13 ~ Temenin Cari Buku

833 132 2
                                    

Setelah jam kuliah berakhir, semua mahasiswa dan mahasiswi pasti bergegas untuk pergi ke tujuan masing-masing. Namun lain halnya dengan Akbar dan Taufiq yang masih betah duduk didalam kelas sembari menunggu jam kuliah Daffa dan Zaid selesai.

"Eh Bar.. Jum'at besok lo ikut kegiatan AERLANG kan?" tanya Taufiq.

"Insyaallah.. Gue usahain.." jawabnya dengan pandangan fokus pada layar ponselnya.

Hening, hanya itu yang mereka bicarakan kemudian fokus dengan ponsel mereka masing-masing. Tanpa mereka sadari dikelas itu juga masih ada Tasya yang diam-diam memperhatikan Akbar.

"Apapun caranya gue harus bisa deketin Akbar.." batin Tasya.

Tanpa pikir panjang Tasya beranjak mendekati Akbar, menarik sebuah kursi dan duduk tepat disamping Akbar.

Taufiq dan Akbar yang sadar akan pergerakan Tasya itupun spontan menoleh menatap Tasya yang sudah lebih dulu menatap Akbar.

Tidak ada kalimat apapun yang keluar dari bibirnya, Akbar tetap diam sembari mengangkat sebelah alisnya.

"Kapan kita ngerjain tugas kelompok?" tanya Tasya.

"Serah.." jawabnya singkat dan kembali menatap ponselnya.

Mereka memang sedang mendapat tugas kelompok dari salah satu mata kuliahnya. Naasnya Akbar dan Tasya satu kelompok, dan tentu saja Tasya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.

"Heh.. Kita juga satu kelompok ya.. Kenapa Akbar doang yang ditanya?" Taufiq menatap kesal Tasya, ia merasa seperti tidak dianggap.

"Berisik lo.." sahut Tasya.

Taufiq mendengus kesal, ia paham jika Tasya hanya menginginkan Akbar tanpa memikirkan teman sekelompoknya yang lain.

"Dasar ulet keket.." hardik Taufiq dalam hatinya.

"Yaudah, kalo gitu besok ya.. Dirumah gue.." ucap Tasya.

"Gue gak tau rumah lo.. Cari tempat lain aja.." sahut Akbar tanpa berminat menatap Tasya.

"Iihh, yang ada entar gue yang gak diizinin nyokap bokap gue.." Akbar hanya menghela nafasnya saat mendengar alasan Tasya.

"Ribet banget sih hidup lo.." timpal Taufiq.

"Diem lo gagak.." sahut Tasya.

Spontan mata Taufiq membelalak dengan mulut menganga, ia benar-benar tidak terima dikatai gagak.

"Gue telen juga ni entar ulet keket.." batin Taufiq.

Tasya menyodorkan ponselnya kearah Akbar, sentak Akbar pun menatapnya dengan tatapan tidak mengerti, begitu juga dengan Taufiq.

"Catet nomer ponsel lo, biar gue bisa share lock alamat rumah gue besok.." ucap Tasya sembari tersenyum menatap Akbar.

"Fiq.. Catet nomer lo.." titah Akbar pada Taufiq.

"Kok malah dia sih.. Kan gue maunya nomer lo.." bantah Tasya.

"Gak bisa.. Gue gak hafal nomer ponsel gue.. Dan gue sibuk.." jawabnya yang masih fokus pada ponselnya.

Terdengar suara tawa yang tertahan, ternyata suara itu berasal dari Taufiq. Ia benar-benar puas melihat wajah kesal Tasya yang gagal mendapatkan nomer ponsel Akbar.

Tidak ada pilihan, dari pada tidak sama sekali, lebih baik Tasya mengalah dan ia pun segera menyodorkan ponselnya pada Taufiq.

Karena merasa kesal, Tasya segera beranjak pergi tanpa sepatah katapun setelah Taufiq memberikan nomer ponselnya.

Antara Hati & LogikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang