34 ~ Ketua AERLANG

940 138 11
                                    

Seperti biasa, Akbar akan selalu menjalani hari-harinya di toko novelnya dari pagi hingga sore. Hari itu Akbar tidak sendiri, melainkan ditemani Via. Memang sungguh menyenangkan hubungan kakak adik diantara mereka, Akbar hobi menulis sedangkan Via hobi membaca, ditambah lagi Tia yang hobi mengingatkan, perpaduan yang sangat sempurna bukan?

"Bang.. Novel yang judulnya long distance religion itu udah kelar belum?" tanya Via.

"Belum.."

"Lama banget.. Padahal abang udah nyetak novel yang lain.. Kenapa yang itu gak kelar-kelar?"

"Belum dapet inspirasi yang pas.."

Akbar hanya bisa menghela nafasnya, hanya itu jawaban yang bisa ia berikan setiap Via menanyakan soal novel itu. Novel yang pernah Akbar janjikan untuk Feli, cerita nyata hubungan mereka berdua yang Akbar sendiri tidak tau sudah mencapai ending sebenarnya atau belum.

Saat Akbar sedang berusaha fokus mengumpulkan inspirasi, terdengar suara deru motor didepan tokonya. Akbar yang sudah tau siapa yang datang itupun segera melangkah keluar dari toko.

"Weee.. Udah lama banget kita gak main kesini.." seru Daffa.

"Kemana aja lo pada baru main kesini lagi?" tanya Akbar.

"Kita sibuk menata masa depan.." sahut Taufiq.

"Sekalian mengejar cinta.." tambah Zaid.

Akbar terkekeh mendengar jawaban dari teman-temannya, sudah 6 bulan mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing.

Dengan ramah Akbar menyalami mereka dengan gaya pria masa kini, tiba-tiba ada seseorang pria menghentikan motornya didekat motor 3 temannya.

Tanpa pikir panjang, 3 teman Akbar langsung menyalaminya bahkan memeluk pria itu. Saat pria itu mulai mendekat, mata Akbar membelalak sempurna saat mengenali pria itu.

"Akbar.." ucap pria itu.

"Azlan.." ucap Akbar.

Mereka saling menyebutkan nama diwaktu bersamaan, sentak membuat 3 teman Akbar terkejut disaat bersamaan juga.

"KALIAN KENAL..??" tanya mereka bertiga.

"Iya.. Dia anak sahabat teman lama abi waktu di Kalimantan.." jawab Azlan.

Azlan Hidayat Al-Hafidz namanya. Ia adalah anak dari Kyai Hafidz yang merupakan teman masa muda pak Ihwan. Setelah 20 tahun, akhirnya mereka bertemu lagi. Akbar pun baru beberapa hari mengenal Azlan.

"ALLAHUAKBAR AKBAR..." ucap 3 temannya.

"Kenapa sih?"

"Lo kok gak cerita ke kita kalo lo kenal sama ketua?" tanya Daffa.

"Ketua? Ketua apaan?" tanya Akbar.

"Ketua AERLANG... Azlan ketua AERLANG..." jawab 3 temannya.

Untuk yang kedua kalinya mata Akbar membelalak sempurna, ia tidak menyangka jika sosok ketua yang selama ini membuatnya penasaran adalah anak dari teman ayahnya sendiri, teman baru yang baru beberapa hari ia kenal.

Disaat Akbar tengah tercengang, Azlan hanya tersenyum tipis sembari menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, entah sampai kapan mereka akan menganggapnya ketua, padahal ia sendiri sudah mengatakan jika ia mengundurkan diri.

"Lo kok gak bilang sih Lan?" tanya Akbar.

"Saya juga tidak tau jika kamu anggota AERLANG.." jawabnya.

"Bisa kebetulan gini ya.." ucap Zaid.

"Jangan-jangan entar jadi ipar lagi.." celetuk Daffa.

Merekapun terkekeh setelahnya, lain halnya dengan Azlan yang hanya tersenyum tipis.

Antara Hati & LogikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang