"Udah, An. Turunin aku di sini aja."
"Enggak, Jo. Sebentar lagi kita sampai di tenda."
Joanna hanya bisa diam dan mengalah kepada Andi. Lagipula sandal miliknya sudah dibuang oleh Andi ke laut. Daripada ia harus berjalan dan kakinya tertusuk benda-benda atau duri yang mungkin tidak bisa ia lihat di malam hari seperti ini, lebih baik dirinya mengalah.
Saat sampai di tenda, Joanna langsung turun dari gendongan Andi dan membuka pintu tendanya. Kosong. Hanya itu yang bisa ia temukan saat ini. Tiba-tiba rasa panik menyelingkupi dirinya. Reflek, Joanna langsung memanggil ketiga cucunya dengan suara yang sedikit keras.
"Enzo... Enzy.... Nef...."
Dari dalam tenda, Samira dan Wisnuaji yang mendengar suara Joanna segera memberitahukan kepada ketiga anak kecil yang ada di hadapan mereka untuk pulang ke tenda mereka.
"Oma sama Om Andi sudah balik, kalian balik ke tenda dulu, ya?"
"Enggak mau, aku masih mau main sama kakak Edel," jawab Nefertiti sambil masih terus bermain boneka Barbie bersama Edel.
Setelah itu suara Enzo yang berteriak membuat telinga Samira sedikit terasa sakit.
"Aku di tenda Opa Wisnu, Oma..."
Joanna hanya bisa menghela napas panjang. Ia tidak habis pikir kenapa cucunya memilih berteriak daripada datang menyambangi dirinya? Sepertinya ia harus mulai mengurangi intensitasnya berteriak karena jika tidak maka anak-anak akan mengikuti kebiasaannya ini.
"Kalian ayo ke sini, Oma sudah balik."
"Nanti, Oma. Aku lagi main sama kakak Galen."
Di sebelah Joanna, Andi berdiri sambil menggaruk kulit tangannya yang terasa semakin gatal tak tertahankan. Apalagi ketika angin pantai malam ini menerpa tubuhnya. Tidak mau semakin menjadi "monyet", Andi memilih segera masuk ke dalam tenda meninggalkan Joanna yang terlihat mulai berjalan meninggalkan tenda. Sepertinya Joanna akan menyambangi ketiga cucunya agar mau pulang ke tenda mereka.
Saat Joanna sudah tidak nampak lagi, Andi segera menghidupkan lampu senter yang sudah ia pasang di atas tenda, agar tenda ini tidak gelap gulita. Saat keadaan sudah terang, Andi bisa melihat jika kulitnya bentol-bentol dan memerah semakin parah.
Damn it!
Apa yang bisa ia lakukan sekarang? Mau pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya juga tidak mungkin. Sedangkan saat ini dirinya tidak memiliki obat untuk meringankan rasa sakit yang mendera tubuhnya.
Andi mengangkat tangan ketika mendengar suara orang yang membuka pintu tenda. Ternyata itu Joanna yang masuk seorang diri tanpa ketiga cucunya.
"Anak-anak mana, Jo?"
"Belum mau balik, An? Katanya nanti kalo sudah puas main baru mau balik ke sini," kata Joanna sambil mulai masuk lebih dalam ke tenda.
Baru setelah Joanna masuk ke dalam tenda, ia bisa melihat jika tubuh Andi benar-benar sudah merah dengan bentol-bentol di sekujur tubuhnya yang lebih parah daripada tadi ketika ia melihatnya di pinggir tebing.
"An, badan kamu...," Kata Joanna dengan wajah shock yang tidak bisa ia sembunyikan lagi dan tangannya sudah menunjuk ke arah tubuh Andi.
"Iya, Jo makin gatel banget ini badan aku."
Joanna menghela napas panjang. Setega-teganya dirinya pada Andi, tetap saja ia memiliki rasa kasihan ketika melihat rekan bisnisnya itu dalam keadaan seperti ini. Apalagi Andi terus menggaruk garuk tubuhnya dengan tidak beraturan. Wajah Andi bahkan terlihat tersiksa sekali karena rasa gatal yang sedang ia alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Duda Meet Janda (Tamat)
Ficção GeralSpin off from #Defabian and Seducing Mr. Julien. Joanna Tan, seorang wanita pebisnis berusia 55 tahun yang tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah kembali setelah pernikahannya dengan mantan suaminya yang bernama Ferdian Kawindra gagal di ten...