Saat tiba di halaman rumah Wisnuaji, Joanna dan Andi turun dari mobil bersama ketiga cucunya. Yang paling bersemangat untuk masuk ke rumah ini tentu saja ketiga bocah itu. Joanna tersenyum saat melihat ketiga cucunya sudah berlarian menuju ke teras rumah melewati halaman rumah yang cukup hijau serta luas ini. Tidak mau membiarkan cucunya berada cukup jauh dari dirinya, Joanna langsung melangkahkan kaki untuk menyusul mereka. Sayangnya, baru juga ia melangkahkan kakinya hingga sampai di dekat Andi, Andi sudah memanggil namanya.
"Jo?"
"Ya?" Jawab Joanna yang terpaksa berhenti berjalan dan menoleh ke arah Andi.
Andi memberikan kode dengan tangan kirinya yang sedikit dilipat agar Joanna menggandeng tangannya.
"Ini lho, Jo," kata Andi sambil menggerak-gerakkan tangan kirinya.
Joanna langsung tertawa ketika menyadari Andi meminta dirinya untuk melingkarkan tangan kanannya pada lengan kiri Andi. Tentu saja hal itu membuat Andi mengernyitkan keningnya. Menurutnya tidak ada yang salah dengan semua ini. Toh, wajar saja bukan jika harus nampak harmonis di depan orang lain walau ketika tidak ada orang lain, Joanna terbilang jarang manja kepadanya. Setelah tawa Joanna reda, Andi langsung bertanya kembali kepada pacarnya itu.
"Udah ketawanya?"
"Iya, An. Kamu tumben sih mikirin hal kaya gini? Padahal kita juga cuma mau ketemu Samira sama Wisnuaji doang. Bukan mau ketemu relasi bisnis apalagi keluarga."
"Training dulu ini, Jo biar besok sudah luwes waktu ketemu keluarga kamu."
Joanna menghela napasnya dan akhirnya ia menganggukkan kepalanya. Kini Joanna melingkarkan tangan kanannya pada lengan kiri Andi, Kemudian mereka mulai melangkahkan kaki bersama ke menuju ke pintu utama rumah ini yang sudah terbuka lebar.
"Besok siang anak-anak siapa yang jemput, Jo?"
"Juna, An."
"Memang dia enggak kerja?"
"Kerja setengah hari. Istrinya sore juga sudah sampai rumah. Jadi mungkin pulang dari bandara, Deva langsung jemput mereka di sini atau di Maguwoharjo."
"Alhamdulillah kalo besok Deva sudah pulang. Aku sedikit tenang mau ninggalin anak-anak."
Joanna tersenyum saat mendengar jawaban Andi ini. Ada rasa syukur yang Joanna rasakan karena pada akhirnya ia bisa memiliki pendamping yang menyayangi cucu-cucunya dengan tulus.
Saat mereka sampai di depan pintu utama rumah, walau pintu itu terbuka, Joanna dan Andi memilih memencet bel. Tidak perlu waktu yang lama, Samira sudah keluar bersama Wisnuaji.
"Assalamualaikum," ucap Andi ketika sampai di depan pintu rumah ini.
"Waalaikum salam," jawab Wisnuaji dan Samira sambil mendekati Joanna serta Andi.
Beberapa saat mereka saling berjabat tangan dan kemudian Samira mengajak mereka untuk masuk ke rumah.
"Ayo, masuk. Tadi anak-anak sudah duluan masuk ke dalam. Mereka langsung main sama Edel."
"Memangnya Galen di mana?"
"Lagi sama River."
Joanna mengernyitkan keningnya. Ia cukup asing dengan nama itu. Sayangnya tidak dengan Andi yang tahu siapa River namun ia memilih diam saja tak berbicara sepatah katapun. Kini saat mereka sampai di ruang keluarga, Joanna langsung menghentikan langkah kakinya. Matanya langsung terfokus pada sosok Kimaya yang sedang duduk bersama suaminya. Sungguh, Joanna tidak habis pikir, bagaimana bisa Risnawan membiarkan istrinya menggunakan pakaian seseksi ini? Terlebih di sekitar mereka juga ada laki-laki lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Duda Meet Janda (Tamat)
General FictionSpin off from #Defabian and Seducing Mr. Julien. Joanna Tan, seorang wanita pebisnis berusia 55 tahun yang tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah kembali setelah pernikahannya dengan mantan suaminya yang bernama Ferdian Kawindra gagal di ten...