09 ~ Temenan

891 145 6
                                    

Taman Universitas kini sudah menjadi tempat favorit Akbar saat jam istirahat. Penuh inspirasi, itulah alasan Akbar menyukai tempat itu.

Feli yang tidak sengaja lewat, matanya tertuju pada Akbar yang tengah memejamkan matanya dengan posisi tersandar di kursi dengan sepasang earphone bluetooth ditelinganya. Dan ini bukan yang pertama kali, sudah kesekian kalinya Feli melihat Akbar seperti itu. Namun Feli masih belum tau, apa yang membuat Akbar selalu begitu.

"Manusia modelan apa sih, kok hobi banget tidur di taman.." Feli bergumam sembari menatap Akbar dari jauh.

Feli pun melangkah mendekati Akbar. Ya, hubungan mereka kini sudah membaik, tidak seperti sebelumnya yang selalu berdebat tidak tau tempat.

Dengan jahilnya, Feli memetik tanaman berbulu di area taman dan menggelitikkannya pada telinga Akbar sembari meniupnya dari belakang.

Akbar yang merasakan sesuatu dari belakang itupun segera menoleh.

"WAA...!!" teriak Feli saat Akbar menoleh.

"ANJIRRR...!!" Akbar terperanjat dibuatnya.

Feli tertawa puas karena berhasil mengerjai Akbar, sedangkan Akbar terlihat kesal karena sudah membuyarkan fokusnya.

"Lo ngapain sih.. Gue kira demit tadi.." Akbar menatap kesal Feli sembari melepaskan earphone-nya.

"Ya kali demit keluar jam segini.." Feli duduk disamping Akbar.

"Sama preman berani, giliran sama demit, takut.." ledek Feli.

"Ya kan demit beda alam.. Kalo gue tiba-tiba diajak ke alamnya gimana?" sahut Akbar.

"Ya gakpapa.. Agap aja lagi jalan-jalan.." kekeh Feli.

"Jalan-jalan lo bilang? Lo kira alam gaib tempat liburan apa.." ucap Akbar.

Akbar tidak habis pikir dengan pikiran Feli, hingga akhirnya Akbar menyentil kening Feli akibat kesal.

"Aduuhh.. Sakit tau.." pekik Feli sembari mengusap keningnya.

"Siapa suruh ngadi-ngadi.. Jail banget jadi cewek.." ucap Akbar.

"Siapa suruh tidur disini.." balas Feli.

"Heh.. Gue itu gak tidur.. Gue itu lagi ngumpulin inspirasi.." elaknya.

"Inspirasi buat apaan sih? Dari kemaren ditanyain jawab gitu mulu.." Feli menatap Akbar dengan serius, menunggu jawabannya.

"Novel.." jawabnya.

Feli tercengang "Lo penulis novel?"

Feli tidak menyangka, jika pria menyebalkan seperti Akbar ternyata seorang pecinta karya sastra. Padahal Akbar kuliah dijurusan bisnis.

"Hemh.." Akbar mengangguk sembari menatap ponselnya.

"Udah terbit?" tanya Feli.

"Sebagian.." jawabnya yang membuat mata Feli berbinar.

"Coba liat dong.. Kebetulan list novel gue udah habis.." ucap Feli antusias.

"Lo suka baca?" tanya Akbar sembari melirik Feli.

Feli tersenyum sembari mengangguk dengan cepat, dan Akbar pun memperlihatkan beberapa foto novelnya yang sudah terbit.

"1, 2, 3, 4..." Feli menghitung foto novel Akbar yang sudah terbit.

"15.. Banyak juga.." Feli menatap kagum Akbar yang tersenyum tipis.

Tanpa meminta izin terlebih dahulu, Feli segera menyalin foto novel itu ke ponselnya. Akbar yang menyadarinya pun hanya diam saja.

Antara Hati & LogikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang