"Jo?" Panggil Samira ketika ia dan Joanna menunggu Wisnuaji dan Andi.
"Ya, Sam?"
"Kamu sama Andi ada sesuatu yang spesial?"
Joanna langsung menggelengkan kepalanya. Ia merasa cukup dengan gelengan kepala seharusnya Samira sudah tahu jika ia tidak memiliki hubungan apapun dengan seorang Andi Saputra.
"Masa?"
"Kenyataannya begitu?"
"Kalo begitu kenapa Andi baik banget ke kamu sama anak-anak? Kalo aku jadi kamu, aku akan coba buat buka pintu hati aku lebar-lebar, Jo."
Joanna hanya mengangkat kedua alisnya seakan ia sedang bertanya kepada Samira kenapa ia akan melakukan hal itu?
"Gini Jo. Mencari laki-laki yang cocok sama kita itu mudah, tapi yang cocok sama keluarga, belum tentu. Dulu aku pernah nyoba tanya sama Mas Wisnu, kenapa dia milih aku daripada perempuan lain?"
Joanna tertawa cekikikan, tentu saja ia tahu jika laki-laki pasti akan mengatakan jika Samira cantik, apalagi Samira juga seorang wanita yang cukup sukses dengan bisnisnya di bidang kecantikan, start up miliknya di bidang keuangan dan masih banyak lagi. Laki-laki yang menolaknya tentu saja lelaki bodoh.
"Jelas lah, Sam. Kamu adalah perempuan yang nyaris sempurna sebagai seorang calon istri. Laki-laki mana yang akan menolak kamu? Terlalu bodoh kalo ada yang menolak wanita seperti kamu."
Samira justru tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.
"Bukan, Jo. Mas Wisnu menjawabnya dengan sangat logis kenapa dia memilih aku daripada perempuan lain. Alasan Mas Wisnu yang pertama karena kita sekufu. Yang kedua adalah karena ibu, anak dan menantunya bisa menerima kehadiran aku dengan tangan terbuka. Terlebih ibu, kerena ibu mertuaku ya begitu lah. Kadang Mas Wisnu suka takut kalo aku ini enggak bisa sabar dan menerima dengan lapang dada semua kata-kata ibu. Padahal bagiku justru ibu sudah membuat aku kembali memiliki figur seorang Mama lagi yang sudah lama meninggal dunia sejak aku berusia 20 tahunan. Kehadiran Juna dan Nada juga membuat hidupku seakan berwarna walau untuk bisa dipanggil Mama oleh Juna perjalanannya sungguh tidak mudah. Seperti mendaki gunung rasanya."
Joanna menghela napas panjang. Setelah itu ia memandang pemandangan yang ada di hadapannya dengan melipat kedua tangannya di depan dada. "Hidup kamu sangat sempurna, Sam. Tidak ada hal yang tidak indah."
"Percayalah, Jo. Selalu ada sinar matahari pagi yang hangat setelah dingin serta gelapnya malam yang panjang."
"Kenapa kang enggak bilang aja kalo akan ada pelangi setelah hujan badai?"
"Karena kehidupan kamu tidak sedang di dera masalah. Kamu hanya sedang takut untuk membuka hati dan menikmati apa yang coba Tuhan berikan di hidup kamu. Seharusnya kamu bisa lebih berbahagia daripada aku. Kamu wanita sempurna yang memiliki segalanya. Kamu punya karier yang bagus, anak sebaik Fabian, menantu segila Deva dan tiga cucu yang sangat lucu-lucu."
"Kamu juga bisa memiliki anak dengan Wisnu."
"Enggak, Jo. Aku sudah melakukan ooferoktomi sejak sebelum menikah dengan Mas Wisnu."
Deg'
Jantung Joanna seakan baru saja jatuh ke tanah ketika mendengar pengakuan Samira kepadanya saat ini. Ia tidak pernah mengira jika Samira akan mengatakan hal ini kepadanya. Kini Joanna tahu alasan Samira tidak kunjung memiliki momongan setelah lebih dari 5 tahun pernikahan. Ia kira Samira adalah wanita yang memutuskan untuk menganut paham child free karena ia lama tinggal di luar negri, ternyata oh ternyata kenyataan yang ada sangat di luar prediksi Joanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Duda Meet Janda (Tamat)
Художественная прозаSpin off from #Defabian and Seducing Mr. Julien. Joanna Tan, seorang wanita pebisnis berusia 55 tahun yang tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah kembali setelah pernikahannya dengan mantan suaminya yang bernama Ferdian Kawindra gagal di ten...