Hari demi hari terus berlalu, akan selalu ada perubahan di setiap harinya. Begitupun dengan hubungan Akbar dan Feli yang semakin hari semakin dekat. Saking dekatnya, Feli sering berkunjung ke toko novel Akbar hanya untuk sekedar menguji kesabaran sang pemilik toko.
Di balkon kamarnya, Akbar tengah memandangi bintang yang bertebaran di langit malam. Senyuman yang tak kunjung padam terukir indah di bibirnya kala mengingat momen lucunya bersama Feli.
*Flashback on*
Saat hari menjelang sore, Akbar menghabiskan waktunya didepan sebuah laptop untuk mengetik novel terbarunya disebuah ruangan khusus di toko novelnya.
Ceklek...
Fokus Akbar buyar seketika saat pintu ruangannya tiba-tiba terbuka tanpa aba-aba. Saat Akbar menoleh, ternyata Feli yang datang, pantas saja Akbar tidak mendengar suara ketukan pintu, karena itu sudah menjadi kebiasaan Feli jika datang kesana.
"Kebiasaan ya, dateng gak ngabarin.." ucap Akbar.
Feli hanya tersenyum memperlihatkan susuan giginya sembari duduk di kursi didekat Akbar.
"Nih.. Gue bawain jus kesukaan lo, buatan gue sendiri.." Feli menyodorkan sebotol jus apel.
Akbar tersenyum sembari menerimanya, namun Akbar merasa ada yang aneh saat meminum jus itu. Ia berusaha susah payah untuk menelan jus itu, bahkan ia sampai menutupi wajahnya dengan telapak tangannya agar tidak menyemburkan jus yang sudah ada di mulutnya karena posisinya masih didepan laptop.
"Lo kenapa?" tanya Feli yang menyadari sikap Akbar.
Akbar menatap kesal Feli setelah berhasil menelan jus itu, "Lo sengaja ya?"
"Sengaja apaan?" tanya Feli tak mengerti.
Akbar menghela nafasnya perlahan, "Coba lo minum.."
Karena merasa penasaran, Feli pun segera meminum jus itu dan hasilnya,
Burrr...
Feli langsung menyemburkannya hingga mengenai wajah Akbar, untungnya Akbar sempat menoleh sehingga hanya wajah bagian kanan saja yang kena.
Setelah mendapat semburan dari Feli, Akbar memejamkan matanya sembari menghela nafas untuk menahan emosinya.
"Huuaa.. Asiiin.." ucap Feli setelahnya.
"Kok bisa asin ya.. Perasaan tadi gue tambahin gula, bukan garem.. Apa jangan-jangan gue salah ambil lagi.."
Lagi-lagi Akbar hanya bisa menghela nafasnya kala mendengar gumaman Feli. Disaat Feli tengah berpikir, Akbar beralih menatapnya dengan tajam.
"Sorry.. Gue gak tau.. Sumpah.." ucap Feli sembari meringis.
Akbar hanya diam saja, namun ia malah menarik kursi Feli hingga membuat jarak mereka sangat dekat.
Feli pun tersentak dibuatnya, "Lo mau ngapain?"
Tidak ada jawaban dari Akbar, ia malah mendekatkan wajahnya dengan tangan yang mencengkram kuat kedua sisi kursi itu hingga membuat Feli panik.
"Inget dosa Akbar.." ucap Feli sembari menahan dada Akbar.
Bukannya mundur, Akbar malah menyentil kening Feli, "Aduuhh.." pekik Feli sembari mengusap keningnya.
"Gak usah mikir yang aneh-aneh.." ucap Akbar.
"Ya terus lo mau ngapain kalo gak aneh-aneh?" sahutnya.
"Bersihin muka gue.." ucap Akbar sembari memperlihatkan pipi kanannya yang basah gara-gara Feli.
"Yaudah iyaa.. T-tapi lepasin kursi gue.." ucap Feli yang merasa gugup karena terlalu dekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Hati & Logika
Romance📌 FOLLOW SEBELUM BACA ❗❗❗ 📌 Spin Off "Takdir si Kembar" 📌 Sudah End 📌 Belum Revisi Akbar Umair Al-Fariz yang kerap disapa Akbar adalah seorang pria kelahiran Kalimantan yang pindah ke Jakarta karena ingin melupakan kisah masa lalunya. Namun siap...