Mungkin hari itu akan menjadi bersejarah untuk Akbar dan Feli, dimana 2 orang yang biasanya tidak akur, atas satu kejadian seketika perlahan merubah hubungan mereka menjadi lebih baik.
3 teman Akbar yang penasaran dengan Feli yang tiba-tiba mencari keberadaan Akbar itupun memutuskan untuk mencari keberadaan mereka berdua, takutnya terjadi perdebatan yang tak berujung lagi.
Taufiq menghentikan langkahnya secara tiba-tiba saat melihat Akbar lebih dulu, sedangkan Daffa dan Zaid yang berada dibelakangnya spontan langsung menabrak punggung Taufiq yang terdiam kaku.
"ANJIRRR..." decak Daffa dan Zaid bersamaan.
"Udah tau kita di belakang, pake acara berhenti mendadak segala.." ucap Zaid.
"Lo kalo berhenti bisa gak sih ngasih kode dulu.." sambung Daffa.
"Berisik banget sih lo berdua.. Noh, liat.." Taufiq menunjuk ke arah Akbar dan Feli.
Setelah mata Daffa dan Zaid mengikuti arah yang di tunjuk Taufiq, seketika mata mereka berdua membelalak kemudian saling menatap satu sama lain.
3 teman Akbar yang selalu menjadi saksi perdebatan mereka, seakan-akan seperti sedang bermimpi melihat Akbar dan Feli berbincang di taman tanpa perdebatan sedikitpun.
"Eh.. Lo kan temen sekelas Akbar, ada gejala apaan pagi tadi?" tanya Daffa pada Taufiq.
"Gejala?" Taufiq berfikir sejenak, "Aaa iya.. Pagi tadi dia hampir telat.. Terus penampilannya juga acak-acakan.. Pas gue tanya, dia bilang diserang preman.."
"Wait.. Pagi tadi Feli juga hampir telat kan?" Zaid menatap Daffa yang tampak berfikir.
"Lah iya.." sahut Daffa saat mengingatnya.
"Jangan-jangan si Feli geng preman.." ucap Zaid yang menduga-duga.
"Jangan-jangan dia queen nya preman.." mata Daffa membelalak menatap Zaid.
Saat mendengarkan 2 temannya yang terus bicara tidak sesuai logika, seketika Taufiq naik pitam hingga akhirnya menoyor kepala mereka berdua bersamaan.
"BANGKE...!!" Daffa dan Zaid berdecak kesal.
"Otak lo berdua isinya apaan sih.. Kalo emang Feli geng preman, ya gak mungkin mereka akur gitu, yang ada perang.." ucap Taufiq.
"Iya juga ya.." lirih Daffa dan Zaid sembari berpikir.
Disaat 3 temannya sedang sibuk dengan pikiran mereka sendiri, lain halnya Akbar yang tengah asik bicara dengan Feli yang sedang mode feminim.
"Lo kenapa suka banget duduk disini?" tanya Feli.
"Suka aja.. Lebih banyak dapet inspirasi kalo disini.." jawab Akbar.
"Inspirasi?" Feli mengerutkan keningnya pertanda tidak mengerti.
"Hemh.." Akbar hanya mendehem sembari mengangguk dengan tatapan tertuju pada botol minuman pemberian Feli.
Baru saja Feli ingin kembali bertanya, teriakan Diva dari kejauhan menghentikannya.
"FELICIA ANGEL WILLIAM..." spontan Feli dan Akbar menoleh ke asal suara.
"William?" batin Akbar yang baru mengetahuinya.
Tidak banyak yang tau marga keluarga Feli, ia memang sengaja menyembunyikannya karena suatu alasan.
Dari kejauhan 3 teman Akbar juga masih memperhatikan mereka.
"Gue duluan.. Alarm gue dah bunyi.." ucap Feli kemudian berlari menghampiri Diva tanpa menunggu jawaban Akbar.
Sedangkan Akbar, ia hanya diam memperhatikan Feli yang semakin jauh. Dari kejauhan, Feli sempat melirik ke arah Akbar sebentar sebelum pergi bersama Diva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Hati & Logika
Romance📌 FOLLOW SEBELUM BACA ❗❗❗ 📌 Spin Off "Takdir si Kembar" 📌 Sudah End 📌 Belum Revisi Akbar Umair Al-Fariz yang kerap disapa Akbar adalah seorang pria kelahiran Kalimantan yang pindah ke Jakarta karena ingin melupakan kisah masa lalunya. Namun siap...