Sebelum pergantian jam istirahat, Akbar memisahkan diri dari 3 temannya. Ia duduk di sebuah kursi taman Universitas.
Dari kejauhan tanpa sengaja Feli melihat Akbar sedang duduk tersandar dengan mata terpejam. Awalnya Feli tidak perduli dan berniat pergi, namun tiba-tiba ide jahilnya melintas begitu saja.
"Kemaren lo udah bikin gue di hukum.. Sekarang saatnya balas dendam.." batin Feli yang tampak menyeringai sembari diam-diam mendekati punggung Akbar.
Saat jarak mereka sudah lumayan dekat, tiba-tiba Akbar membuka matanya dan mengetik sesuatu di ponselnya. Feli yang terkejut itupun mematung sesaat, jiwa penasaran Feli pun turut hadir saat melihat gerak gerik Akbar. Perlahan Feli mendekat, berniat ingin mengintip apa yang sedang Akbar ketik di ponselnya.
Layar ponsel Akbar yang tampak gelap itu membuat Feli tidak bisa melihat dengan jelas. Saking penasarannya Feli memberanikan diri untuk semakin mendekat sembari menyipitkan matanya, mencoba memfokuskan pandangannya pada ponsel Akbar.
Saking fokusnya, Feli tidak sadar jika dagunya penyentuh bahu kanan Akbar. Karena merasa ada sesuatu di bahu kanannya, spontan Akbar pun menoleh. Jarak mereka yang begitu dekat itu membuat bibir Akbar tidak sengaja menyentuh pipi Feli saat menoleh.
"AAAAAAAA....!!" teriak mereka bersamaan.
Di tengah teriakan mereka, Feli segera menyapu pipinya, seolah-olah ada sesuatu yang mengotorinya. Begitu juga dengan Akbar yang spontan menyapu bibirnya sembari beranjak dari duduknya.
"IIIHHH... LO NGAPAIN CIUM-CIUM GUE..." decak Feli dengan tatapan tajamnya.
"HEH... HARUSNYA GUE YANG NANYA... LO NGAPAIN NYENDER DI BAHU GUE..." balas Akbar yang tak kalah kesal dengan tatapan tak kalah tajam.
Seketika Feli tersadar, "Guee..." ia bingung harus menjawab apa, tidak mungkin jika memberi tau yang sebenarnya.
"APA? Lo galau jadi perlu senderan, gitu?" ucap Akbar.
"SEMBARANGAN... Gak ada kata galau di kamus hidup gue..." balas Feli.
"Terus apa? Modus kan pasti.." tuduh Akbar.
"Dih.. NAJIS.." decak Feli yang tak terima, "Orang tadi gueee.. Gak sengaja.. Guee.. Jatoh.. Kepleset.." sambungnya yang berusaha beralasan.
"Ada ya orang jatoh milih tempat yang enak.." Akbar mengangkat sebelah alisnya sembari menatap heran Feli.
Feli memutar malas bola matanya, "Enak dari pluto.. Bahu keras gitu dibilang enak.."
Akbar diam saja, menatap tajam Feli sembari berusaha mengendalikan emosinya, hanya deru nafasnya yang terdengar.
"Lagian lo juga asal nyosor aja.. Dasar cowok mesum.." hardik Feli.
"APA LO BILANG...??" emosi Akbar terasa sudah di ubun-ubun.
"COWOK MESUM..." ucap Feli dengan penuh penekanan kemudian beranjak pergi.
"HEH... GUE BELUM SELESAI... WOY..." Feli tak menghiraukan teriakan Akbar.
"KALO SALAH ITU MINTA MAAF BUKAN PERGI..." sambung Akbar yang masih sangat kesal.
"MALES GUE MINTA MAAF SAMA LO..." balas Feli ditengah langkahnya tanpa menoleh.
Seketika Akbar mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, "Dasar cewek ngeselin.. Awas aja lo entar.." ia menggerutu sembari menatap kepergian Feli.
🍁..🍁..🍁
BRAK...
Akbar menggebrak meja tempat 3 temannya duduk di kantin, sentak membuat mereka bertiga terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Hati & Logika
Romance📌 FOLLOW SEBELUM BACA ❗❗❗ 📌 Spin Off "Takdir si Kembar" 📌 Sudah End 📌 Belum Revisi Akbar Umair Al-Fariz yang kerap disapa Akbar adalah seorang pria kelahiran Kalimantan yang pindah ke Jakarta karena ingin melupakan kisah masa lalunya. Namun siap...