"Kita mau ke mana habis ini?" Pertanyaan Andi membuat Joanna menoleh ke arah pacarnya itu.
"Enggak tahu, An. Rasanya capek banget dari pagi sampai siang sama anak-anak begini. Tidur aja mungkin di villa."
"Lagi di Bali kok cuma mau tidur."
"Terus kamu mau ngapain?"
"Bikin foto pakai konsep pakaian jaman dulu aja gimana?"
Joanna mengernyitkan keningnya. Foto dengan konsep jaman dulu bukanlah hal yang baru untuk dirinya. Namun dulu ia melakukannya dengan Fabian, Deva dan ketiga anak mereka. Tapi jika dilakukannya dengan Andi itu bukanlah hal yang biasa. Memang dirinya tidak terlalu sering berfoto bersama Andi apalagi foto pasangan. Untuk mengumbar hubungannya di sosial media saja ia tidak mau. Baginya ini adalah privasi.
"Nanti habis foto kamu upload di sosial media. Enggak deh, An. Besok aja kalo habis nikah."
"Yah, padahal aku mau buat konsep foto seperti foto keluarga kamu itu, Jo. Kalo itu pakai lurik dan kebaya jaman dulu, kalo sekarang kita pakai baju penduduk Bali jaman dulu. Mau, ya?" Rengek Andi dengan menaik turunkan alisnya.
Joanna tetap teguh pada pendiriannya. "Besok aja."
Setelah itu Joanna segera berjalan ke arah mobil Lamborghini Urus miliknya yang ada di parkirkan. Saat ia membuka pintu pengemudi, betapa kagetnya Joanna karena di kursi penumpang depan mobil sudah ada berbagai macam bunga di sana. Ada mawar merah, mawar putih dan teman-temannya. Seketika Joanna terdiam di tempatnya berdiri saat ini. Tidak perlu bertanya siapa yang memberikan semua ini untuknya? Tentu saja pasti pacarnya. Apalagi tiba-tiba Joanna merasakan ada orang yang memeluknya dari belakang. Saat ia menundukkan kepalanya, tangan Andi sudah ada di sana.
Sial....
Joanna menegang di tempatnya berdiri saat ini ketika ia merasakan kecupan-kecupan kecil yang Andi berikan kepadanya di tengkuk, leher hingga pundak."An?" Panggil Joanna setelah beberapa saat.
"Hmm?" Jawab Andi sambil bergumam namun ia tidak menghentikan aktivitasnya.
"Kapan kamu masukin semua ini ke mobil?"
"Tadi, waktu kamu sibuk sama anak-anak."
Joanna tersenyum kecil ketika melihat mobilnya sudah penuh dengan bunga seperti ini. Sekarang ia mengurai pelukan Andi pada pinggang rampingnya. Saat Joanna mengurai pelukannya, Andi langsung menghentikan aktivitasnya.
Demi apapun, melakukan "jaga jarak" dengan Joanna apalagi tidak mencumbunya di waktu ia memiliki kesempatan adalah hal yang menyiksa. Tapi Andi tidak bisa berbuat banyak ketika Joanna memilih berjalan menuju ke arah kursi penumpang depan mobil lalu ia membuka pintunya. Tidak hanya pintu penumpang depan mobil, Joanna juga membuka pintu belakang penumpang untuk memindahkan bunga-bunga yang sudah tertata dengan cantik itu.
Melihat apa yang Joanna lakukan itu, mau tidak mau Andi menghela napas panjang. Percuma saja ia meminta seorang florist menatanya dengan indah kalo pada ujungnya bunga-bunga itu berpindah tempat.
"Tahu cuma akan kamu taruh di belakang gini, ngapain aku repot-repot buat usahain sebagus ini?"
Keluhan Andi hanya membuat Joanna tersenyum dan terus melakukan aktivitasnya sendirian. Ia tahu jika Andi pasti kecewa tapi tidak ada hal yang bisa ia lakukan selain memindahkannya.
"Kamu mau duduk di mana kalo ini tetap ada di depan?"
"Aku enggak keberatan untuk duduk di kursi penumpang belakang mobil. Biarin bunganya tetap cantik di sana."
Mendengar ocehan Andi ini, Joanna akhirnya membalikkan tubuhnya untuk menatap Andi. Beberapa saat Joanna memperhatikan Andi yang hari ini jauh dari kata modis. Ia hanya mengenakan celana pendek harian dan kaos Polo berwarna putih. Cukup dengan Andi berpenampilan santai dan sederhana seperti ini saja, nyatanya Joanna cukup senang melihatnya. Mungkin itu karena bentuk tubuh Andi yang bisa dibilang ideal bagi laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Duda Meet Janda (Tamat)
Ficción GeneralSpin off from #Defabian and Seducing Mr. Julien. Joanna Tan, seorang wanita pebisnis berusia 55 tahun yang tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah kembali setelah pernikahannya dengan mantan suaminya yang bernama Ferdian Kawindra gagal di ten...