114. Bangun kesiangan

1.1K 128 4
                                    

Tok....

Tok....

Tok ...

"Om.... Om Andi. Bangun, Om."

Suara ketukan yang diiringi suara anak kecil bisa Andi dengar dari arah pintu kamarnya. Mau tidak mau Andi membuka matanya walau rasanya sangat sulit untuk terbuka. Sinar matahari yang mengintip dari arah jendela kamar membuat Andi tersadar jika pagi sudah datang menyingsing. Kini Andi berusaha membuka kedua matanya lebih lebar. Kemudian ia merenggangkan tubuhnya dengan mengangkat kedua tangannya ke atas.

Tok....

Tok....

Tok.....

"Om, Om Andi bangun. Anterin kita sekolah."

Suara Enzo membuat Andi melirik ke arah jam dinding yang ada di sudut kanan kamar ini. Mata Andi langsung membelalak lebar saat menyadari saat ini sudah pukul enam. Tanpa menunggu seluruh nyawanya terkumpul, Andi langsung bangun dan berjalan ke arah pintu kamar. Saat ia membuka pintu itu, ternyata ketiga bocah itu sudah ada di sana bersama Mbok Yah.

"Selamat pagi, Pak Andi. Maaf, Pak kalo mengganggu tidurnya, tapi anak-anak tidak ada yang mengantar ke sekolah pagi ini."

Andi menganggukkan kepalanya sebagai jawaban untuk mbok Yah.

"Om, buruan mandi. Kita sarapan bareng, ya?" Permintaan Enzy ini membuat Andi menganggukkan kepalanya.

"Iya, Sayang. Om bersih-bersih dulu. Kalian tunggu di ruang makan, ya?"

"Iya, Om."

Setelah menjawab, ketiga bocah itu digiring oleh Mbok Yah untuk meninggalkan depan pintu kamar Andi. Setelah anak-anak itu tidak terlihat lagi, Andi segera masuk ke kamar dan menutup pintunya. Dalam hati Andi justru bertanya-tanya, kenapa mbok Yah mengatakan jika tidak ada yang mengantarkan anak-anak? Apakah Joanna sedang tidak ada di rumah atau justru belum bangun dari tidurnya? Hmm... Terserahlah, lebih baik ia segera menuju ke kamar mandi dan melakukan acara bersih-bersihnya.

Karena waktu yang sangat mepet Andi hanya melakukan acara bersih-bersihnya hingga berganti pakaian yang layak untuk mengantarkan anak-anak ke sekolah dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Kini setelah siap, Andi segera keluar dari dalam kamar. Ia berjalan menuju ke arah meja makan. Andi tersenyum ketika melihat ketiga anak itu sudah bersiap untuk sarapan bersamanya.

"Good morning," sapa Andi ramah kepada anak-anak itu yang langsung menolehkan kepalanya ke arahnya.

"Good morning, Om," sapa balik mereka secara serempak.

Kini Andi segera menarik kursi ada di samping Nefertiti. Ia memilih duduk di sana dan mengambil menu sarapan yang sudah disiapkan oleh Mbok Yah.

"Wah, kalian sudah siap ya nasi sama lauknya. Kayanya gudegnya enak ini. Ayo kita mulai makan," kata Andi sambil mulai mengangkat sendok dan garpunya.

"Om, kita berdoa dulu sebelum mulai makan."

Deg'

Jantung Andi seakan berhenti berdetak sepersekian detik karena ucapan Nefertiti yang sukses membuatnya malu. Apalagi ketiga anak itu sudah memperhatikan dirinya lekat-lekat. Mencoba mengatur ekspresinya agar biasa saja, Andi segera menaruh kembali sendok dan garpu yang sudah ada di tangannya di dekat piring makannya yang pagi ini sudah berisi nasi gudeg lengkap dengan ayam, telur dan sambal gorengnya.

"Oh, iya. Om lupa. Maaf, ya?" Ketiga anak itu menganggukkan kepalanya yang membuat Andi tersenyum kembali. Tumben sekali anak-anak ini begitu manis pagi ini. Apakah seperti ini tingkah polah mereka setiap tidak ada orangtuanya di dekatnya. Apalagi sedang tidak ada Omanya? "Sekarang kita berdoa, ya?"

When Duda Meet Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang