60 ~ Fakta

1K 171 5
                                    

"Akbar.." panggil Feli.

Akbar yang sedang berbincang dengan anak kecil itu seketika menghentikan langkahnya saat melihat Feli. Akbar sempat terdiam sesaat sebelum mendekati Feli, dan gadis itupun ikut mendekat karena anaknya masih di gendong Akbar.

"Sayang, ngapain disini?" tanya Akbar.

"Harusnya kami yang tanya, sedang apa kamu disini?" timpal bu Luci.

"Akbar baru selesai nemuin klien ma.."

Jawaban Akbar memang sesuai dengan yang Feli ceritakan, tapi yang membuat bu Luci bingung dan curiga adalah kenapa Akbar bersama wanita dan anak kecil itu.

"Mereka siapa?" tanya bu Luci lagi.

Akbar tidak menjawab apapun, ia malah melirik ibu dan anak itu secara bergantian, hingga akhirnya wanita itu tersenyum ramah pada bu Luci. Sedangkan Feli, ia hanya diam saja karena ia sudah mengenal ibu dan anak itu, meskipun ia juga penasaran ada urusan apa mereka dengan suaminya.

"Hay tante.. Saya Kiara, temen lama Akbar.. Saya juga temenan kok sama anak tante.." ucapnya.

Bu Luci sempat terkejut, tadinya ia pikir Feli tidak mengenal Kiara. Vero yang paham keterkejutan bu Luci itupun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

"Jadi selingkuhan lo temen sendiri.." ucap Vero.

"Selingkuh?"

"Udahlah Bar.. Lo udah kepergok.. Gue sama tante Luci udah ngikutin lo dari rumah.. Kita tau semua yang lo lakuin hari ini.."

Akbar menghela nafasnya, dari sorot matanya terlihat jika ia tidak menyukai kehadiran Vero, bahkan sejak tadi hanya sekedar menatap Vero saja enggan. Akbar lebih memilih menatap wajah cantik istrinya yang lebih menarik dimatanya.

"Jawab Akbar.. Apa benar kamu selingkuh?" desak bu Luci.

"Sebelum Akbar jawab, Akbar mau tanya Feli dulu.. Kamu lebih percaya sama siapa?"

Belum ada jawaban dari Feli yang sejak tadi diam, ia berusaha menyatukan hati dan logikanya yang sedang bertolak belakang. Hatinya berkata jika ia lebih percaya dengan Akbar, namun logikanya berkata sebaliknya.

"Sayang.." panggil Akbar.

"A-aku.. Aku percaya sama kamu.."

Akbar tersenyum senang sembari melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Feli tanpa menurunkan Lala dari gendongannya, kemudian kembali melirik Lala.

"Sapa dulu neneknya.." ucap Akbar.

Spontan Lala mengalihkan pandangannya, matanya mengerjap lucu menatap bu Luci, "Hallo nenek.. Nama aku Lala.." ucapnya.

"Tadi Lala ngapain di dalam sana?" tanya bu Luci sembari menunjuk ruangan yang Akbar masuki tadi, ia rasa bertanya dengan anak kecil lebih baik, karena anak kecil pasti berkata jujur.

"Makan sama mama papa.."

Bu Luci tersentak kaget, "Tuh kan tan, bener kata Vero.. Dia anak Akbar.." ucap Vero.

Seketika bu Luci menatap Lala dan Kiara bergantian dengan tatapan tidak suka, kemudian memberikan tatapan tajam nan penuh amarah pada Akbar.

"Siapa bilang dia anak Akbar? Dia anak gue, bukan anak Akbar.." timpal Taufiq yang baru saja mendekat.

Saat Taufiq sudah berdiri di dekat Kiara, Lala segera merentangkan tangannya dengan maksud ingin di gendong Taufiq, dan Taufiq pun segera menggendongnya.

"Papa lama.." omel Lala.

"Maaf sayang.. Tadi di toilet antri.." sahut Taufiq.

Seketika Vero mengepalkan kedua tangannya karena rencananya untuk menghancurkan rumah tangga Akbar dan Feli pasti akan gagal lagi hanya karena kedatangan Taufiq.

Antara Hati & LogikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang