Andi menatap isi sekeliling rumah yang baru saja ia masuki dengan tatapan takjub. Bagaimana tidak, rumah ini cukup banyak dipenuhi dengan foto-foto liburan Fabian bersama keluarganya. Tidak hanya dengan anak-anaknya, dengan Joanna, Anin dan ada dua pasang pasangan lain yang membuat Andi fokus lama menatapnya. Ia seakan pernah bertemu dengan wanita cantik bertubuh tinggi kurus itu. Ia berjalan mendekati foto itu dan kini ia begitu yakin jika perempuan itu adalah perempuan yang ia temui di Bandara tadi pagi.
"Kamu kenapa lihatin foto mereka begitu?" Tanya Joanna ketika Andi terus menerus menatap foto berukuran cukup besar yang terpampang di sudut rumah ini.
"Ini siapa, Joe?" Tanya Andi sambil menunjuk wanita yang sejak tadi ia perlihatkan.
"Itu Salma, sahabatnya menantu aku. Anaknya Jonathan Sasmita, dia juga pewaris JS Group. Kenapa memangnya? Jangan bilang kamu enggak tahu dia?"
"Aku memang enggak tahu dia."
Joanna justru mengangkat kedua alisnya saat mendengar perkataan Andi ini. Bagaimana bisa Andi tidak mengetahui siapa Salma? Selain Selama adalah istri dari billionaire asal Italia, dia juga seorang konglomerat yang seharusnya Andi cukup familiar dengan wajahnya.
"Selama ini kamu di mana saja sih, An gaulnya?"
"Aku cukup sibuk dengan pekerjaan aku. Aku tidak terlalu sering bergaul selain dengan Tarno yang kadang mampir ke rumah. Kenapa memangnya?"
"Dia istrinya Thomas Alexander. Salah satu orang terkaya di benua biru."
"Tapi tadi aku ketemu dia biasa aja. Masih juga mewahan kamu kalo dandan. Dia tadi cuma pakai celana jeans sobek-sobek sama kemeja putih over size."
Joanna tertawa cekikikan, dia cukup tahu bagaimana sahabat para menantunya itu. Dari empat sahabat itu, hanya Nada yang berpenampilan paling mewah diantara mereka semua.
"Iya, memang Salma orangnya biasa aja, tapi yang cemantel di badannya harganya juga sama kaya berhektar-hektar lahan calon perumahan."
Andi menganggukkan kepalanya dan kini ia mulai berjalan menuju ke arah ketiga cucu Joanna yang sudah ada di rumah makan.
"Oma, Mana sama Papa Maba?" Tanya Enzo yang sudah duduk di meja makan.
"Lagi ke Malang sama Surabaya."
"Kok aku enggak diajakin?" Kini giliran Nefertiti yang bertanya.
"Kamu 'kan tadi lagi les renang. Sekarang kita makan sama-sama terus habis itu gosok gigi lanjut tidur. Buat Enzo tambahan mandi ya malam ini sebelum tidur."
Ketiga anak itu menganggukkan kepalanya. Melihat itu semua Andi bisa tersenyum. Sepertinya ketiga cucu Joanna ini jika sudah terlalu lelah lebih banyak menurut dan tidak bertingkah.
Saat Joanna mengajaknya makan makan bersama, Andi segera memilih duduk di samping Nefertiti. Selama mereka menyantap makanan mereka, suasana malam ini cukup hening, tidak ada anak-anak yang usil atau saling menganggu. Hingga saat Joanna pergi ke belakang untuk mengambil sesuatu, Andi mencoba bertanya dengan pelan kepada Nefertiti yang duduk di sampingnya.
"Tumben kalian diam pas makan?"
"Kalo berisik nanti dimarahin Oma, Om."
Andi menganggukkan kepalanya dan bibirnya membentuk sebuah tanda "Ow..."
Andi kembali menegakkan tubuhnya saat melihat Joanna mulai kembali mendekati meja dan duduk. Kini mereka semua kembali makan dengan tenang berlima. Selesai makan, Joanna mencoba meminta anak-anak untuk segera naik ke kamarnya dengan ditemani Mbok Yah. Sayangnya untuk yang kesekian kalinya Enzo dan Enzy minta tidur bersama Andi. Mendengar permintaan mereka yang absurd, Joanna menjadi tidak enak sendiri di buatnya. Ia tahu jika Andi cukup lelah setelah aktivitas mereka sepanjang siang hingga sore tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Duda Meet Janda (Tamat)
Fiksi UmumSpin off from #Defabian and Seducing Mr. Julien. Joanna Tan, seorang wanita pebisnis berusia 55 tahun yang tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah kembali setelah pernikahannya dengan mantan suaminya yang bernama Ferdian Kawindra gagal di ten...