyata.

"Sini bang biar key yang gendong" Chaira mengambil alih bayi yang berada di dalam gendongan Zain.

"Hello bayik lontong, eh ketupat deh kayaknya"

Akhtar yang tadinya nyaman dalam gendongan Zain, menggeliat saat Chaira menggendongnya, sepertinya bayi itu tidak terima kalo dia di panggil demikian.

Alhasil Akhtar mengeluarkan senjata pamungkasnya dengan ngompol di dalam pelukan Chaira.

"Mamaaa!! Dedenya ngompolll!!"

Semuanya tertawa melihat wajah kaget Chaira, wajahnya memerah. Apakah ini karena niatnya yang tidak baik.

"Iiih Akhtar, masa pipis di seragam onty sih"

"Dasar kue tartar"

"Semua makanan lu sebut"

Chaira memberikan Akhtar pada mamanya, dengan sigap Loria mengganti baju dan bedung Akhtar.

"Makanya jangan ajarin anak kak Kevin sesat, kan dia menolak. Jelas dia bakal jadi ulama besar. Bukan cowok kasur"

"Bad kak, bukan bed"

"Udah sana kamu ganti baju, ngapain bolos?" Tanya menyelidik dari Kevin.

"Ya kan, kak Ala lahiran" ucapnya mencoba mengelak.

"Dih ngga ada, pasti kamu ngindarin pelajaran ya"

"Ya habisnya matematika" Chaira keceplosan.

"Haaa, awas tak aduin ke mamaa"

Loria kembali dari membawa Akhtar yang menangis, sepertinya bayi itu lapar, atau terkejut dengan suara Chaira tadi. Entahlah sepertinya lapar.

"Nih nak, kayaknya dia lapar" Loria memberikan Akhtar yang menangis pada Nayra.

learn to be better Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang