98. Wedang Kacang

924 124 12
                                    

Bintang melirik ke arah Levita yang duduk di sampingnya dengan wajah tidak bersahabat. Sejak mereka masuk ke dalam mobil hingga kini mobil melaju meninggalkan kota Semarang untuk menuju ke kota Magelang ini, tidak ada sepatah katapun yang meluncur dari bibir Levita. Bintang memilih diam dan mencoba mengabaikan Levita.

"Aku tidak tahu alasan kenapa Andi memilih wanita seperti Joanna?" Ucap Levita setelah mereka memasuki kawasan kabupaten Semarang.

Bintang yang mendengar perkataan Levita hanya bisa menghela napas. Ia tidak mau menanggapi semua ocehannya.

"Apa Andi tidak tahu jika wanita seperti Joanna kemungkinan besar akan sangat dominan dalam sebuah hubungan? Ferdian pernah bercerita ke Vani kalo Joanna tidak pernah mau mengalah dalam segala hal. Akan bagaimana nasib Andi menikahi wanita yang seperti itu? Aku enggak bisa bayangin, Bin."

Telinga Bintang cukup risih saat mendengar ocehan Levita. Toh, andai ia boleh memilih, dirinya juga pasti akan memilih Joanna daripada Levita. Lebih cantik, lebih kaya dan tentunya lebih elegan. Menurut Kania yang kemarin menelepon dirinya setelah melihat wajah Joanna di foto, Joanna cukup mirip dengan aktris Korea yang bernama Park Joo-Mi. Saking penasarannya, Bintang bahkan sampai berselancar di dunia maya untuk membuktikan perkataan Kania ini. 

"Kita ini cuma penonton saja. Mau seperti apa kehidupan pak Andi kelak, lebih baik tidak usah ikut campur."

"Kamu memang tidak pernah tahu bagaimana arogannya Joanna yang berusaha membungkam mulut orang-orang hanya demi menutupi kebobrokan Ferdian di muka publik."

Mendengar kata-kata Levita ini, Bintang langsung menyunggingkan senyum sinisnya.

"Menurut saya, wanita dengan spek bidadari surga pasti akan melakukan apa yang ibu Joanna lakukan dulu. Bagaimanapun juga, keburukan pasangan harus ditutup serapat mungkin. Dengan tidak menggembar gemborkan keburukan pasangan setelah berpisah, itu adalah bukti bahwa orang itu memiliki integritas yang tinggi."

Levita terdiam, perkataan Bintang benar-benar telah membuatnya tidak bisa berkutik. Sebagai seorang wanita yang memiliki rasa sakit hati atas apa yang Joanna serta Ferdian lakukan kepada adiknya, Levita benar-benar ingin menuntut balas. Joanna harus merasakan apa yang adiknya rasakan. Kehilangan kehidupannya yang dulu bahkan kewarasannya. Mungkinkah inilah saatnya baginya untuk menumpahkan semua rasa yang sudah ia rasakan di dalam hatinya selama bertahun-tahun lamanya?

***

Joanna memilih duduk sambil menunggu Andi yang sedang memilih-milih hasil foto mereka tadi. Tidak mau membuat dirinya merasa bosan, Joanna mencoba mengirimkan pesan kepada Anin. Ia penasaran dengan apa yang terjadi di Jakarta terlebih tugas yang ia berikan kepada Anin apakah sudah dijalankan?

Joanna : Nin, apa kamu sudah mulai menyelidiki Fabian?

Setelah mengirimkan pesan itu, Joanna memilih untuk melihat-lihat insta story orang-orang terdekatnya. Joanna tersenyum saat melihat insta story Deva yang berisikan ketiga cucu-cucunya yang lucu. Rasanya Joanna ingin mendatangi mereka dan memeluknya satu persatu.

"Jo, sudah selesai. Sekarang kita jalan-jalan."

Ucapan Andi membuat Joanna mengangkat pandangannya. Ia bahkan tidak sadar kapan Andi berjalan hingga akhirnya sampai di dekatnya.

"Pulang saja yuk, An."

"Pulang? Ngapain? Kita belum jalan-jalan."

"Kerjaanku banyak."

"Sama. Nanti aku temani kerja. Sekarang ayo, kita jalan-jalan di sekitar sini dulu."

Joanna menghela napas dan kini ia memilih berdiri dari posisi duduknya. Mau tidak mau Joanna segera melangkahkan kakinya untuk menyusuri bangunan-bangunan yang ada di Kuil Sam Poo Kong ini. Joanna yang memilih diam membuat Andi juga diam walau mereka berjalan beriringan. Andi merasa saat ini tidak ada yang bisa ia jadikan topik pembicaraan. Apalagi aura Joanna yang terlihat sedikit mendung ini.

When Duda Meet Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang