Ya Allah dah nyampe chapter 17 masih ngga nyangka, makasih semuanya 😭
Masih banyak typo Tandain
Happy reading:)
Acara di mesjid Nurul Yaqin sudah selesai, Nayra sudah duduk tenang di samping mobil karena masih terkunci, sambil menunggu sang kakak datang.
Dari radius 10 meter dapat dia lihat bahwa Zain sedang berbicara dengan beberapa ustadz atau penceramah yang ikut berpartisipasi dalam acara malam ini.
"Obrolan bapak-bapak pasti lama, mana perut udah lapar lagi" sungut Nayra, perutnya terasa lapar karena tadi makan malam cuma sedikit.
Nayra mengambil benda pipih yang canggih dari dalam tasnya dan mengetikkan pesan untuk sang kakak.
Sumber keuangan🌏
Assalamualaikum bang.
Perut alaa masih, lapar jadi alaa izin buat beli jajanan samping mesjid ya.
Nanti tunggu aja alaa dekat jalan mau keluar:)
Setelah mengirimkan pesan kaki Nayra melangkahkan keluar halaman mesjid, matanya berbinar saat menatap jajaran pedagang kaki lima yang tersusun rapi di dekat trotoar jalan.
Ketika hendak keluar dari area mesjid langkah terhenti ketika melihat seseorang yang mendekat kearahnya dan sepertinya dia mengenali orang tersebut.
"Alaa" panggil orang itu.
"Loh kak Fauzan?" Ya orang itu adalah Fauzan
"Ngapain kamu disini" tanya Fauzan.
"Disini mau jajan, kalo di mesjid nemenin bang Zain ceramah"
Fauzan mangut-mangut kalo Nayra disini pasti dia tadi melihat Hasbi yang mengisi acara.
"Sendirian aja kak?" Tanya Nayra
"Ngga tadi sama–" ucapan Fauzan terhenti saat jari tunjuk nya menunjuk arah samping, dan tak menemukan seseorang.
Ya?, Dimana Hasbi bukankah tadi mereka beriringan, tapi dimana keberadaan sahabatnya itu. Padahal ini kesempatan emas bagi Hasbi untuk berinteraksi dengan Nayra lebih dekat.
Nayra pun memiringkan kepalanya mengikuti arah tunjuk Fauzan, dia menaikkan satu alisnya saat tidak menemukan orang.
"Hehe sendiri, ya udah laa, kakak mau ngeluarin motor dulu."
"Ya udah kak, alaa mau jajan dulu."
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikummussalam"
Sedang dari jarak yang lumayan jauh ada seseorang yang berdiri di samping tiang mesjid yang asik memperhatikan mereka berdua.
Orang itu kesal sambil memukul tiang mesjid, entah cemburu. Mulutnya manyun di balik sorbannya seperti meledek.
Tapi setelah itu dia tersenyum pula, sambil merangkul tiang mesjid. Aneh. Siapa lagi kalo bukan Hasbi Al-gifari, tadi dia memang beriringan dengan Fauzan, namun saat dia melihat Nayra dia diam-diam menjauh agar tak terlihat dari Nayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
learn to be better
RandomApakah mungkin Tasbih bersatu dengan Rosario atau akan menjadi satu tasbih dalam dua tangan