16 ~ Toko Novel

935 152 1
                                    

Setelah kejadian kemarin, otak Feli masih saja memikirkan soal hubungan Akbar dengan Via yang masih belum ia ketahui.

Karena jam kelasnya masuk agak siangan, Feli dan Diva memutuskan untuk ke kantin sembari menunggu jam kelas tiba.

Saat mereka sedang asik menikmati minuman mereka, tanpa sengaja mereka mendengar perbincangan beberapa mahasiswi.

"Eh.. Tau gak, kemaren gue sholat di imamin Akbar.." ucap Nita pada 2 temannya.

"Hah.. Seriusan? Kok bisa?" tanya mereka berdua.

Feli dan Diva bisa mendengar dengan jelas perbincangan mereka karena posisi duduk Feli dan Diva tidak jauh dari mereka. Dan spontan, mereka berdua menoleh ke asal suara sembari mendengarkan kelanjutannya.

"Kemaren kan gue ada tugas kelompok dirumah Tasya.. Habis itu pas Ashar kita sholat bareng.. Aaaa, sumpah meleleh gue.. Idaman banget deh pokoknya.." Nita bercerita dengan sangat antusias.

Deg...

Entah kenapa terdapat perasaan iri di hati Feli saat mengetahui Akbar sholat bersama mereka, terlebih lagi ia tau jika Tasya sangat menyukai Akbar. Padahal ia sendiri tidak akan bisa berada diposisi itu, tapi ia menginginkannya.

"Iiihh pengen jugaaa.." ucap 2 teman Nita yang merasa iri.

Feli menghela nafasnya, "Kenapa kita harus berbeda.." batinnya.

Diva yang menyadari perubahan ekspresi Feli itupun mengerti jika Feli sudah menyukai Akbar. Ia jadi teringat akan janjinya pada Vero, dan kini ia merasa ragu untuk membantu Vero.

"Keliatan banget kalo Feli udah suka sama Akbar.. Terus Vero gimana ya.. Mana udah janji lagi.. Kalo dipaksain deket sama Vero, kasian juga si Feli.. Tapi kalo dibiarin deket sama Akbar lebih kasian gak sih, mereka beda keyakinan.." batin Diva sembari menatap Feli yang tampak murung.

"Kenapa malah jadi gue yang pusing.." sambungnya dalam hati.

Diva yang merasa pusing sendiri itupun menggelengkan kepalanya dengan niat menyadarkan dirinya sendiri.

"Lo kenapa?" tanya Feli yang menyadari sikap Diva.

"Pusing gue mikirin utang negara.." jawabnya asal.

Feli yang mendapat jawaban tidak masuk akal itupun menggeleng heran melihat sahabatnya sedang memijat keningnya sendiri.

🍁..🍁..🍁

Setelah jam kuliahnya selesai, Akbar dan 3 temannya berniat pergi ke suatu tempat. Saat mereka tengah menyusuri koridor Universitas menuju parkiran, tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Feli dan Diva.

Langkah mereka terhenti sesaat dengan mata yang saling menatap. Karena merasa moodnya sedang tidak baik, Feli langsung pergi tanpa bicara apapun.

Akbar dan 3 temannya pun menatap heran Feli yang tampak berbeda.

"Heh.. Temen lo kenapa tuh?" tanya Zaid pada Diva yang masih terdiam didekat mereka.

Diva mengangkat kedua bahunya kemudian beralih menatap Akbar yang masih terdiam menatap kepergian Feli.

"Bar.. Hibur dia gih.. Dari tadi gak ada senyum-senyumnya tuh anak.." Akbar hanya melirik Diva sesaat kemudian menyusul Feli.

Saat sudah berada didekat Feli, Akbar memegang kepala Feli hingga menghentikan langkahnya. Kemudian Akbar beralih berdiri tepat didepan Feli dengan posisi tangan masih diatas kepala Feli.

Dengan susah payah Feli berusaha mendongak, "Apaan sih Bar.." ucapnya yang tampak kesal.

"Lo kenapa hmm? Kek orang lagi galau.." ucap Akbar.

Antara Hati & LogikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang