37 ~ Tragedi

753 142 13
                                    

Kini keadaan si kembar terlihat memperihatinkan. Kaki kanan Tia sudah tidak bisa digerakkan lagi akibat terkilir ditambah tertimpa kayu besar hingga membuat kakinya patah dan terluka hingga mengeluarkan darah. Dan Via dengan kondisi tangan yang sobek akibat tergores pecahan kaca, ditambah punggungnya terasa sangat sakit karena terhantam lemari.

Kondisi Akbar pun tidak kalah memperihatinkan, wajah dan tubuhnya dipenuhi memar, perutnya sakit dan tubuhnya lemas. Dengan sisa tenaga Akbar terus memberontak untuk lepas dari cengkraman berandal itu.

Dua berandal lainnya tengah berusaha melecehkan si kembar tepat di hadapan Akbar. Bayangkan saja, betapa hancurnya hati Akbar menyaksikan adik kembarnya disentuh pria asing, ingin menolong sudah tidak ada daya.

Satu berandal berusaha melepas hijab Tia, dan yang satu berusaha menyingkap dress yang Via kenakan. Dengan kondisi yang sudah lemah akibat di seret paksa membuat si kembar tak berdaya untuk melawan.

Untungnya Azlan dan 3 temannya datang diwaktu yang tepat. Sebelum berandal itu berhasil menyingkap dress Via, Azlan sudah lebih dulu mencengkram lehernya dari belakang.

BUGH...

BRUK...

Azlan melempar berandal itu hingga menghantam tiang, seketika berandal itu langsung tidak sadarkan diri. Entah masih hidup atau tidak, Azlan tidak perduli, berandal itu benar-benar membuatnya emosi karena berusaha menyingkap dress Via.

Tidak butuh waktu lama, Azlan segera beralih pada berandal yang sedang berusaha melepas hijab Tia. Sebelum hijab itu terlepas, Azlan sudah mencengkram dan menarik bahu berandal itu.

BUGH...

Satu pukulan Azlan berikan tepat di wajah berandal itu hingga membuatnya terhiung. Namun berandal itu belum menyerah dan menyerang Azlan.

BUGH...

BUGH...

Azlan menangkis serangan berandal itu dengan lihai, bahkan terlihat seperti tidak mengeluarkan tenaga sedikitpun.

BUGH...

BRAK...

Satu tendangan dari Azlan berhasil membuat berandal itu melayang, tubuhnya menghantam sebuah lemari bekas hingga hancur dan menimpa tubuh berandal itu sendiri. Entah bagaimana keadaan berandal itu setelahnya, Azlan tidak perduli.

Selain anak Kyai, Azlan juga pelatih beladiri di pesantren milik abi nya, jadi wajar saja jika ia ahli dalam beladiri, sejauh ini belum ada yang bisa mengalahkannya.

Tidak hanya Azlan, diwaktu yang sama 3 temannya juga memberi pelajaran pada 3 berandal lainnya.

BUGH...

BUGH...

BUGH...

Mereka saling melayangkan pukulan sebagai pelajaran untuk 3 berandal itu. Meskipun mereka memiliki sifat tengil, tapi keahlian beladiri mereka bisa diacungi jempol. Jangan lupa dengan status mereka yang tidak lain adalah teman lama Azlan, jadi sudah pasti semua itu hasil berguru dengan pria itu.

Saat lawan sudah tak berdaya, dengan cepat Azlan melepas jaketnya untuk Via. Untungnya luka Via sudah dibalut kain hijab oleh Tia yang memang sengaja Tia sobek untuk menghentikan darah yang terus keluar. Dan disaat bersamaan, Daffa dan Zaid membopong Akbar untuk mendekat dengan si kembar.

Saat memasangkan jaketnya pada Via, pandangan Azlan tidak sengaja tertuju pada luka di lengan Via. Detik itu juga, rahang Azlan mengatup kuat, ia memejamkan matanya dalam-dalam. Bersamaan dengan deru nafas yang penuh emosi itu, Azlan kembali membuka matanya. Tatapan tajam bak elang yang siap menerkam mangsanya itu membuat teman-temannya menegang.

Antara Hati & LogikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang