124. Berbagi kasih dan perhatian

984 122 3
                                    

Joanna mengangkat kedua tangannya dan ia taruh di leher Andi. Hal ini sukses membuat Andi menarik tubuh Joanna untuk semakin maju ke depan hingga tubuh bagian depan mereka saling bersentuhan. Rasa dingin yang menjalari tubuh bagian bawah mereka berdua tidak lagi menjaga mereka ingin keluar dari dalam kolam renang ini. Sinar matahari pagi yang mulai meninggi juga tidak membuat Joanna merasakan pusing dan ingin menyudahi semua ini.

Mereka terus berbagi Saliva hingga akhirnya Andi harus menarik bibirnya untuk mundur karena Joanna seakan sudah kekurangan oksigen. Benar saja, kini Joanna terlihat terengah-engah dan sedang mengatur napasnya. Melihat semua ini, Andi memilih diam. Di dalam otaknya terus berpikir apakah ia akan meneruskan apa yang mereka lakukan atau menu pembuka pagi ini sudah cukup sampai di sini saja?

Damn it!

Cukup sampai di sini saja? Tidak tahukah mereka jika juniornya sering tersiksa karena harus menahan gairahnya terus menerus? Joanna sudah pernah merasakan kenikmatan hingga membuatnya mendapatkan pelepasan, tapi dirinya? Yang ada justru bermain solo di dalam kamar mandi.

Hmm... Mau menyalahkan Joanna juga tidak bisa karena ia sendiri sadar jika ia tidak akan menyentuh Joanna melebihi batas-batas yang ada. Apalagi sampai bertamu ke dalam inti Joanna di saat mereka belum sah sebagai suami istri.

"You like it?"

Pertanyaan Andi membuat Joanna menganggukkan kepalanya. Ini membuat Andi tersenyum dan ia angkat tangan kanannya untuk membelai rambut Joanna yang sudah basah ini. Ia gunakan tangan kanannya untuk merapikan rambut Joanna lalu ia selipkan di belakang telinga Joanna. Mendapatkan perlakuan seperti ini dari Andi, yang ada Joanna justru merasa malu-malu tapi mau.

"We must to stopping now."

Ucapan Andi ini membuat Joanna menatap Andi dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Bagaimana bisa Andi mengatakan semua ini padahal dirinya yang memulai semuanya. Memang dasar duda paruh baya tak berperasaan. Joanna terus menggerutu di dalam hatinya namun uniknya tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya pagi menjelang siang ini.

"You are the most asshole in my life, An."

Pengakuan Joanna ini ini justru membuat Andi tertawa dengan laknatnya. Joanna memilih diam sambil menarik kedua tangannya dari leher Andi. Ia tidak tahu kenapa Andi bisa seperti ini. Bagi Joanna tidak ada sesuatu yang lucu kali ini.

"Thanks, Jo."

Joanna menggelengkan kepalanya saat mendapati Andi justru mengucapakan terimakasih kepadanya. Gemas dengan reaksi Andi ini, Joanna memilih membalikkan tubuhnya dan ia segera keluar dari dalem kolam renang. Melihat Joanna justru tersinggung dengan semua ini, Andi segera mengikuti pacarnya ini. Ia keluar dari dalam kolam dan mengikuti menyusul Joanna yang kini tengah mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

"Kamu marah sama aku, Jo?"

Pertanyaan Andi dari arah belakang tubuhnya membuat Joanna menghentikan aktivitasnya. Kini ia mencoba menarik napas dalam-dalam dan pelan-pelan ia embuskan perlahan. Beberapa saat Joanna terdiam untuk menyiapkan dirinya agar tidak meledak ketika menghadapi Andi. Setelah yakin jika ia sudah siap menjawab pertanyaan absurd Andi ini, Joanna memilih membalikkan badan. Saat ia membalikkan badannya, Joanna tidak sadar jika Andi begitu dekat dengannya. Itu membuatnya langsung mencium dada bagian atas Andi karena mereka terlalu dekat saat ini.

Cuupp....

Menyadari hal ini, Joanna langsung melangkahkan kakinya untuk mundur selangkah. Jangan sampai kejadian tadi membuat otaknya konslet lagi.

"Kamu tanya apa aku marah sama kamu?"

Andi menganggukkan kepalanya yang sukses membuat Joanna kembali merasakan kegemasan di dalam dirinya.

When Duda Meet Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang